68.MLYL🎀 Bersaing

92 9 47
                                    


Ressi pov

"Aku tak habis fikir dengan mantanmu itu," ujar Rigel sambil bersedekap tangan.

Ia terus saja mengoceh sedari tadi hanya karena tahu All masih gencar mendekati gue. Tadi All mengirim buket bunga besar juga coklat yang jumlahnya tidak sedikit.

Rigel yang mengetahui itu langsung menyuruh orang untuk membuang semua pemberian All. Bakan ia memarahi gue karena menerima pemberian All.

"Ingat! Dia itu mantanmu, kenapa kau terima pemberiannya? " gue menyandarkan diri di sofa. Menggelengkan kepala melihat kelakuan Rigel. Padahal gue bukan siapa-siapa nya.

"Memang kenapa kalau aku menerimanya? Rezeki tak boleh ditolak kan? "

Rigel duduk di sebelah gue. " Jelas saja aku cemburu! " geramnya.

"Kenapa cemburu? Kau kan bukan siapa-siapa aku, " ujar gue.

"Itu karena kau yang selalu menolak cintaku dan terus saja berkubang dalam cinta masa lalumu! "

Gue mengehela nafas. "Maaf, tapi aku tidak bisa membuka hatiku lagi. Kisah cinta masa lalu cukup membuatku trauma akan percintaan." raut kesal Rigel berubah, sepertinya ia merasa bersalah karena membuat gue sedih.

"Honey-"

"Andai saja melupakan semudah membalik telapak tangan. Akan dengan mudah kau masuk ke hatiku. Aku juga tak mau terus berada dalam kubangan masa lalu, tapi dalam kubangan itu seperti ada magnet yang menahanku. " Rigel menggenggam kedua tangan gue.

"Aku tahu, tapi cobalah untuk menerimaku sebagai kunci. Kunci yang akan membuka kembali hatimu. Kunci yang akan membuka pintu agar kau bisa keluar dari kubangan masa lalumu itu. Sulit memang, tapi usaha tidak akan mengkhianati hasil. Hatimu terkunci karena kau tak mengizinkan kuncinya untuk membuka pintu hatimu, bukan karena kemauanmu, bukan juga karena kau masih belum bisa melupakannya. "

"Aku hanya tak mau menjadikanmu pelampiasan, Rigel. "

"Kau tak tahu sesakit apa rasa kehilanganku. Kehilangan dua orang sekaligus dan fakta yang membuat hatiku makin hancur. " Air mata luruh, mengingat ini semua selalu berujuang air mata.

"Bahkan mama tak pernah mencoba mencariku. Entah kemana ia sekarang. " Rigel mendekap gue.

"Sudah, jangan menangis lagi. " perlahan, tangis gue mulai reda. Gue mengurai pelakunya.

"Bagaimana kalau kita makan malam di luar? " tawar Rigel. Gue mengangguk.

"Aku siap siap dulu kalau begitu. "

Gue berdiri dari sofa. Baru selangkah gue jalan, suara bel menghentikan langkah gue. Gue berjalan menuju pintu.

Menghela nafas sabar, lagi lagi dia datang. Tak ada bosan bosan nya mendekati gue. Gue akan menutup pintu, namun dengan sigap ia menahannya.

"Tak mau menawarkan aku masuk? " tanyanya. Gue memutar bola mata malas.

"Apa? " tanya gue.

"Apa? "

"Ha? "

"Ha? "

"Hiss! Apa mau loh?! " dia terkekeh. Sangat senang membuat gue naik darah.

"Mau menemui ibu. " gue mengernyit bingung.

"Enggak ada ibu loh disini! "

"Ada. " dia menunjuk gue.

"Ini ibu, ibu dari anak-anakku kelak. " dia tertawa geli karena gombalannya sendiri.

"Basi! " cetus gue. Sejujurnya dada ini bergemuruh hebat. Gombalan recehnya berhasil membuat jantung gue serasa pindah tempat.

My Love Your Love [Tamat] (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang