Ressi pov
Cahaya yang masuk melalui cela gorden mengusik tidur gue. Mengerjab beberapa kali hingga akhirnya dengan sedikit tidak rela, gue membuka mata.
Tepat didepan wajah gue, All menatap gue dengan senyumnya. Tangan All membelai lembut pipi gue.Perlu beberapa saat untuk gue mencerna keadaan. Dan saat menyadari tubuh gue yang naked, mata gue membelalak. Kilasan kejadian tadi malam teringat kembali. Berawal dari Club, All mabuk, dan. Semuanya terjadi. All meniduri gue dengan paksa.
Mata gue memanas. Perlahan cairan bening keluar dari pelupuk mata. Begitu pun isakannya. Ingin marah, tapi tak bisa.
All mendekap tubuh polos gue erat seraya terus berguman kata 'maaf'. Meminta maaf pun percuma, semua sudah terjadi. Dan maaf tak akan bisa merubahnya kembali seperti semula.
Perasaan gue tak menentu, kesal, marah, kecewa bercampur menjadi satu. Meskipun All suami gue, tapi dia mengambilnya dengan paksa. Kesal rasanya.
*****
"Makan ya, aku suapin. " ujar All. Gue hanya menggeleng lemah. Sedari tadi All membujuk gue untuk makan, tapi selera makan gue gak ada sama sekali. Bahkan tadi, untuk mandi saja All yang memandikan gue. Bukan karena apa, bagian bawah gue terasa perih mengingat All sangat kasar tadi malam.
"Gak mau makan nasi? Yaudah bilang maunya apa? Nanti aku beliin! " ujar All membujuk. Gue tetap menggeleng.
"Nanti sakit lo kalo gak makan, makan ya? " lagi lagi gue menggeleng. All menghela nafas sabar.
"Makan diluar mau? " tanya All. Dan jawaban gue tetap sama. Menggeleng. All menggenggam kedua tangan gue.
"Aku tahu aku salah, tapi jangan hukum aku dengan menyakiti diri kamu kayak gini! Gak makan gak akan merubah segalanya! Kamu boleh marah, pukul aku semau kamu! Tapi kamu harus makan! Ingat, kamu punya penyakit maag! " cetus All dengan minggikan suaranya dikalimat akhir. Membuat gue lagi lagi ingin menangis.
Tak bisa ditahan, air mata gue luruh. All mengusap wajah gusar. All meletakan piring nasi di atas nakas lalu memeluk gue, membenamkan wajah gue didadanya yang bidang.
All melepas pelukannya setelah tangis gue redah. Menatap gue dengan senyum malaikatnya. Tangannya terangkat membelai sisa air mata dipipi gue.
"Makan ya, aku suapin?" dengan lesu gue mengangguk saja. Karena sedari tadi perut gue sudah terasa sedikit perih. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan lewat enam belas. Dan gue belum makan disaat hari sudah beranjak siang. Sedikit telat makan, maag gue akan kambuh.
Penyebab maag itu sendiri Karena kebiasaan gila gue dulu. Dulu, gue sangat suka membaca Wattpad. Oh tunggu, ralat. Sekarang pun masih. Dulu, pagi, siang, sore, malam dan kembali lagi kepagi. Rutinitas gue hanya membaca Wattpad. Hingga lupa makan dan keseringan begadang. Dan berakibat mempunyai riwayat penyakit maag.
Bahkan, dulu gue pernah dirawat dirumah sakit selama seminggu lebih karena maag yang sudah kronis. Tapi syukurlah, dengan aturan mommy dan daddy, gue sudah mulai membaik. Aturannya, tak boleh baca Wattpad sebelum makan. Batas membaca hanya jam 8. Sungguh tersiksa rasanya, karena Wattpad sudah seperti belahan jiwa gue. Lebai memang, tapi itulah adanya.
Bahkan saat gue masih duduk dikelas enam SD, gue sudah mampu menghasilkan uang jajan sendiri. Dengan membuat karya sendiri dan dikirimkan ke penerbit.
Kita lanjut kecerita awal. Suapan demi suapan gue lahap habis. All menyerahkan segelas air, gue menerimanya lalu meneguknya habis. All bangkit dengan membawa piring juga gelas yang gue pakai untuk makan. Membawanya menuju dapur.
*****
"Beneran gak mau diantar? Aku antar aja ya? " tanya all.
"Gak usah! " jawab gue jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Your Love [Tamat] (Proses Revisi)
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA:).... "Jika cintamu hanya sekedar sandiwara, tak apa teruskan saja, setidaknya aku bisa merasakan cintamu walau hanya angan" Ressi--- ------------------------------------- "MAMAAA!!! RESI NGOMPOL!!! " All berteriak kaget meli...