51.MLYL🎀 Kecemburuan All

67 15 23
                                    

All pov

"Jadi kenapa nih loh ngajak kita kita kumpul?" tanya Vano.

Zion mengangguk. "Tumben banget, di Club pula. " sahut Criss.

"Ressi marah sama gue. " ucap gue.

Criss mengernyitkan dahi bingung. "Marah kenapa? Loh balikan sama Fani lagi? "

Pletakkk

"Gue udah move on! " bantah gue.

"Lah terus?"

"Cerita jangan setengah setengah lah! "

"Inget malam kita mabuk?" Vano, Criss dan Zion mengangguk.

"Karena terlalu mabuk, gue sampai gak sadar. Gue... Gue... -"

"Gue? " beo Vano, Criss dan Zion.

"Jangan bilang loh? " tanya Vano kaget. Gue mengangguk lesu.

"Wah... Parah loh! "

"Gimana gimana? Otak gue gak ngeh! " ucap Criss. Gue memutar bola mata kesal. Pura pura oon atau memang gak tahu.

"Ehem ehem!" sahut Vano.

"Ehem apaan sih?! Yang jelas kenapa! "

"Sok polos nih anak! " sungut Zion. Vano mendekatkan mulutnya ke telinga Criss, lalu membisikkan sesuatu.

"LOH PERKOSA ISTRI LOH?!!! " Criss berteriak kaget. Untung saja tidak banyak yang menyadari karena teriakan Criss teredam oleh suara musik.

"Eh, tapi gak salah juga lah. Loh kan suaminya. " celetuk Vano.

"Nah iya bener, seharusnya Ressi ngerti dong! " sahut Zion.

"Iya gue tahu. Tapi Ressi gak suka dipaksa! "

"Bujuk coba. Ajak jalan kek atau apa. Perempuan biasanya luluh digituin! " saran Criss.

"Ressi kalo marah susah dibujuk! "

"Usaha dulu ogeb! "

Gue bergumam pelan lalu meneguk Wine hingga tandas. Saat melihat kearah sampaing, mata gue tak sengaja melihat pemandangan yang tak pernah sama sekali gue kira.

Emosi gue memuncak tak kala orang yang gue pikirkan sedari tadi berpelukan dengan orang lain. Dan parahnya dia berada di Club.

"Kenapa loh All? " tanya Zion.

Tanpa sepatah kata gue beranjak menghampiri mereka. Dengan emosi yang sudah tak dapat terkendali, gue menarik kerah bajunya dan langsung melayangkan bogeman pada wajahnya.

Bukhhh

"NATHAN!!! "

Gue terus menghajar dia tanpa ampun. Sampai sampai dia tak bisa melawan balik. Ressi menahan tangan gue yang sudah siap melayangkan bogeman kembali.

"All stop! " pinta Ressi.

Gue menghempaskan tangannya kasar lalu berdiri. Nathan terbatuk memuntahkan dara dari mulutnya. Semua pasang mata menatap gue. Bahkan musik DJ pun terhenti.

"MAKSUD LOH APA HAH?!!! " tanya gue berteriak. Ressi terlonjak kaget sampai sampai menangis.

"Aku bisa jelas--"

"GUE GAK BUTUH PENJELASAN LOH SIALAN!!! "

"All udah! Malu diliatin banyak orang! " ujat Vano.

Gue menatap tajam Ressi dan Nathan, lalu pergi dari sana. Mengabaikan panggilan Ressi.

*******

Threeple shit!

Kenapa rasanya sakit banget. Gue memukul dada gue berharap itu bisa menghilangkan rasa sesak didada. Gue tak habis pikir, kenapa Ressi bisa berbuat itu. Gue pikir dia benar benar udah move on dari mantannya.

"Aaaarrrkkhhh!!! " gue berteriak frustrasi. Seisi kamar juga sudah bagai kapal pecah. Dan itu ulah gue. Setelah kejadian tadi, gue pulang ke apartemen dan melampiaskan kekecewaan gue pada barang barang tak berdosa ini.

Ceklekkk

Tanpa gue lihat, gue sudah tahu siapa yang datang.  Enggan rasanya melihatnya. Karena hanya akan menimbulkan sakit hati. Sesuatu terasa menyentuh  lengan gue. Gue menoleh, Ressi dengan pipi yang sudah banjir air mata menatap sendu gue.

"Dengerin penjelasan aku dulu. " pintanya.

"Aku gak sengaja ketemu Nathan--"

"GAK SENGAJA KETEMU DI CLUB?! IYA?!! "

"JANGAN PIKIR GUE BEGO!!! GUE LIHAT SEMUA NYA DARI AWAL!!! "

"Tolong dengerin dulu, tadi itu dia nol---"

"GUE GAK BUTUH PENJELASAN LOH SIALAN!!! "

"Oh... Sekarang gue tahu kenapa loh gak mau gue anter! KARENA LOH MAU KETEMUAN SAMA MANTAN KEPARAT LOH ITU KAN?!! "

"Gak seperti itu All, "

"APA?!! HAH!! GUE LIHAT LOH CIUMAN SAMA DIA!!! LOH PELUKAN SAMA DIA!!! "

"All plese! Dengerin aku dulu! "

Tubuh gue meluruh kelantai. Kaki gue terasa tanpa tulang, tak bisa menopang tubuh gue lagi. Dan tanpa gue inginkan, cairan bening menetes keluar dari pelupuk mata gue. Sungguh, hati gue sesak!

"Gue tahu loh marah karena rebut sesuatu berharga loh! Tapi gak gini juga Ress!"

"Gue suami loh! Tapi loh marah saat gue sentuh loh! Tapi dia, DIA! CIUM LOH!!! DAN PARAHNYA LOH GAK MARAH SAMA SEKALI!!! "

"Hiksss, All maaf. Semua gak seperti yang kamu lihat. Hikss tolong dengerin penjelasan aku dulu!"

"Gue gak butuh penjelasan loh! "

"Sekarang loh keluar! Gue mau sendiri!"

"All pl---"

"GUE BILANG KELUAR!!! "

Terdengar suara pintu terbuka lalu kembali tertutup. Gue memandang nanar pintu itu. Gue pernah patah hati, tapi rasanya tak sesakit ini.

Mungkin gue memang tak bisa menggantikan posisi Nathan dalam hati Ressi. Cinta pertama Ressi.

"Aaarrrkkkhhhh sial!!! "



*****



Ekhemmm.....
Up lagi nih....
Pendek ya?....
Hehe....
Lagi banyak tugas jadi gak sempet nulis....

See you next part.....

(づ ̄ ³ ̄)づ








                                        TBC










PenulisRR:')
Rabu 18 November 2020 (12:57)

My Love Your Love [Tamat] (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang