All pov
Setelah kejadian kemarin, gue dan Ressi sudah balik ke apartemen. Gue bersyukur Ressi mau kasih gue kesempatan. Setelah gue pikir pikir, mungkin memilih Ressi yang terbaik.
Semenjak kejadian dirumah sakit, gue belum ketemu lagi sama Fani. Jujur, gue khawatir sama dia. Bagaimana keadaan sekarang? dia udah keluar dari rumah sakit atau belum?. Ingin rasanya gue menghubunginya, tapi gue tak yakin. Karena kalau gue mendengar suaranya lagi, bisa bisa gue gak bisa menjauh darinya.
Karena jujur, rasa itu masih ada dan masih sama. Separuh hati gue kosong tanpa Fani. Tapi gue bakal coba mengisi hati gue yang kosong dengan Ressi.
Sebuah tangan kecil melingkar diperut gue, gue elus tangannya. Melepas pelukan nya lalu berbalik, disuguhi langsung dengan senyum manis Ressi.
"Ngapain disini? " tanyanya seraya melingkar tangannya di belakang leher gue. Gue memeluk pinggangnya lalu menggeleng.
"Masih mikirin mantan yah?! " tuduh Ressi, gue tersenyum lalu menggeleng lagi.
"Bener?! " tanynya memastikan. Lagi lagi gue mengangguk.
Hening sesaat.
"Kamu mau lanjut kemana nanti setelah lulus? " tanya gue. Seraya menarik Ressi duduk dikursi yang ada dibalkon. Gue mengelus lembut surai panjang Ressi, dengan ia yang ada di pangkuan gue.
"Dulu sempat kepikiran mau kuliah di Inggris, tapi masih ragu." jawabnya. "Kalo kamu? " tanya Ressi.
"Disini aja, sekalian mau bantu papa ngurus perusahaan." jawab gue.
"Nanti mau makan malamnya apa? " tanya gue. Ressi nampak berfikir sejenak.
"Umm... Nasi goreng seafood gimana? " tawar Ressi. Gue mengangguk. "Boleh."
*****
Setelah makan malam, kita akan menonton drakor atas kehendak Ressi. Awalnya gue nolak, tapi dengan bujukannya gue luluh juga. Kita duduk bersila diatas kasur, laptop sudah ada, cemilan sudah ada.
Selama menonton, gue tak henti hentinya menguap. Sedangkan Ressi sedari tadi terus senyum senyum sendiri melihat adegan romantisnya. Bahkan saat adegan ciuman dia teriak teriak gak jelas saking bapernya.
Setelah dua jam berlalu, akhirnya filmnya usai juga. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat lima menit. Kita bersiap siap untuk tidur. Gue dan Ressi tidur berhadapan tanpa jarak. Dengan tangan gue yang memeluk erat Ressi.
"All! " panggil Ressi. Gue berdehem doang. "hm? "
"Aku mau kamu janji! " ujarnya.
"Janji? " beo gue bingung.
"Janji kalau kamu gak akan ngulangin kesalahan kamu! Pokoknya kamu harus setia sama aku! " ujar Ressi sambil menatap serius gue.
"Aku, Allardho Lucio Rayandra, berjanji akan selalu setia kepada Vlaressia Lecia Vlidhimirt. Dalam suka duka, dan tidak akan mengulangi kesalahan yang lalu! " ujar gue mantap.
"Awas yah kalo ingkar! " ancam Ressi sambil memicingkan matanya. Gue terkekeh pelan.
"Insyaallah aku selalu tepati janji aku! " ujar gue.
Gue dan Ressi saling pandang, tapi pandangan gue fokus pada bibir ranum Ressi. Bibir yang menjadi candu bagi gue. Tak tahan akan godaan didepan gue. Gue menarik tengkuknya lalu melumat habis bibirnya.
Sekarang posisi nya gue diatas Ressi mengukungnya. Saat tangan gue hendak bergerak lebih, Ressi melepas pungutan membuat gue merasa kehilangan.
Gue menatap Ressi dengan tatapan memohon. Karena demi apa pun, menahan nafsu itu sangat tidak enak. Karena bagaimana pun gue laki laki normal yang dikasih umpan dan diam disatu atap yang pastinya akan tergoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Your Love [Tamat] (Proses Revisi)
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA:).... "Jika cintamu hanya sekedar sandiwara, tak apa teruskan saja, setidaknya aku bisa merasakan cintamu walau hanya angan" Ressi--- ------------------------------------- "MAMAAA!!! RESI NGOMPOL!!! " All berteriak kaget meli...