37.MLYL🎀 Manja?

101 17 25
                                    

All pov

(07:25)

"Ressi! "

"Gak mau All, gak enak! "

"Namanya sakit apa aja gak enak Ressi! "

Sedari tadi gue bujukin Ressi buat makan. Susah banget sih cuma disuruh makan doang.

"Terus maunya apa? " tanya gue. Ressi nampak berfikir sejenak.

"Gue mau ayam bakar! " jawabnya semangat.

"Yaudah, tunggu. Gue bali dulu. "

"Jangan lama lama! "

****

Beli ayam bakar dimana pula ini. Jarang ada penjual ayam bakar yang buka pagi. Ponsel gue berdering, tertera disana nama Fani. Duh, angkat gak yah. Gak usahlah.

Tak berselang lama kemudian, gue nemuin warung ayam bakar yang udah buka. Segera gue pesen satu porsi ayam bakar, dibungkus.

Lagi, ponsel gue berdering, masih orang yang sama yaitu Fani. Gue berfikir sejenak dan memutuskan buat angkat tuh telepon.

"Hallo Do, kok lama angkatnya? Kamu lagi dimana? "

"Kenapa Ni? "

"Emmm, ketemuan yuk! "

"Maaf Ni, aku gak bisa. "

"Yah! Kok gitu? "

"Lain kali aja yah."

"Yaudah Deh!"

Tut tut...

Mungkin ini cara terbaik buat lupain Fani. Gimana pun juga gue udah beristri. Gue gak mau disebut laki laki berengsek.

Pesanan gue udah selesai, segera gue beranjak pergi setelah sebelumnya gue membayar nih ayam bakar. Takut membuat Ressi lebih lama menunggu lagi. Gue mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata rata.

Tibanya diruamah sakit. Gue langsung menuju dimana ruang Ressi dirawat.

Ceklek

Disana, ada papa sama daddy lagi ngobrol di sofa. Juga mama sama mommy yang lagi ngerumpi.

"Dari mana kamu All?! Kenapa Ressi ditinggal?! " tanya mama garang. "Itu, Ressi mau ayam bakar, makanya All beli dulu." jawab gue seadanya. Mama mengangguk mengerti.

"Lama banget sih! Gak tau apa orang udah laper?! Gimana kalo gue mati kelaparan? " pertanyaan bernada ketus itu berasal dari Ressi yang sedari tadi liatin gue sambil bersedekap tangan, tak lupa mata tajamnya yang seakan menghunus gue.

"Maaf, tadi susah nyari war--"

"Alasan!!! " potongnya kesal.

"Cerewet banget kamu Sii, udah untung All mau beliin! " sungut mommy.

"Udah udah. All kasih tuh ayamnya, Ressi udah laper. " lerai mama. Gue berjalan mendekati ranjang Ressi. Gue duduk di kursi sebelah ranjang lalu memberikan bungkusan ayam bakar ke Ressi.

Dia diam, tak menerima ayam bakarnya. Menatap gue tajam. "Suapin! " pintanya ketus. Gue mengangguk. Lalu membuka bungkusan itu. Mulai menyuapi Ressi yang tatapan tajamnya sedari tadi tak pernah lepas dari gue.

"Minum! "

Gue sodorin bibir gelas air putih yang gue ambil di atas nakas. Tapi Ressi malah menggeleng, membuat gue bingung dibuatnya.

"Mau jus! "

"Nanti gue beliin, sekarang menium ini dulu."

"Gak! "

"Banyak mau kamu ini Sii! " sungut mommy, Ressi menatap tajam mommy.

"Yaudah, gue beliin dulu."

"Terus yang nyuapin gue siapa?!! " sungutnya.

Lah, tadi mau jus.

"Yaudah, jusnya nanti aja kalo gitu. "

"Kan gue maunya sekarang! "

"Badan gue cuma satu, gak mungkin dibelah buat satu nyuapin loh dan satunya beliin loh jus kan?! "

Astagfirullah, sabar All. Orang sabar disayang istri. Baru kali ini gue nemu orang yang kalo manja nya itu ketus gini. Sedangkan para orang tua terkikik geli. Entah apa yang lucu

"yaudah! jusnya nanti, sekarang makan dulu, gue laper! "

Gue kembali menyuapi Ressi dengan sabar. Gimana enggak, mengunyah satu suapan aja lama banget, kayak pakai gerakan slow motion.

****

(22:15)

"Tidur Ressi, udah malem! "

"..."

"Ressi!! "

"..."

Kesal tak mendapatkan jawaban, gue rebut paksa ponsel dari tangan Ressi. Dia menatap kesal gue.

"Resek banget sih! "

"Tidur!!! "

"Balikin HP gue! "

"Besok gue balikin, sekarang tidur! "

Gue menyelimuti Ressi dengan telaten. "Gue ke toilet dulu." ujar gue, tak lupa mengantongi ponsel Ressi di kantong. Heran gue, kenapa sih Ressi suka banget baca gituan. Itu loh apa sih namanya. Aplikasi yang warnanya orange.

Dan yang lebih hebatnya, dia tahan baca tulisan sekecil semut itu sedari pagi sampai dah malam gini. Coba aja suruh baca buku pelajaran, baru buka satu lembar aja udah menguap ngantuk.

Selesai dengan urusan alam, gue keluar dan liat Ressi yang berbaring terlentang sambil menatap langit langit kamar, entah apa yang menarik dari langit kamar.

"Kenapa belum tidur?" tanya gue. Ressi menoleh lalu mengubah posisi menjadi duduk.

"Tidur udah malen Ress."

"Gak bisa." cicitnya sambil menunduk, meremas jari jari tangan dipangkuannya.

"Apanya yang gak bisa?"

"Tidur. "

"Merem! " titah gue, lalu duduk di samping Ressi. Ressi merebahkan dirinya lalu memeluk paha gue, membuat rasa aneh menjalar begitu saja. Gue mengelus kepala Ressi. Sudah sepuluh menit gue mengelus kepala Ressi, tapi sih empunya belum juga tidur walau sudah beberapa kali menguap.

"Merem Ress! " Ressi menggeleng, lalu menepuk sisi kasur sebelahnya. Mengisyaratkan gue berbaring disana.

"Gue gak bisa tidur kalo gak ada yang di peluk." cicitnya seraya mengukir pola abstrak dengan jarinya di paha gue. Menghembuskan nafas sabar, gue ikut berbaring disebelah Ressi.

Ressi langsung melingkarkan tangannya diperut gue seraya menenggelamkan wajahnya di dada gue. Seketika rasa hangat dan nyaman menghampiri. Gue bales pelukannya, tak lupa satu tangan gue naik mengusap usap pelan kepala Ressi. Tak butuh waktu lama, Ressi sudah terlelap dengan damainya. Disusul gue yang tiba tiba saja diserang kantuk. Mulai menjelajahi alam mimpi.




****

Howlah.....

Mau nanya dong....

Kesan kalian baca cerita ini tuh gimana?....

Satu kata buat cerita ini?.....












                                        TBC






PenulisRR:')
Senin 19 Oktober 2020 (21:16)

My Love Your Love [Tamat] (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang