🎭 • 2

697 51 2
                                    

Hai selamat datang di cerita "Topeng" part kedua

Pastikan kalian sudah berada di posisi ternyaman, nyalakan lagu kesukaan kalian, siapkan cemilan serta minuman kesukaan kalian
Dan mulailah membaca dan meng-halu

SELAMAT MENIKMATI CERITA

🎭

Salsha baru saja selesai mengganti seragam pemandu soraknya dengan seragam putih abu-abu kembali dan dengan langkah riang, gadis itu mulai berjalan menuju loker yang letaknya dekat dari ruang ganti.

Hingga iris matanya melihat sebuah loker abu-abu yang di pojok kanan atasnya tertulis dengan jelas 'Eleora Salshabilla' yang masih tertutup rapat membuat kedua sudut bibirnya terangkat karena itu artinya belum ada yang nekat menyogok satpam agar memberi kunci cadangan dari loker kepunyaannya.

"Syukurlah hari ini lo belum dibuka secara ilegal. Eh tapi, bisa jadi kan yang buka secara ilegal ditutup lagi setelah naruh sesuatu di dalam lo?" Salsha seolah tengah berbicara dengan loker yang jelas tidak akan menjawab ucapannya.

Tangan kanan Salsha kini mulai memasukkan kunci ke lubangnya kemudian memutar kunci itu ke kanan sebanyak dua kali hingga loker pun terbuka dan semua barang-barang milik Salsha kini dapat terlihat jelas.

"Untung aja gak ada barang-barang aneh yang masuk. Loker, awas aja ya kalok sampe ada surat atau barang aneh yang masuk tapi lo enggak cegah. Gue bakal suruh satpam bikinin gue loker baru yang terbuat dari emas."

Salsha memasukkan seragam pemandu soraknya sambil terus mengoceh pada loker yang tidak bersalah. Terkadang gadis imut itu muak dengan segala surat cinta menjijikkan yang entah mengapa bisa masuk begitu saja ke dalam lokernya yang terkunci rapat.

Bahkan pernah satu minggu penuh setiap ia membuka loker, pasti ada saja sebuket bunga atau sekotak makanan yang nyasar di lokernya. Dan semua itu berawal dari kemenangannya saat mengikuti lomba pemandu sorak antar SMA di Stadion Gelora Bandung untuk memberi semangat pada tim futsal Ananta.

Salsha tak pernah mengira bahwa sorakan semangat dari dirinya dan teman-temannya membuat tim pemandu sorak Ananta meraih gelar juara.

Tangan Salsha kemudian menutup kembali loker kepunyaannya, tak lupa memutar kunci ke kiri sebanyak dua kali untuk mencegah adanya barang ilegal yang masuk. Dan setelah dirasa aman, Salsha kemudian mengambil langkah untuk berbalik dan melanjutkan perjalanan menuju kelas.

Hingga saat berbalik, tubuh mungilnya tiba-tiba menghantam sebuah tubuh yang bisa dibilang lebih besar dari tubuhnya yang menyebabkan tubuh Salsha oleng dan hampir terhuyung.

Namun dengan cepat tubuh besar itu melingkarkan kedua tangannya di pinggang Salsha yang menyebabkan gadis itu tidak jadi terhuyung. Sementara Salsha yang memejamkan mata dan berpikir bahwa sebentar lagi bokongnya akan mencium lantai sedikit heran karena dirinya tidak merasakan sakit.

"Apa gue udah mati? Tapi kenapa gelap?" gumam Salsha dengan mata yang masih setia memejam.

"Buka mata lo bego!" Seruan Aldi membuat Salsha lekas membuka mata.

Iris hitam itu nampak terbelalak kala bertabrakan langsung dengan iris hitam pekat milik ALdi yang selalu menatapnya tajam dan penuh kebencian.

Aldi kemudian melepaskan lilitan tangannya di pinggang Salsha membuat Salsha yang tidak siap menjadi terjatuh dengan lumayan kencang.

"Adaw... pantat gue nyeri." Salsha meringis sambil mengusap bokongnya yang terasa retak karena benturan yang keras dengan lantai koridor.

Bahkan saking asiknya mengusap bokong yang tak kunjung membaik, Salsha melupakan sosok Aldi yang sejak tadi diam menyaksikan aksi Salsha dengan kedua tangan yang dilipat di dada.

TOPENG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang