59.MLYL🎀 Ternyata

111 13 29
                                    



Dirumah kecil di suatu kota. Tepatnya diruang tamu, seorang pria tengah berdebat dengan sang istri. Tangisan kuat bayi itu terdengar kuat memenuhi seisi rumah. Sih bayi yang menjadi saksi langsung akan perdebatan sengit kedua orang tuanya.

"Dasar jalang! Beraninya kau bermain di belakang ku? " maki si pria. Wanita itu, atau bisa disebut istri nya, menatap jijik suaminya.

"Pakai otakmu! Mana mau aku bersama pria miskin sepertimu?! Pikir itu!!" jawabnya. Membuat sih pria memgepalkan tangan sampai buku buku jarinya memutih. Tapi ia mencoba sabar untuk tidak bermain kasar, bagaimana pun pula, didepannya ini masih istrinya. Istri yang sangat ia cintai dengan sepenuh hati. Dulu, ia adalah pria tampan yang sangat sukses. Pembisnis yang terkenal pada masanya. Hingga suatu ketika, sahabat nya menawarkan kerja sama. Kerja sama yang menguntungkan si sahabat, tapi tak dengan dirinya. Ia ditipu sahabat sendiri.

"Aku mau cerai!!! " tegas si istri.

"Jangan bodoh, pikirkan anak kita Vlanery!! "

"Kamu urus saja anak sialan itu. Aku gak butuh!! "

Plakkk!

"Kurang ajar kamu. Dan detik ini juga, kamu saya talak!!! "

Si istri memandang remeh suaminya. Tangannya terangkat mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah akibat tamparan sang suami.

"Oke! Aku pergi. Jangan pernah mencariku! "

"Jangan harap saya mencari mu jalang sialan!!! " ucapan pedas itu memberhentikan sejenak langkah wanita itu. Entahlah, hatinya sakit dibilang begitu. Padahal ia sangat yakin rasanya untuk suaminya sudah kandas.

Tangisan bayi itu semakin kencang, mungkin ia ikut merasakan kesedihan akibat keluarganya yang yang berantakan. Si ayah membawa si bayi kedalam kendongannya. Menatap sedih anaknya.

"Ayah akan jadi ayah juga bunda buat kamu. Jangan nangis lagi sayang, ayah menyayangimu!

*****

"Oekk.. Oekk.. "

"Sabar ya nak, nanti setelah rujak jualan ayah laku, ayah belikan kamu susu." Ujar pria paru baya itu sambil menimang nimang bayi dalam gendongannya agar berhenti menangis. Jam sudah menunjukkan pukul 11:30 Matahari bersinar dengan teriknya membuat siapa pun enggan berlama lama di bawah sinarnya. Tapi tidak dengan pria paru baya 30an itu, sambil menggendong bayinya yang sedari tadi tak henti hentinya menangis, lapar? Yah, bayi itu menangis karna lapar, ayahnya si penjual rujak, tak punya uang untuk membeli susu anaknya, sudah sedari pagi ia jualan tapi tak membuakan hasil.

"Bang rujak!!!....."

"Ia mbak tunggu sebentar." senyum senang menghiasi wajah si tukang rujak 'Syukurlah nak rujak ayah ada yang beli, jadi ayah bisa beliin kamu susu' batinya. Segera ia mendorong gerobak nya menyebrangi jalan ke tempat mbak pembeli itu, saking senangnya si penjual rujak itu tak melihat sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi kearahnya dan...

Brakkk...

Gerobak rujak itu terlempar dan hancur, si penjual rujak alias bapak si bayi itu mendekap erat bayinya mencoba melindungi anaknya ,ia terguling guling dijalan,

Bukh...

Si penjual rujak itu terhenti saat menabrak trotoar, darah mengucur dari pelipisnya, ia menunduk, dirinya tersenyum melihat bayinya tak terluka parah hanya sedikit lecet dan lebam saja, tak berapa lama banyak orang berkerumun di tempat kecelakaan itu, dua orang turun dari mobil yang tadi menabraknya, seorang pria dan wanita awal tiga puluan,

"Astagaaa!!!" pekik wanita itu sambil menggendong bayi itu, air mata mengalir dari sudut matanya, ia menatap bayi dalam gendongannya dengan tatapan sedih dan rasa bersalah, sedang kan si pria hendak menolong si ayah bayi namun urung karna ucapan nya.

"To... Tolong... J.. Ja.. Gah.. Anak.. Ku." dan setelahnya mata itu tertutup rapat, pria yang menabraknya menatap nanar si ayah bayi.

.
.
.
.
.

Ressi pov

Ternyata fakta itu begitu menyakitkan. Gue pikir, hidup gue sudah sempurna dengan kasih sayang orang tua yang lengkap, kasih sayang dari para sahabat, juga kasih sayang dari suami. Tapi ternyata, semua itu di sangkal oleh fakta.

Mendengar cerita mama Anjel membuat gue ingin marah. Ia meninggalkan gue yang masih bayi demi selingkuhnya. Dan fakta lainnya, ayah kandung gue sudah meninggal. Dan yang lebih menyakitkan, yang menyebabkan ayah gue meninggal ada mertua gue. Papa dan mama.

"Jadi Ressi sama Anjel saudaraan? " tanya gue pada mama Anjel. Oh bukan, bunda maksudnya. Bunda yang tega menelantarkan anaknya sendiri.

Bunda menggeleng lalu menghapus air matanya. " Bukan, dia bukan anak kandung bunda."

"Maksud tan- eh bunda? " tanya gue.

"Di-"

"Mama, "

Belum selesai bunda menjelaskan, suara yang sarat akan kesedihan menghentikannya. Disana, Anjel berdiri dengan wajah yang penuh air mata. Tatapannya memancarkan kesedihan yang amat dalam.

"Sayang! Kok kamu disini?! " tanya bunda terkejut.

"Jadi aku bukan anak mama. Dan anak mama sebenarnya dia? " tanya Anjel lalu menunjuk gue.

"Nak-"

"Kenapa? KENAPA MA?! Hiksss, " Anjel terisak pilu.

"Kenapa mama rahasiain ini dari Jeli?! " tanya Anjel.

"Sayang dengerin mama-"

"MAMA JAHAT!. DAN LOH!-" Anjel menunjuk gue. "LOH BUKAN ANAK MAMA! MAMA CUMA PUNYA GUE! "

Setelah membentak gue, anjel berlari keluat rumah.  Gue ikut berlari mengejarnya. Gue kuwalahan mengejar Anjel yang larinya cepat. Di tambah kondisi gue yang berbadan dua.

"ANJEL! TUNGGU! "

Anjel berlari ke seberang jalan. Dan saat ingin menyebrang, gue yang tidak melihat kanan kiri pun tertabrak truk yang melintas.

Tubuh gue berguling di aspal. Kepala gue teramat sakit. Air mata menggenang di pelupuk mata. Perut gue juga sangat sakit. Sesuatu terasa mengalir dari pangkal paha gue.

"RESSI!! "

"CHI!!! "

Gue sempat mendengar suara teriakan Anjel dan... All? Lalu, semuanya gelap.













                                         TBC






PenulisRR
Rabu 9 Desember 2020 (21:04)

My Love Your Love [Tamat] (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang