"Jangan berharap terlalu lebih...Karena rasa sakit yang paling sakit yaitu ketika ditampar oleh kenyataan" ResiRestika----
Ressi pov
"Oke, cukup! " Menghembuskan nafas lelah. Akhirnya selesai juga. Gue beranjak duduk di kursi yang sudah disiapkan.
Oh, lihatlah! Kau sangat cantik Honey! " puji sang fotografer. Gue tersenyum simpul. Seseorang datang lalu duduk disebelah gue.
"Hai! "
"Oh, hai! " balas gue menyapa.
"Bagaimana kerjaanmu hari ini? " tanyanya.
"Cukup baik, " jawab gue.
"Mau makan siang bersama? " gue tersenyum lalu mengangguk. Kita berdua berjalan beriringan keluar. Lalu menuju salah satu kedai makanan.
"Kau suka pekerjaan itu? " tanyanya lalu menyuapkan pasta kedalam mulutnya.
Gue meminum coklat dingin yang tadi gue pesan. "Suka, sangat suka. Menjadi model adalah salah satu impianku."
Ya, inilah pekerjaan gue sekarang. Meliak liukan tubuh di depan kamera, berpose seindah mungkin.
Sejak kejadian dua tahun lalu, gue memutuskan menetap di London, inggris. Memulai karir sebagi model."Tapi aku yang tidak suka, " balasnya. Gue mengangkat alis bingung.
"Aku tidak rela tubuhmu dilihat banyak orang. Apa lagi para laki-laki diluaran sana. "
Gue tertawa pelan. "Oh, Rigel! Kau ini, ada-ada saja!"
Rigel memutar bola mata malas lalu menyuapkan pasta kembali. Rigel bos gue, bukan sekadar bos saja, tapi bintang pengganti matahari gue yang hilang. Dia orang yang baik, orang yang mampu mengembalikan senyum yang sempat hilang dari gue.
"Lusa aku akan pergi ke indonesia, kau mau ikut? " tanyanya.
Menghembuskan nafas, gue menggeleng. Rigel tersenyum lalu mengacak puncak kepala gue. "Aku paham, tapi jangan terlalu larut dalam masa lalu. Masa depan menantimu, " ucapnya.
"Tidak ada masa depan lagi untukku, Rigel," ucap gue pelan.
"Siapa bilang?"
"Orang di depanmu ini siap menemamimu menata masa depan," ucapnya sambil mengedipkan sebelah mata.
Gue terkekeh pelan. "Kau ini Rigel! "
"Kau sudah selesai? " tanya gue.
"Langsung pulang atau jalan dulu? " tawarnya.
"Pulang saja, badanku butuh rebahan, " balas gue.
"Dasar kaum rebahan! " cibirnya, membuat gue lagi lagi terkekeh.
*****
Setelah sampai di apartemen, gue bergegas mandi, menghilangkan penat karena seharian bekerja. Setelah selesai, gue memoleskan bedak tipis ditambah lip blam. Lalu mengeringkan rambut menggunakan herdrayer.
"Loh! Mana ya? " gue mencari sisir yang biasanya tergeletak di meja rias, kini hilang entah kemana. Gue membuka laci dan...
Deg
Lagi, luka itu berdenyut nyeri.
Gue ambil foto itu lalu memeluknya erat. Setetes demi setetes air mata luruh. Dua tahun ternyata tidaklah cukup untuk gue melupakan luka itu. Dua tahun lamanya luka itu tak tersembuhkan. Gue rindu, gue ingin memeluknya, tapi semua sudah berbeda. Keadaan sudah berubah. Ia bukan lagi milik gue.
"All," lirih gue.
Gue jatuh terduduk di lantai. Menangislah yang bisa gue lakukan. Setiap mengingat All, hati gue terasa nyeri, membayangkan kebersamaan All dan Fani.
****
Ting Tong!
Gue yang sedang menonton televisi segera beranjak membukakan pintu. Gue mempersilakan dia masuk. Ia duduk di sofa tanpa gue suruh. Apartemen gue sudah seperti rumah kedua baginya.
"Sweetheart, tolong buatkan aku kopi! " perintahnya tanpa menoleh. Jarinya sibuk mengotak-atik cenel tv.
Tanpa kata, gue beranjak menuju dapur membuatkannya kopi. Lima menit kemudian, gue kembali dengan secangkir kopi dan coklat dingin. Gue duduk di sebelahnya.
"Kau dari mana? " tanya gue.
"Mengurus setumpuk berkas." Gue mengangguk saja
Dia merebahkan diri lalu menggunakan paha gue sebagai bantalannya. "Aku lelah, berkas berkas itu terus saja menguras hari-hariku. Ingin rasanya menjadi pengangguran saja," adunya. Gue tertawa pelan sambil mengusap rambutnya.
"Itu resikomu memiliki banyak perusahaan! " dia mengubah posisinya menghadap perut gue.
Dia mengusap perut gue. "Kapan baby kita akan tumbuh disini? "
Pletak!
"Jangan asal bicara! " tegur gue. Dia memutar bola mata malas. Lalu merubah posisi menjadi duduk menghadap gue.
"Aku serius! "
Gue memutar bola mata jengah.
"Mommy mengajakmu makan malam," ucap Rigel.
"Segeralah bersiap! " perintahnya.
Tanpa mengucapkan apa pun, gue beranjak menuju kamar. Tak membutuhkan waktu lama bagi gue untuk bersiap.
"Ayo! " ajak gue.
Rigel mengangguk, gue berjalan beriringan dengannya. Saat tiba di rumah mommy Rigel, semua sudah berkumpul. Semua keluarga besar Rigel datang. Gue duduk di kursi meja makan, Rigel duduk disebelah gue.
Kita mulai menyantap makanan masing-masing. Setelah selesai, semua masih dikursinya masing-masing.
"Ekhem! " dehem Regan, daddy Rigel. Semua mata tertuju padanya.
"Ressi! " panggil daddy.
"Kenapa dad? " tanya gue.
"Daddy lihat kalian semakin dekat. Apa kalian tidak mau menuju jenjang pernikahan. " ucap Regan.
"Tidak baik juga terlalu lama pacaran. " sambung Divia, mommy Rigel.
Gue tersenyum canggung. Ini bukanlah kali pertama gue mendapat pertanyaan seperti itu.
"Kami tidak pacaran mom, dan untuk menikah, Ressi belum memikirkan itu. Ressi masih harus fokus pada karir terlebih dahulu. " ucap gue.
"Kalau pun kalian menikah, Rigel tidak akan melarangmu menjadi model. Benarkan, Rigel? " Rigel tersenyum. "Tentu saja! "
"Bagaimana? Mommy dan daddymu sudah pasti setuju. " tanya daddy. Sungguh, gue bingung harus menolak seperti apa lagi.
"Mungkin Ressi butuh waktu. "
Syukurlah Rigel peka kalau gue tak bisa menjawab pertanyaan daddy. Mommy dan daddy tersenyum, nampak sekali senyum itu dipaksakan.
"Yasudah, pikirkan saja dulu. " gue mengangguk.
****
Sekarang gue sudah kembali ke apartemen. Pertanyaan atau lebih tepatnya permintaan mommy dan daddy Rigel tadi membuat mood gue turun. Rigel memang baik, pengertian, tampan dan mapan.
Tapi semua itu tidak bisa meyakinkan gue bahwa apa yang terjadi pada pernikahan gue dulu bisa terulang. Gue cuma butuh laki-laki yang bisa menemani gue dikala senang dan sulit. Tanpa adanya ikatan tertentu. Hanya itu.
Lelah dengan semuanya, gue terlelap. Dan berharap saat gue terbangun, kebahagiaan datang menanti gue.
*******
AAAAAAA!!!!!
SEMINGGU LEBIH GA UPDATE...
MAAPIN YAK? 👉👈
OTAK BUNTUH BANGET NIH....OKE SEE YOU NEXT PART🍒
TBC
PenulisRR:')
Rabu 20 Januari 2021 (19:49)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Your Love [Tamat] (Proses Revisi)
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA:).... "Jika cintamu hanya sekedar sandiwara, tak apa teruskan saja, setidaknya aku bisa merasakan cintamu walau hanya angan" Ressi--- ------------------------------------- "MAMAAA!!! RESI NGOMPOL!!! " All berteriak kaget meli...