Ressi pov
(20:15)
Udah jam delapan All belum juga pulang. Sumpah gue khawatir banget, mana ditelepon gak aktif. Gue coba telepon lagi, dan yes. Diangkat.
"Hallo All!"
"Loh dimana? "
"Kok belum pulang? "
"Ini siapa? "
Deg
Suara perempuan
Gue liat siapa yang gue telepon. Bener kok nomor nya All. Tapi kenapa yang angkat perempuan?
"I... Ini siapa? " tanya gue mencoba setenang mungkin.
Tut tut
Shit!!! Dimatiin. Segera gue ambil kunci mobil lalu beranjak cari All. Masa iya All selingkuh? Gak inget istri apa!
Gue mengendarai mobil dengat kecepatan di atas rata rata, dengan pikiran yang kalut. Sibuk memikirkan All, sedang apa dia? Dimana? Kenapa sama cewek? Siapa cewek itu?
"Aaarrrkkhhhh!!! " teriak gue sambil memukul stir.
Tanpa sadar, didepan gue ada anak kecil yang tiba tiba menyeberang jalan.
Tin tin
Dia udah gak bisa lari lagi.
Brakkk...
Karena gak mau nabrak tuh anak kecil, gue banting stier dan akhirnya menabrak tiang listrik. Kepala gue terbentur keras stir. Darah segar mengalir dari pelipis gue. Pandangan gue mulai kabur dan akhirnya menggelap.
****
All pov
Dengan pikiran kacau, gue mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata rata. Gue berhenti di pinggir jalanan yang sepi, bahkan sangat jarang dilewati. Konon, dijalan ini sering terjadi pembunuhan.
Lama gue diam, hingga tak menyadari hari sudah gelap. Menambah kesan angker disini. Tapi gue bukan laki laki penakut. Menatap lurus depan, membayangkan Ressi yang ciuman dengan Nathan membuat dada gue sesek.
Entah kenapa bisa, padahal gue gak ada rasa apa apa sama dia. Atensi gue beralih ke ponsel yang baru saja berdering. Nomor tidak dikenal.
"Siapa? "batin gue
Karena penasaran, gue angkat.
"Halo! "
Suara ini? Kayak kenal. Tapi siapa?
"H-hallo! " ucap gue terbatah.
"Bener ini Edo?"
Edo? Jangan bilang ini?
"Halo! Ini bener nomor nya Edo kan? "
"Nini! "
****
Setelah kejadian tadi. Gue sekarang sedang bertemu dia, yang tadi telepon gue. Didepan gue, dia duduk seraya tersenyum memandangi wajah gue. Lesung pipinya tercetak jelas, menambah kesan imut tersendiri. Dia Kefani, masa lalu yang meninggalkan begitu banyak kenangan manis yang masih gue ingat sampai sekarang. Tapi juga meninggalkan luka yang teramat pedih!
Kefani Anindira Gelsen, Cinta pertama gue.Kalau ditanya, bagaimana rasa gue sekarang ke dia, jawaban. Ah entahlah, gue juga bingung. Tapi gue gak bisa munafik, kalo gue seneng dia kembali.
Dulu gue sangat berharap dia kembali ke sisi gue. Dan sekarang dia kembali. Tapi disaat yang tidak tepat. Walau bagaimana pun. Gue udah beristri.
"Apa kabar? Masih ingat aku kan? Nini! " tanyanya tanpa menghilangkan senyuman indahnya.
Gue tersenyum tipis. "Baik. Iya gue inget! "
"Yah kok loh-gue sih Do! " protesnya. Dulu gue kesal kalau dia bicara loh-gue. Dan sekarang?
"Emm, Kamu apa kabar? " tanya gue setenang mungkin, mencoba menghilangkan kegugupan yang sedari tadi menyerang. Mungkin efek ketemu mantan kali. Mantan terindah pula.
"Eh, kalo terindah gak mungkin jadi mantan dong! " batin gue.
"Aku baik. Sangat baik malah. Apa lagi setelah ketemu kamu lagi setelah sekian lama. " ujarnya. Gue cuma tersenyum tipis.
"Emm. Gu- eh maksudnya aku mau ke toilet bentar." dia mengangguk.
Setelah nya gue beranjak pergi ke toilet.
Author pov
Tak lama setelahnya ponsel All berdering. Rupanya Edo lupa bawak ponselnya, bantin Fani. Karena penasaran siapa yang telepon Edo, Fani mengambil nya. Tertera disana nama nya Ressi?.
Ressi, siapa? batin Fani.
Fani menggeser tombol hijau guna mengangkat telepon.
"Hallo All!"
"Loh dimana? "
"Kok belum pulang? "
"Ini siapa? "
"I... Ini siapa? "
Ditanya kok balik nanya!, karena kesal. Fani memutuskan sepihak telepon itu.
All pov
Setelah nya gue beranjak pergi ke toilet.
Sesampainya di toilet, gue mandangin wajah gue yang kelihatan sekali gugup. Kenapa gue gini sih?! Dulu aja gak gini?!
Gue rogoh kantong celana cari ponsel gue. Eh kok gak ada? ah mungkin tertinggal di maja tadi.
Setelah merasa lebih tenang. Gue kembali ke meja dimana gue sama Fani ketemuan.
Gue duduk dengan tenang. Awalnya, hanya ada kecanggungan diantara kami. Tapi lama kelamaan, kecanggungan itu hilang entah kemana.
Gue berbicang banyak dengan Fani. Ternyata Fani gue gak berubah. Lalu terdengar deringan ponsel gue. Nama Mama tertera disana.
"Assalamualaikum, halo ma! "
"Cepat kerumah sakit xxx Ressi kecelakaan! "
Deg
****
Howlah....
Up lagi...
Double up ga?... :vTBC
PenulisRR:')
Sabtu 17 Oktober 2020 (16:54)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Your Love [Tamat] (Proses Revisi)
RomansaFOLLOW SEBELUM MEMBACA:).... "Jika cintamu hanya sekedar sandiwara, tak apa teruskan saja, setidaknya aku bisa merasakan cintamu walau hanya angan" Ressi--- ------------------------------------- "MAMAAA!!! RESI NGOMPOL!!! " All berteriak kaget meli...