VOTE dan KOMEN, YAW!!
HAPPY READING!
🐁🐈
Ocha memejamkan kedua matanya rapat-rapat, ia merasakan jika Adrian sudah berhasil menggunting baju yang ia kenakan dari bawah hingga atas.
"Lo harus jadi milik gue, dengan cara apapun itu. Lo masih inget sama kata-kata itu 'kan, sweety?"
Rasanya Ocha ingin menulikan pendengarannya sejenak. Semua ucapan Adrian terdengar sangat menjijikkan.
"Gue rasa lo gak akan lupa. Harusnya lo wanti-wanti peringatan dari gue. Jadi kalau udah kayak gini, bukan salah gue 'kan?" Adrian menghebuskan napas sejenak. "Lagian, lo nya juga sih, terlalu lengah. Punya pacar juga gak berguna!"
Ocha menahan rasa kesal mati-matian, giginya sampai gemeletuk mendenger ocehan Adrian yang terus mengatai Rangga. "Jaga omongan lo!" Terpaksa ia membuka kedua matanya, menyorot tajam ke arah Adrian yang sedang memainkan gunting. Memang dasar cowok tidak waras.
"Kenapa harus marah kalau emang fakta." Adrian melihat jam yang terpasang di pergelangan tangan kirinya. "Padahal gue udah ulur-ulur waktu, ya kali aja, pacar lo itu ada gunanya dateng ke sini. Terus jadi pahlawan, deh."
Napas Ocha sudah memburu, menahan kesal. Jika kedua tangannya tidak terikat, sudah ia pastikan wajah Adrian akan dibuat babak belur.
Adrian menarik ujung singlet yang Ocha kenakan dan mulai mengguntingnya.
Ocha menggigit bibir bawahnya, degup jantungnya kembali berpacu cepat.
BRAK! BRAK!
Ocha maupun Adrian menoleh ke arah pintu yang menjadi sumber suara.
BRAK!
"Bangsat lo!"
"Rangga." Mata Ocha berbinar, ada harapan untuk bisa selamat dari sekapan Adrian.
Rangga menendang tubuh Adrian hingga gunting yang dipegangnya terlempar jauh. Ocha dapat bernapas lega, dirinya takut jika Adrian menggunakan gunting itu untuk mencelakakan Rangga.
Rangga langsung menghajar Adrian secara membabi buta. Mereka terus beradu jotos. Ocha bahkan meringis melihatnya, terus merapal doa agar Rangga tidak kalah melawan Adrian.
Karena setahunya, Rangga tidak pernah berkelahi. Berbeda dengan Adrian si pentolan sekolah yang hobinya mencari keributan. Tapi kalau Ocha lihat-lihat, suaminya itu jago juga.
Adrian tersungkur, itu menjadi peluang untuk Rangga melepaskan tali yang mengikat Ocha.
"Ga, awas!"
Bugh.
"Argh!" erang Rangga sembari memegang tengkuknya yang dipukul menggunakan balok kayu.
"Lemah!" tandas Adrian tertawa sumbang.
Rangga meringis, sambil berusaha mengumpulkan tenaga untuk menyerang Adrian kembali.
Di saat Adrian tengah bahagia atas kekalahan Rangga. Cowok itu buru-buru menyerang dadakan, membuat Adrian yang sedang lengah mundur beberapa langkah ke belakang dan balok kayu itu ikut terlempar.
Rangga kembali menghajar Adrian tanpa ampun. Mengabaikan rasa sakitnya.
Ocha mengigit bibir bawahnya, masih belum bisa terbebas. Pasalnya, tadi Rangga sedang melepas tali yang mengikat kaki. Andai saja melepas bagian tangan terlebih dahulu, Ocha pasti sudah bisa membebaskan ikatan talinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Enemy [TERBIT]
Teen Fiction[SEGERA TERBIT] ⚠PLAGIATOR, HUSSS ❗Beberapa part di hapus demi kepentingan penerbitan "NIKAH?" tanya Rangga dan Ocha berbarengan, keduanya saling melirik satu sama lain. "ENGGAK!" bantah keduanya tegas. Apa jadinya jika partner ribut a.k.a musuh beb...