66.MLYL🎀 Bertemu?

89 6 37
                                    


HOLLA....
BERTEMU KEMBALI....
GAK SUKA LAMA LAMA JAUH, LANGSUNG PERTEMUKAN AJA:)

HAPPY READING...






Ressi pov

"Sudah sering ku katakan, jangan tidur larut malam! Liat, kita masih terjebak macet sedangkan meeting dimulai lima belas menit lagi! Kau ini-"

Gue mendengus kesal. "Cukup! Kupingku panas mendengar ocahan tak bermutu mu itu Aylen! "

"Tak bermutu? Tak bermutu kau bilang?! Oh Ressi! " dia menggelengkan kepala tak habis fikir.

"Percuma kau mengoceh, tak kan membuat kita berada dalam ruang meeting seketika! " ucap gue.

"Sudahlah! Diam! " gue mengangkat satu alis, dia yang terus mengoceh sedari tadi dia juga yang marah.

Setelah Aylen memakirkan mobil, gue dan Aylen segera memasuki gedung yang bertuliskan 'Lucio grop' . Setelah menanyakan pada resepsionis dimana ruang meeting, gue dan Aylen segera menuju ruang meeting yang berada di lantai 7.

Walau muka tampak tenang saja, tapi lain dengan jantung gue. Berdedetak kacang, ini bukan kali pertama gue telat meeting. Dengan pelan, gue mendorong pintu. Seketika semua mata tertuju pada gue dan Aylen.

Gue menunduk sedikit. "Maaf atas keterlambatan saya, terjadi sedikit masalah tadi. " jelas gue.

"Duduklah, saya memaklumi itu karena memang telat adalah kebiasaan anda. " ucap salah Mr Giogino. Sedikit tertohok dengan perkataannya, tapi tak bisa disalahkan juga, yang ia bilang kenyataan.

Gue duduk di kursi yang kosong, Aylen duduk di sebelah gue. Meeting dimulai.

Merasa ada yang memperhatikan, gue melirik kanan kiri. Manik gue tertuju pada sosok di seberang gue. Menatap gue lekat.

'tolong, jangan lagi! ' batin gue.

Dada gue bergemuruh hebat sekarang, keringat dingin membanjiri dahi gue. Tangan gue bergetar.

"Ressi, kau baik-baik saja? " tanya Aylen berbisik. Gue menggeleng pelan, mata gue masih tertuju padanya. Hampir empat tahun tak bertemu tapi jantung gue masih sama, masih merasakan deg degan hanya dengan tatapan matanya.

Dia tersenyum. Oh astaga! Semyum itu memabukan. Bibir yang dulu selalu tersenyum, bibir yang dulu membuat gue terbang setinggi tingginya.

Dia masih sama seperti empat tahun lalu. Hanya saja jambang itu membuatnya lebih tampan dan, seksi.

"Mrs Vlidhimirt, anda mendengarkan saya? "

"Yah apa?!"

Astaga! Bagaimana gue bisa tidak fokus begini. Sekarang gue menjadi pusat perhatian.

"Anda baik-baik saja Mrs Vlidhimirt? Wajah anda nampak pucat."

Deg

Dia berbicara pada gue? Oh bodohnya. Tentu saja, hanya gue satu satunya Mrs Vlidhimirt disini.

"Mrs Vlidhimirt? " Lagi, gue tersentak mendengar suara Mr Giorgino.

"Apa bisa meetingnya di tunda dulu? Sepertinya Ressi kurang enak badan. " ucap Aylen. Dalam hati gue mengucap syukur atas kepekaan Aylen.

"Baiklah kalau begitu. Meeting kita tunda minggu depan saja. "

"Terima kasih Mr Giorgino," ucap gue.

"Sama sama. "

Gue dan Aylen keluar ruang meeting. Gue memegang kepala yang terasa bersenyut. Mungkin efek begadang semalam.

My Love Your Love [Tamat] (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang