44. MLYL🎀 Kesempatan Kedua?

89 18 24
                                    

Ressi pov

Ingin tahu rasanya dikhianati? Oke, gue kasih tahu sebisanya, karena pada dasarnya, rasa sakit hati tak bisa didefinisikan. Pernah tertusuk jarum? Bagai mana rasanya? Sakit. Pernah terluka karena silet? Perih.

Disaat gue sudah mulai nyaman. Bahkan rasa sayang gue sangat besar kepadanya. Kepadanya yang mengkhianati gue. Dan dia malah mempunyai hubungan dengan mantannya. Gue terkekeh miris meratapi nasib gue. Kalau ditanya, gue cinta dia apa tidak, jawabannya iya. Gue akui gue udah jatuh cinta kw dia. Entah sejak kapan rasa ini muncul. Mungkin sejak dia mulai mengkhianati gue.

Diruangan yang mencekam ini. Gue hanya bisa memandang pilu semuanya. Sejak kejadian dimana gue dan All kepergok ciuman sama Mommy.

Gue duduk disebelah mommy, dan disamping mommy ada daddy yang duduk berhadapan langsung dengan All. Daddy terus menatap All datar. Dan mommy yang juga menatap sinis All. Gue? hanya diam, meratapi nasib.

Daddy memanggil anak anak buahnya, lalu menyuruhnya mengambil sesuatu. Setelah anak buah daddy membawakan apa yang daddy minta, dia melempar map itu ke meja. Penasaran, gue ambil mapnya dan membukanya.

Gue memandang datar apa isi map itu. Melihat ekspresi gue, mommy merebut mapnya. Mommy nampak sangat terkejut dengan isi map itu. Mommy menatap All benci, sedangkan yang ditatap hanya menundukkan kepala.
Mommy melempar map itu ke depan All, dan langsung diambil dan dibaca All. All nampak kaget.

"Bisa jelaskan itu! " ujar daddy datar.

*****

All pov

Setelah adegan ciuman gue kepergok mommy, gue sekarang seakan sedang disidang oleh daddy dan mommy. Daddy terus menatap datar gue, juga mommy yang menatap gue sinis. Anak buah daddy membawakan map yang gue gak tahu isisnya. Tapi melihat ekspresi Ressi dan mommy setelah membacanya membuat gue penasaran dan was was karena mommy semakin menatap gue tak suka.

Mommy melempar mapnya ke gue. Segera gue buka dan baca. Seketika mata gue terbelalak kagey. Bagaimana daddy tahu gue berhubungan dengan Fani? Dan parahnya, didalam map juga ada beberapa Foto gue dan Fani yang sangat intim. Seperti berciuman.

"Bisa jelaskan itu! " ujar daddy datar.

Gue meneguk saliva susah. Melirik daddy yang terus menatap gue dengan tatapan permusuhan.

"D... dia Fani. Mantan All--"

"Mantan?!" potong daddy.

"Itu... "

"Maaf. " cicit gue seraya menunduk.

"Saya menyerahkan anak saya ke kamu dengan cara baik baik. Kami tahu kalian itu dijodohkan. Tapi bukan berarti kamu bisa berlaku senaknya terhadap anak saya! " hardik mommy. Gue cuma bisa menunduk.

"Kami menyerahkan putri kami dengan cara baik, maka pulangkanlah dia dengan cara baik!" geram daddy. Sangat nampak bahwa daddy tengah menahan emosinya.

"Mak.... maksud daddy? " tanya gue heran, pulangkan?

"Ceraikan Ressi! "

"Gak!!! " sahut gue cepat. Gak mungkin gue ceraikan Ressi disaat perasaan gue udah nyaman.

"Tolong beri All kesempatan memperbaiki semuanya dad, All janji! " lanjut gue memohon.

"Saya beri kesempatan---"

"Dad!!! " potong mommy.

"Apa yang kesempatan kesempatan! Gak ada! " lanjut mommy.

"Dengar dulu mom! " ujar daddy. Mommy mendengus kesal.

"Saya beri kamu kesempatan untuk berubah. Tapi, jika Ressi masih mau menerima kamu! "

Sekarang semua atensi mengarah ke Ressi. Perlahan gue berjongkok didepan Ressi. Menggenggam tangannya.

"Kamu mau kan kasih aku kesempatan? Aku janji berubah kok! Aku bakal putusin hubungan aku sama Fani! " ujar gue. Ressi hanya menatap gue datar.

Ressi menghela nafas pelan lalu mengangguk. Senyum gue merekah melihatnya. Gue langsung memeluknya erat.

"Jaga! Jangan sampai kamu sakiti! Saya tidak akan memberikan kesempatan berikutnya! " ujar daddy tegas. Gue mengangguk.

"All janji daddy! "

"Saya pegang janji kamu! "

****

Setelah kejadian tadi pagi, gue dan Ressi memutuskan buat diam saja dirumah. Walau Ressi telah memaafkan gue, tapi tetap saja wajahnya selalu datar, tak seperti biasanya.

"Sayang! " panggil gue lalu duduk di tepi kasur sebelah Ressi. Memeluknya dari samping.

"Kamu kenapa? " tanya gue.

"Apanya? " tanyanya balik. Gue terkekeh pelan.

"Mukanya, kok cemberut aja. Senyum dong! " ujar gue seraya tersenyum. Ressi menampakkan senyum paksanya.

"All! " panggilnya.

"Ya? "

"Aku mau sesuatu! "

"Apa? "

"Putusin dia depan aku! "

Gue cuma mengangguk, walau separuh hati gue tak rela. Tapi bakal gue coba dulu sama Ressi.

Ressi bangkit dari duduknya, tapi sebelum itu. Gue menarik tangannya hingga Ressi duduk dipangkuan gue. Ressi mencoba turun, gue memeluk pinggangnya agar Ressi tak pergi.

"Mau kemana? " tanya gue. Ressi menggeleng.

"Yaudah sini aja! " gue makin mengeratkan pelukannya. Membenamkan wajah gue di ceruk lehernya.

"All geli! " protes Ressi. Gue terkekeh geli.

Gue merebahkan diri kekasur dengan Ressi diatas gue. Memeluknya erat.

"Lepas ih! "

"Gak! "

"Ihss!! "





                                        TBC


PenulisRR:')
Kamis 29 Oktober 2020 (19:06)

My Love Your Love [Tamat] (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang