Hai selamat datang di cerita Topeng part kedua puluh enam
Gimana kabarnya nih?
Kangenkah sama Aldi Salsha dan kawan-kawan?
Semoga kalian kangen
Soalnya aku udah kangen dikomenin sama kalian
Sekarang aku mau nebus kangen kalian sama TopengYuk
SELAMAT MENIKMATI CERITA
🎭
Aldi kembali dengan nampan berisi dua piring siomay serta dua kotak susu coklat dingin. Lalu dengan hati-hati kedua tangannya meletakkan nampan tersebut ke atas meja kemudian dirinya nampak mendudukkan diri di hadapan Salsha yang kini sedang melamun. Aldi lalu mengetuk dahi Salsha dengan garpu yang ada di tangannya, membuat gadis itu mengerjab beberapa kali.
"Aduh!! Itu garpunya bekas bumbu kacang!!" sentak Salsha sambil berusaha mencubit lengan Aldi namun gagal karena laki-laki itu dengan cepat menghindar.
"Ampun, Sal." Aldi mengatupkan kedua tangannya di dada dengan tatapan memohon, "lagian lo ngelamun mulu kayak orang mati yang hidup kembali."
"Mulut lo pernah sekolah gak sih?!" Salsha menatap laki-laki di hadapannya dengan tatapan jengkel lalu meraih garpu dan menusuk salah satu siomay dengan ganas, membuat Aldi menelan ludah dengan susah payah.
Salsha lalu memasukkan siomay tersebut ke dalam mulut lalu mengunyahnya secara brutal sambil menatap tajam ke arah Aldi, berusaha membayangkan kalau siomay lezat itu adalah Aldi.
"PACARAN KAN LO BERDUA?!" Devan menggebrak meja Aldi dan Salsha, membuat si gadis manis yang tengah mengunyah siomay tersedak.
"Uhuk... uhuk... air..."
Lekas Aldi berlari menuju salah satu ibu kantin yang menjual air mineral. Tak lama laki-laki itu nampak berlari lagi menuju meja dan segera membantu Salsha minum.
"Pelan-pelan," ujarnya sembari terus memegangi botol air mineral sementara Salsha yang sudah sedikit sesak nafas buru-buru meminum air yang Aldi berikan hingga siomay itu rasanya turun dengan lembut melewati kerongkongannya. Rasa lega pun datang.
Aldi lalu menepuk-nepuk lembut punggung Salsha lalu bergantian memijat kedua bahu Salsha, membuat gadis itu menggeliat karena geli.
"Geli!!" ucap Salsha sembari menampar kedua tangan Aldi yang masih bertengger di kedua bahunya.
Tentu kejadian Salsha tersedak tadi tak luput dari puluhan pasang mata yang ada di kantin. Rumor tentang keduanya pun semakin hari menjadi semakin kuat, membuat Salsha sangat risi ditatap dengan berbagai ekspresi oleh siswa lain. Ditatap karena gosip yang beredar sangat beda rasanya dengan ditatap karena terkenal berprestasi. Dan Salsha benci opsi yang pertama.
"Cie malu," goda Devan sembari menyikut lengan Salsha yang nampak kembali memakan siomay nya dengan nikmat. Manusia seperti Devan memang minta dimutilasi dengan cara yang biadab agar menutup mulut.
"Bisa gak lo sehari aja gak ngerecokin orang?!" Kedua mata tajam Salsha kini terhunus langsung pada Devan yang masih saja menyikut lengannya. Asal kalian tau, sikutan Devan lama-lama sakit tau! pikirnya.
"Gak bisa dong, El. Namanya juga Devan, hehe"
"Haha hehe aja lo kayak orang bego!" Aldi melempari Devan dengan tusuk gigi sebanyak lima buah sekaligus, membuat laki-laki murah senyum itu mengangkat kedua tangan untuk melindungi diri.
"Gak asik ah kalian. Mending gue cari pujaan hati dulu, babay." Devan melayangkan fly kiss pada Salsha dan Aldi secara bergantian kemudian melangkahkan kaki keluar dari kantin. Sementara Aldi dan Salsha kompak bergidik ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOPENG [END]
Teen Fiction"Jadi pacar gue." "Gamau!" "Kasi gue alasan kenapa." "Lo galak." 🎭 Tumpahan susu coklat memang menjadi awal dari kisah keduanya, dan mereka tak tau apa saja yang akan mereka lewati di depan untuk menjadi s...