🎭 • 32

255 29 2
                                    

Hai selamat datang di cerita Topeng part ketiga puluh dua

Kangen banget sama kalian
Maaf udah bunda update kemarin hehe
Sekarang aku lagi menebus keterlambatan aku
Kalian kangen juga gak?

Yuk

SELAMAT MENIKMATI CERITA

🎭

Yuni memilih rok abu-abu miliknya hingga terlihat kusut dengan hati yang sejak tadi tengah ketar ketir di dalam. Sungguh, berhadapan dengan sang ayah dengan suasana seperti ini sangatlah tidak enak.

"Katakan! Kenapa kamu melakukan itu?" tanya kepala sekolah dengan nada tegas yang selalu Yuni dengar kala dirinya melakukan kesalahan.

"Yunai tidak pernah melakukan hal seperti itu, Pa." Yuni masih terus berusaha untuk memberitahu semua orang bahwa dia tidak salah. Namun sekali lagi, nama Yuni sudah sangat jelek dimata warga Ananta.

"Asal kamu tau, kamu sudah mencoreng nama baik Papa sebagai kepala sekolah." Kepala sekolah membalikkan badan menjadi membelakangi putri semata wayangnya dengan tangan kanan yang memijit pelipis.

Yuni menunduk dalam sambil terus memilin ujung rok. Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya luruh karena ia memang tipe orang yang kalau dibentak sedikit langsung menangis. Kini, sudah tidak ada lagi yang membela dirinya. Bahkan para sahabatnya pun kini menghilang dari hadapannya seolah kemarin-kemarin mereka hanya singgah sebentar untuk menghambur-hamburkan uangnya.

"Maafkan Yunai, Pa. Tapi kali ini Yunai berkata jujur, kalau Yunai tidak pernah mencuri. Yunai-"

"Keluar!" ujar kepala sekolah dengan nada yang naik satu oktaf, membuat Yuni tersentak dengan air mata yang terus mengalir.

Yuni menghapus air mata yang sudah turun maupun masih menggenang di pelupuk matanya lalu bergegas keluar dari ruangan kepala sekolah yang atmosfernya sudah sangat panas. Yuni rindu dengan sosok mamanya yang dulu selalu melindungi dirinya dari kemarahan sang papa.

Air mata yang terus menerus turun walau sudah dihalau membuat pandangannya menjadi kabur. Namun tak lama, suara bisik-bisik memenuhi gendang telinganya. Jelas dia tidak tuli. Para penghuni koridor kini tengah membicarakan dirinya dan segala kejelekannya selama menimba ilmu di Ananta.

"Anak kepala sekolah kok mencuri? Memberi contoh yang gak baik banget buat yang lain," ujar salah satu siswi yang pernah Yuni bully dulu.

"Mampus! Kena karma deh," sahut temannya.

"Udah yuk, tar dia ngamuk." Siswi itu nampak menarik tangan temannya menjauh dari Yuni yang masih terisak. Seolah kalau mereka dekat-dekat dengan Yuni, maka mereka akan tertular sebuah virus mematikan.

"Bukan gue," lirih Yuni disela isakannya.

Tiba-tiba ponsel yang berada dalam saku rok nya bergetar, membuat gadis itu lekas mengambilnya guna melihat siapa yang mengirimi dirinya pesan disaat seperti ini. 

PENGURUS OSIS ANANTA

RatuClarrisaA. : Temen-temen, mohon datang ke ruang OSIS lima belas menit lagi ya

RatuClarrisaA. : Ada beberapa hal yang harus kita bahas

RafaPrawira : Oke

All : Oke, Rat

Yuni menyakukan kembali ponsel miliknya tanpa ada minat untuk turut membalas pesan dari Ratu. Namun entah kenapa, kini kedua kakinya malah berjalan menuju ruang OSIS. Mungkin dengan menyendiri sebentar akan membuat hatinya sedikit lebih tenang.

TOPENG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang