42 // Perang Batin

3.4K 332 17
                                    

HAPPY READING!

——————

-Ku suka kamu apa adanya.
Senatural mungkin aku lebih suka-
.
[Natural—D'masiv]

♥♥♥

Tok. Tok. Tok.

"Berisik, Rangga!"

Ocha berteriak nyaring entah sudah yang ke berapa kali. Cowok itu mengganggu acara malam minggunya bersama Sang guling.

"Open the door atau gue dobrak!" seru Rangga di luar sana.

Ocha menggerutu kesal, dengan sangat terpaksa ia beranjak dari kasur dan membuka kunci pintu kamarnya. Sehingga menampilkan Rangga yang sedang menyengir lebar.

"Mau ngapain sih?" tanya Ocha kesal.

"Mari kita party!" katanya bersemangat.

"Males."

"Gak asik lo." Rangga menggeser tubuh Ocha, hingga dirinya bisa masuk ke dalam kamar cewek itu. Lalu tanpa izin merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Ngapain malah tiduran di situ?"

"Abis lo gak mau dateng, berarti gue juga gak dateng." Rangga memejamkan matanya, enggan menatap mata Ocha. Dirinya pura-pura merajuk.

"Masa gak dateng ke ulang tahun gebetan, nanti dia kecewa loh," cibir Ocha. Kemudian ia teringat kata-kata Gladis sewaktu memberi undangan pada Rangga. Ocha berdeham dua kali sebelum meniru suara Gladis yang super manis. "Kak Rangga termasuk orang yang paling aku tunggu."

Rangga membuka mata, lalu menatap Ocha tajam.

"Apa?" balas Ocha menantang.

"Cemburu bilang aja."

"Siapa yang cemburu? Enggak tuh!" tukas Ocha dengan suara yang meninggi.

Rangga bangun dari posisi tidurnya, ia duduk di tepi ranjang. Menatap Ocha dengan tatapan mengintimidasi. "Santuy dong, gak cemburu tapi kok marah-marah."

"Berisik."

Rangga tersenyum geli. "Kalau emang gak cemburu. Buktiin dengan lo dateng ke sana."

"Apa hubungannya?" kesal Ocha.

"Lo gak mau dateng karena takut gue bermesraan sama Gladis 'kan?" tuduh Rangga, membuat Ocha melotot tajam.

"Apa melotot-melotot?" balas Rangga yang juga ikut melotot.

"Udah sana lo keluar." Ocha mendorong tubuh Rangga agar beranjak dari kasurnya.

"Cha?" panggil Rangga. "Lo gak takut kalau nanti di sana gue nembak Gladis di hari spesialnya dia?"

"Terus gue harus peduli?"

"Oke, lo nantangin. Jangan nangis kalau besok lo denger kabar gue jadian sama Gla—"

Ucapan Rangga terpotong karena ponsel Ocha berdering menandakan ada seseorang yang menelepon.

"Ochhaaaa!"

Terdengar teriakan Meyka dari seberang sana.

"Apaan sih berisik."

"Heheh. Gue lagi sama Cara nih."

"Terus? Penting banget buat gue tau?"

"Lo mah gitu. Ayo gercep kita berburu berondong."

"Nyebut Mey nyebut, gue aduin ke Awil nih."

Married with Enemy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang