298

375 5 0
                                    

Satu jam kemudian, Kiba meninggalkan penginapan tanpa Ashlyn. Dia hanya ingin berjalan-jalan dan melihat-lihat sehingga dia tidak meminta ditemani.

Di pasar.

Langit dipenuhi kehangatan dan ketenangan. Matahari tidak lagi menghanguskan tanah dengan panasnya yang mengerikan.

Kiba berjalan melewati jalan yang penuh dengan kerumunan. Sisi-sisinya dipenuhi dengan kios-kios dan toko-toko yang menjual berbagai tanaman obat, buah-buahan berharga, mineral langka, dan permata unik. Para pemilik melebih-lebihkan nilai dan latar belakang mereka, bahkan banyak yang mengklaim asal mereka dari dunia asing.

Kiba memeriksa barang-barang dan tidak menemukan apapun yang disukainya atau kebutuhannya. Dia tiba di jalan lain dan sebuah toko mengambil perhatiannya.

Toko itu fokus pada melempar panah dan pisau dengan hadiah tergantung pada lemparan. Tidak seperti toko normal, kesulitannya tinggi mengingat kemampuan mutan.

Kiba tidak tertarik dengan hadiah atau permainan itu. Fokusnya lebih pada seorang wanita muda yang berdiri di atas papan dart.

Dia mengenakan gaun putih yang ditandai dengan pola bunga. Dia cukup cantik dan memukau dengan warna kulit cokelat terang, rambut cyan, dan mata.

Kiba tidak tertarik pada kecantikannya. Intriknya pada dirinya lebih karena tato yang dia miliki di punggung tangan kanannya.

Roda emas cerah dengan delapan hantu.

Chakra Dharma.

Kiba ingat dia telah melihat wanita ini sebelum memasuki pameran. 1 Pada saat itu, dia terbang di udara bersama dengan kelompoknya. Dia ingin bertemu dengannya, tetapi situasinya tidak memungkinkannya.

Kiba melangkah menuju toko. Toko itu agak besar dengan lusinan papan dart yang berfokus pada pisau dan anak panah serta berbagai rintangan.

Papan akan terus berputar dari satu tempat ke tempat lain. Secara acak, tombak dan tanaman merambat akan keluar dari lantai untuk menghentikan panah dan pisau yang masuk. Lalu ada lapisan api dan rintangan air yang tercipta di antaranya.

The rewards depended on the landing of the dart or knife. In dart case, the maximum reward was on the bullseye. While on balloon board, the reward was placed inside the colorful balloons. What one gained was up to fate.

Kiba paid a fee to the shop supervisor and then walked next to the woman. In front of her, there was a short table upon which knives and darts were placed.

Streams of blue telekinetic energy swept out from her forehead and wrapped around 5 darts. The darts rose up high in the air in the aiming position.

Some ten meters ahead, a ballon board was rotating in high speed from one place to another. Her eyes flickered and the darts rushed through the air, leaving behind trails of telekinetic ripples.

In between, a curtain of water appeared followed by vines that swept towards the flying darts. The woman raised a hand and the vines were engulfed by a high attraction force. The same moment, the vines crashed on the floor and broke into pieces. Telekinetic force ripped the water curtain into fragments and allowed the darts to rush ahead.

Everything happened in less than ten seconds and the darts landed on five balloons that were oddly disturbed on the board.

The balloons exploded to reveal the gifts which were low-level beast bones and some herbs. Blue telekinetic energy wrapped the gifts in the form of bubbles and they flew towards her.

She made a sweeping motion and the bubbles left the shop. They soared above a crowded street after which the telekinetic energy disappeared. The gifts fell on the excited crowd below...

The Sinful Life of The Emperor  [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang