67.MLYL🎀 Berjuang

90 8 69
                                    


Ressi pov


Gue melempar tas sembarang arah. Duduk di sofa dengan perasaan dingkol. Gue memijit pelipis, pusing mendera gue. Pusing dengan semua kelakuan All. Semenjak kejadian dia dengan lancang nya masuk kamar gue dua minggu lalu, nampaknya tamparan gue waktu itu tak membuatnya jerah.

Ia terus gencar mendekati gue. Seperti tadi, gue sedang melakukan pemotretan, All dengan lancang nya datang lalu menyampirkan jas nya pada gue lalu membawa gue pergi.

Ia membawa gue masuk ke mobilnya. Entah mau dibawa kemana gue pun tak tahu. Gue tentu saja memberontak dan memarahi nya karena tingkah aneh nya itu. Namun jawaban yang gue dapat sungguh diluar dugaan.

"Aku gak rela tubuh kamu diliat laki-laki lain. Apa kamu ga liat giimana pofografer tadi liatin kamu dengan tatapan tergoda?! Kamu cuman punya aku! "

Itu bukan kali pertama ia bertindak seperti itu. Dan karenanya pula gue yang seharusnya menjadi model digantikan. Perusahaan All dan perusahaan Rigel memang bekerja sama.

Ngomong-ngomong Rigel, gue jadi kangen. Sudah dua minggu lebih ia pergi ke indonesia karena mengurus cabang perusahaannya disana. Entah kapan laki-laki itu pulang.

Ting tong!

Dengan langkah malas gue beranjak membukakan pintu.

"Ada perlu ap-" kata-kata gue terhenti saat melihat siapa yang datang.

"RIGEL!!! "

Gue langsung saja memeluknya. Ia membalas pelukan gue.

"Kenapa tidak bilang kalau mau pulang, kan aku bisa jemput di bandara!" ujar gue tanpa melepas pelukannya.

Ia terkekeh lalu mengecup puncak kepala gue. "Kejutan SweetHeart, " ujarnya.

"Ayo masuk! " gue berjalan masuk dengan tangan Rigel yang senantiasa menempel di pinggang gue.

Gue meletakkan secangkir kopi dan sepiring Cap cake yang tadi gue beli. Gue duduk di sebelahnya.

"Bukannya kau bilang minggu depan baru pulang? " tanya gue heran.

"Memang, tapi aku harus mendatangi pesta yang di adakan lucio group. Partner kerja sama kita," ujarnya. Lucio group, perusahaan All.

Rigel mengesap sedikit kopinya. "Kau juga di undang kan? " tanyanya.

"Entahlah, Aylen tak memberi tahu apa pun."

"Mungkin dia lupa. Menejermu itu kan ceroboh. " ujar Rigel. Gue memukul pelan lengan Rigel. Namun dalam hati mengiyakan juga.

"Kau datang bersamaku," entah pertanyaan atau perintah, gue tak tahu. Namun gue iyakan saja.

"Hm."

****

Dan malam pun tiba. Gue memoleskan lipstik pada bibir gue. Lalu tersenyum, memandangi cermin, mengagumi betapa cantiknya gue.

Dengan  dresa merah menyalah yang memampangkan kaki jejang mulus gue. Rambut gue juga di sanggul sedemikian rupa.

"Berapa lama lagi aku harus menunggumu? "

Gue berbalik. Melihat Rigel berdiri di ambang pintu. Gue berjalan mendekatinya.

"Aku sudah siap, ayo! " ajak gue.

****

"Kau tidak boleh pergi barang selangkah pun dariku, paham? " Rigel mengeratkan tangannya di pinggang gue.

"Kenapa begitu?!"

"Liat lah pakaianmu yang terbuka ini. Aku tidak mau ada laki-laki yang melihatnya! " gue memutar bola mata malas. Rigel sama saja seperti All. Over protektif.

My Love Your Love [Tamat] (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang