"Oekk ... Oekk... ."
"Sabar, ya, nak. Nanti setelah rujak jualan ayah laku, ayah belikan kamu susu," Ujar pria paru baya itu, sambil menimang nimang bayi dalam gendongannya agar berhenti menangis. Jam tangan yang melingkar tangannya sudah menunjukkan pukul 11:30. Matahari bersinar dengan teriknya, membuat siapapun enggan berlama lama di bawah sinarnya. Tapi, tidak dengan pria paru baya 30an itu, sambil menggendong bayinya yang sedari tadi tak henti hentinya menangis, lapar? Yah, bayi itu menangis karena lapar, ayahnya si penjual rujak, tak punya uang untuk membeli susu anaknya, sudah sedari pagi ia jualan tapi tak membuakan hasil.
"Bang! rujak!"
"Iya, mbak. Tunggu sebentar." senyum senang menghiasi wajah si tukang rujak 'Syukurlah nak rujak ayah ada yang beli, jadi ayah bisa beliin kamu susu' batinnya. Segera ia mendorong gerobak nya menyebrangi jalan ke tempat mbak pembeli itu, saking senangnya si penjual rujak itu tak melihat sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi kearahnya dan ...
Brakkk...
Gerobak rujak itu terlempar dan hancur, si penjual rujak alias bapak si bayi itu, mendekap erat bayinya, mencoba melindungi anaknya. Ia terguling guling dijalan.
Bugh...
Si penjual rujak itu terhenti saat menabrak trotoar, darah mengucur dari pelipisnya, ia menunduk, dirinya tersenyum melihat bayinya tak terluka parah, hanya sedikit lecet dan lebam saja, tak berapa lama banyak orang berkerumun di tempat kecelakaan itu, dua orang turun dari mobil yang tadi menabraknya, seorang pria dan wanita berperut buncit, yang nampaknya tengah mengandung
"Astagaaa!" pekik wanita itu. Ia menggendong bayi dalam dekapan pria yang tadi mereka tabrak. Air mata mengalir dari sudut matanya, ia menatap bayi dalam gendongannya dengan tatapan sedih dan rasa bersalah, sedangkan si pria hendak menolong si ayah bayi namun urung karna ucapan nya.
"To ... Tolong ... J-ja ... Gah ... Anak ... Ku." dan setelahnya mata itu tertutup rapat, pria yang menabraknya menatap nanar si ayah bayi.
***
Ressi pov
Hossshhh...hossshh...
Nafas gue memburuh bak orang yang baru lari maraton 100 km, gue terduduk seraya menatap sekeliling. Hanya mimpi.
"Kenapa mimpi itu harus datang lagi sih?! "
Tok tok tok
"Ressi bangun nak, ntar telat sekolah!" teriak mommy dari balik pintu.
"Ya mom Ressi dah bangun kok." balas gue sedikit berteriak.Segara gue turun dari ranjang menuju kamar mandi, dua puluh menit kemudian, gue sudah siap dengan seragam sekolah plus tas ransel gue.
"Pagi Mom, Dad," sapa gue saat tiba di meja makan. Daddy dan mommy tersenyum menanggapi.
"Sarapan dulu." ucap mommy seraya meletakan roti yang dipoles selai strowbery kesukaan gue.
"Gimana sekolah kamu, Sii?" tanya daddy tanpa melihat ke gue, tapi malah fokus pada koran yg dia baca.
"Ya, gak gimana gimana," jawab gue santai sambil mengunyah roti. Terdengar helaan nafas dari daddy.
"kemarin daddy dapat kabar, katanya kamu berantem sama adek kelas kamu. Berulah terus kamu ini, gak bosen apa masuk bk?" tanya dady sambil ngeliatin gue serius.
"Kamu itu cewek loh, harus jaga sikap, " timpal mommy.
"Dadd,mom, Ressi berantem kan ada alasannya, lagian tuh cewek yang resek dadd, massa dia buli temennya, kan ressi kesal, lagian daddy juga yang bilang kalau ada orang yang butuh bantuan harus kita bantu, ya, ressi kan sebagai siswi yg baik ngebantuin tuh cewek yang dibuli," ujar gue membela diri.
"Tapi bukan berarti harus dengan kekerasan Ressi__"
"Dadd, Ressi berantem juga karna dia, massa dia bilang ressi 'kuntil badak sukanya nyari muka doang loh' yah kan kesal ressi, dah la dad mom ressi mau brangkat ntar telat lagi," potong gue, lalu berdiri menghampiri momy lalu mencium pipi kanan setelahnya daddy.
"Hati hati jangan ngebut," pesan mommy
"Yes mom!"
***
Gue turun dari mobil, langsung menuju kelas, sepanjang koridor banyak pasang mata menatap ke gue, ada yang natap kagum, iri, dan juga tatapan-tatapan genit dari para kaum adam. Gue cukup terkenal disekolah. Bukan karena prestasi, namun suka membuli. Padahal sebenarnya, gue membuli pun ada alasannya. Seperti kejadian dua hari lalu, dimana Manda-rival gue-membuli adik kelas. Tentu saja gue tak terima dan berakhirlah perkelahian gue dan Manda.
Tiba dikelas, gue mendapati, Anjel, Kia dan Dara yang sepertinya sedang bergosip ria. Paling yang dibahas oppa oppa korea itu.
"Pagi guys," sapa gue lalu duduk di bangku gue, sebelah gue ada bangku Anjel dan dua bangku depan diduduki Kia dan Dara.
"Pagi Chi."
"Pagi."
"Hhmm."
"Kantin yuk guys, laper nih," ajak kia.
"Hayuklah," jawab gue.
Kita berempat beranjak pergi ke kantin. Entah karena fokus ngobrol sambil jalan atau memang dia yang terlalu buru buru, gue hampir saja terjatuh karena ada orang yang menabrak gue.
"Jalan pakek mata dong! " sewotnya. Gue mendongak, melihat siapa yang telah menabrak gue.
"Loh waras gak sih, dimana-mana jalan tuh pakek kaki ogeb!" gue balas berteriak. Sudah salah, malah nyolot.
Dia, Allardho Lucio Rayandra, berlalu begitu saja tanpa rasa bersalah.
"Dasar cowok gaje! " maki gue.
Gue dan ketiga sahabat gue, menuju meja kantin di pojok kanan yang memang telah diklaim milik kita. Tak ada yang berani membantah, karena gue adalah ketua 'The Queen' nya SMA Pelita. Dan sedikit informasi, laki laki yang tadi menabrak gue adalah ketua 'The King' nya SMA Pelita.
TBC
PenulisRR:')
Senin 27 Juli 2020 (09:14)Revisi:
Kamis 25 Maret 2021 (14:44)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Your Love [Tamat] (Proses Revisi)
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA:).... "Jika cintamu hanya sekedar sandiwara, tak apa teruskan saja, setidaknya aku bisa merasakan cintamu walau hanya angan" Ressi--- ------------------------------------- "MAMAAA!!! RESI NGOMPOL!!! " All berteriak kaget meli...