Ocha menggeliat, tidurnya terganggu karena tiba-tiba ia menginginkan sesuatu untuk mengisi perutnya. Kepalanya ia tolehkan ke arah Rangga yang tengah tertidur pulas, mereka berdua sudah memutuskan untuk satu kamar.
Ocha melihat jam diponsel yang menunjukkan pukul 01.15. Terlalu pagi jika membangunkan Rangga hanya untuk meminta makan. Jadi Ocha memutuskan untuk kembali tidur. Kedua matanya ia tutup rapat, berharap alam mimpi segera hadir dalam tidurnya.
Tapi sialnya, dirinya tak kunjung tidur. Walaupun kedua matanya dipejamkan, dirinya masih terjaga. Ocha tidak dapat menahan lebih lama. Ia segera bangun, setelahnya mengguncangkan tubuh Rangga agar terganggu dari tidurnya.
"Rangga, bangun!"
Rangga berdeham singkat. Sedangkan Ocha beralih menggelitiki Rangga, tapi tetap tak ada hasil.
"Rangga," bisik Ocha tepat di telinga kiri Rangga.
"Apa sih, Cha?" tanya Rangga dengan mata yang masih terpejam.
"Bangun!"
"Mau ngapain?" Rangga masih enggan membuka mata.
"Lo-nya bangun dulu," kata Ocha sedikit kesal.
Rangga menguap seraya mengucek matanya. "Kenapa?" tanyanya kemudian dengan menatap Ocha tanpa ekspresi.
"Gue laper."
"Makan."
"Justru gue bangunin lo karena pengen makan," kata Ocha menyengir. "Lo beliin gue makan ya."
"Bikin telor ceplok aja," sahut Rangga, lalu cowok itu mengubah posisi tidurnya menjadi telungkup.
Ocha mendecak. "Tapi gue maunya soto ayam, bukan telor ceplok."
"Yaudah, anggep aja telor ceploknya rasa soto ayam."
"Apaan sih," cibir Ocha. "Mau beliin gak?"
"Gak."
"Yaudah gue cari sendiri aja." Ocha beranjak dari kasur.
Seketika hening, hingga tiba-tiba ....
BRAK!
Ocha membanting pintu dengan keras, membuat Rangga terlonjak dan segera bangun dari tidurnya. "Cha! Iya gue beliin sekarang."
Rangga mengejar Ocha, saat membuka pintu kamar, ternyata cewek itu tengah berdiri sambil tersenyum.
"Nah, gitu dong, harus mau." Ocha mendorong tubuh Rangga yang menghalangi jalannya, segera ia masuk kembali ke dalam kamar dan duduk di kasur dengan santai.
Rangga mengacak rambutnya, ia kira Ocha akan nekat keluar rumah seorang diri hanya demi mencari soto ayam.
Cowok itu berbalik dan menghampiri Ocha. "Kenapa gak siang aja?" tanya Rangga.
"Gue maunya sekarang."
"Siang aja ya, gue beliin dua bungkus deh," kata Rangga membujuk.
Ocha menggeleng. "Tadi bilangnya lo mau beliin sekarang! Jangan PHP."
"Iya, iya." Rangga mendesah lesu lalu berjalan ke kamar mandi untuk membasuh muka guna mengusir jauh rasa kantuknya. Setelahnya, ia memakai jaket dan berjalan kembali mendekati Ocha. Rangga mengulurkan tangannya.
Ocha mengernyit. "Apaan?"
"Salim sama gue."
Ocha mengerucutkan bibirnya, tapi tetap menuruti perintah cowok itu. Demi soto ayam.
"Hati-hati."
♥♥♥
Rangga menghentikan motornya di tepi jalan. Sudah hampir satu jam berkeliling tapi tak kunjung menemukan kedai soto ayam.
Rangga mengambil ponsel di saku jaketnya, menelepon koki yang bekerja di kafe Ardilova—berharap bisa membantu. Tapi nihil, sudah panggilan kelima tapi tak kunjung mendapat jawaban.
Rangga memasukkan kembali ponselnya. Berpikir sejenak. Seketika sebuah ide terlintas dibenaknya. Rangga kembali menjalankan motornya, kali ini ke sebuah tempat makan terkenal dengan lambang huruf M.
♥♥♥
Rangga sudah kembali ke rumah. Cowok itu sedang berada di dapur mengubrak-abrik isi lemari. Lalu senyumnya mengembang saat sesuatu yang dicarinya sudah ia dapat.
Mi instan rasa soto dan sohun mentah.
Rangga membuka bungkus sohun lalu meletakannya di dalam mangkok, dilanjut menyiram sohun dengan air mendidih yang sebelumnya ia masak.
Menunggu sohun lunak, Rangga beralih memasak mi instan rasa soto. Beberapa menit hingga sudah jadi, Rangga mengaduknya lalu memisahkan antara mi dan kuahnya.
"Gue makan dulu ah mi-nya." Rangga menghabiskan mi yang tanpa kuah itu.
Tidak menghabiskan waktu lama sampai mi itu benar-benar habis. Rangga kembali melanjutkan kegiatannya. Membuka kulkas untuk mengambil kol, seledri, jeruk nipis. Lalu merajang kol dan seledri. Setelah sudah ia memasukkan kol dan sohun ke dalam kuah mi instan rasa soto.
Selanjutnya, menyuwir ayam yang tadi dibelinya. Segera mencampurkan suwiran ayam dan seledri, tak lupa memakai sedikit jeruk nipis. Rangga tersenyum menatap soto ayam buatannya. Ternyata dipikir-pikir, dirinya kreatif juga.
Rangga meletakkan mangkok soto ayam itu beserta segelas air putih di meja makan. Rangga bersiap memanggil Ocha, yang ternyata malah tertidur pulas.
"Cha, bangun." Rangga menepuk bahu Ocha, membuat cewek itu menggeliat.
"Udah?" tanya Ocha.
Rangga mengangguk.
Setelahnya mereka berdua berjalan menuju ruang makan. Ocha duduk ditemani Rangga.
"Kok soto ayamnya gini sih, Ga?" tanya Ocha seraya mengernyit.
"Kenapa?"
"Gak meyakinkan," jawab Ocha.
"Coba aja," kata Rangga.
Akhirnya Ocha mencicipi kuahnya terlebih dahulu. "Rasanya kok kayak kuah mi instan."
Sekuat mungkin Rangga menahan tawanya, ia berusaha menampilkan raut heran. "Ah, masa sih?"
Ocha mengangguk. "Nih, lo cobain deh." Lalu mengarahkan satu suapan kuah soto ayam ke arah Rangga.
"Enak kok, kuahnya rasa soto."
Soto mi instan maksudnya, batin Rangga melanjutkan.
"Lo beli di mana emang?"
Rangga bergumam panjang. "Di perempatan pinggir jalan."
"Emang ada yang jual soto di situ, ya?"
"Pake gerobak. Mungkin kebetulan lewat," jawab Rangga seraya meringis, terpaksa harus berbohong.
Ocha kemudian mencoba sohun dan ayamnya. Setelah itu meneguk air putih dan langsung berdiri dari duduknya.
"Lah, mau ke mana?" tanya Rangga. "Belum habis makanannya."
"Buat lo aja," kata Ocha berjalan menuju tangga.
"Kenapa?"
"Gue udah kenyang," teriak Ocha, cewek itu sudah menaiki setiap anak tangga.
Rangga menatap soto ayam buatannya. "Udah kenyang apa gak enak sih?" Lalu cowok itu mencobanya lagi.
"Enak kok. Gue cape-cape buat malah gak dihabisin," katanya bermonolog. Akhirnya, soto ayam itu Rangga yang menghabiskan.
🐁🐈
Bekasi, 21Des20.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Enemy [TERBIT]
Teen Fiction[SEGERA TERBIT] ⚠PLAGIATOR, HUSSS ❗Beberapa part di hapus demi kepentingan penerbitan "NIKAH?" tanya Rangga dan Ocha berbarengan, keduanya saling melirik satu sama lain. "ENGGAK!" bantah keduanya tegas. Apa jadinya jika partner ribut a.k.a musuh beb...