Hai selamat datang di cerita "Topeng" part pertama
Ada yang kangen sama Tiwi?
Kalok ada, sama Tiwi juga kangen sama kalianGimana nih?
Sudah siap untuk mengikuti kisah Aldi dan Salsha yang baru?
Sudah siap dengan lika liku hidup mereka?
Sudah siap dengan konflik baru?
Sudah siap?Pastikan kalian sudah berada di posisi ternyaman, nyalakan lagu kesukaan kalian, siapkan cemilan serta minuman kesukaan kalian
Dan mulailah membaca dan meng-haluSELAMAT MENIKMATI CERITA
🎭
Salsha memperbaiki letak bando merahnya sebelum sepasang kaki jenjangnya benar-benar memasuki gerbang sekolah yang di atasnya tertulis SMA Ananta.
"Oke, ayo kita masuk," ucap Salsha pada dirinya sendiri sambil melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam kawasan sekolah yang pagi ini nampak sudah ramai.
Hingga saat sepatu hitamnya memijak sempurna rumput-rumput di lapangan upacara yang sepertinya baru dipangkas kemarin, iris hitamnya menangkap sosok gadis ber-ransel pink dengan tatapan datar sedang berjalan menuju kelas.
"Sasya." Panggilan Salsha sukses membuat sang pemilik nama menoleh dan memberhentikan langkahnya.
Sementara Salsha nampak sedikit berlari menuju ke tempat dimana Sasya berdiri dengan anggunnya.
"Pagi," ujar Salsha dengan riangnya dan tak lupa senyum yang sejak tadi terus terpatri di wajah menggemaskannya.
"Pagi."
"Gue ikut ya ke kelas." Sasya mengangguk sebagai tanda persetujuan dan itu membuat kedua bola mata Salsha berbinar.
"Sasya tau nggak, novel remaja yang kemarin gue pinjem itu bagus banget. Gue udah selesai loh bacanya dan sekarang gue mau kembaliin novel Sasya. Sebentar." Salsha menghentikan langkahnya yang otomatis membuat langkah Sasya ikut terhenti.
Gadis ber-bando merah itu nampak membuka ranselnya kemudian mengambil sebuah novel bersampul putih dan menyodorkannya pada Sasya.
"Makasi ya novelnya," ujar Salsha dengan tangan yang sibuk menutup kembali resleting ransel.
"Sama-sama."
Keduanya kembali melanjutkan langkah kaki masing-masing sambil berceloteh riang. Ups, sepertinya hanya Salsha yang berceloteh di sini sementara Sasya memilih untuk mendengarkan sambil sesekali memberi saran jika diperlukan.
"Pekan olahraga sama seni udah dekat aja ya, jadi gak sabar deh pegang pom-pom lagi. Tau nggak, kemarin pom-pomnya Tiara rusak terus latihannya harus diundur karena Miss Wanda harus keluar beli pom-pom yang baru. Gue heran deh kemana dana sekolah selama ini? Masa pom-pom tambahan aja gak punya?"
Brukh
Berakhirnya celotehan Salsha menjadi awal dari kemarahan seseorang.
Salsha yang sadar telah menabrak orang kini perlahan menolehkan kepalanya ke arah manusia yang tadi ia tabrak. Hingga iris hitam menggemaskan Salsha bertemu dengan sepasang iris hitam pekat yang menatapnya dengan tatapan setajam silet.
Lalu perlahan pandangan Salsha beralih pada hoodie orang itu yang kini nampak kotor karena ketumpahan susu coklat yang orang itu bawa.
"Lo kalok gak punya mata, gak usah sok jalan sendiri!" sarkas orang itu, masih dengan tatapan tajamnya yang semakin membuat Salsha ketakutan dan terintimidasi.
Kilatan kemarahan semakin tercetak jelas dimatanya kala melihat hoodie putih kesayangannya kini kotor oleh noda susu coklat.
"Temen gue gak sengaja Di." Ucapan ketus Sasya membuat Salsha memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOPENG [END]
Teen Fiction"Jadi pacar gue." "Gamau!" "Kasi gue alasan kenapa." "Lo galak." 🎭 Tumpahan susu coklat memang menjadi awal dari kisah keduanya, dan mereka tak tau apa saja yang akan mereka lewati di depan untuk menjadi s...