🎭 • 49

295 35 22
                                    

Hai selamat datang di cerita Topeng part keempat puluh sembilan

Kangen akutuh sama kalian
Padahal kita ketemunya lumayan sering ya walaupun gak setiap hari
Tapi ya aku tetep seneng bisa hibur kalian terus
Yang capek habis nugas online hayu baca Topeng dulu biar otaknya seger lagi
Eh salah, mungkin kepala kalian akan berasap nanti hehe

Yuk lah

SELAMAT MENIKMATI CERITA

🎭

"Ini Sasya kemana sih? Gue kan mau minta jawaban fisika. Pinter banget pake acara ngilang!" Rindu mengacak rambutnya khas orang frustasi.

"Sabar kali, Ndu. Nih contek punya gue aja." Dodi tiba-tiba saja berdiri di sebelah bangku Rindu kemudian dengan senang hati memberi gadis itu buku latihan fisikanya.

Sementara Rindu yang awalnya hendak menerima buku latihan Dodi tiba-tiba menghentikan gerakan tangannya, menyebabkan tangan kanannya menggantung di udara.

"Kenapa, Ndu?" Dodi heran dengan tingkah aneh Rindu.

"Tunggu bentar, lo kan gak pinter! Entar bukannya dapet seratus malah remidi! Udah sana balik ke bangku lo! Gue mau nyontek punya Sasya aja. Hush.."

Dodi memegangi dadanya dengan raut wajah mendramatisir. "Teganya kau menolak pemberianku, Ndu! Aku kutuk kau jadi donat!"

Tawa seisi kelas pecah kala mendengar ucapan lantang Dodi, salah satu manusia yang suka meledeki Krisna tidak waras padahal dirinya sendiri pun sama. 

"Najis!! Hush.. hush... sana pergi!"

Dodi menyerah kemudian memilih kembali ke bangku sebelum Rindu mengeluarkan sederet jurus karatenya. Walau pun manja dan cerewet begitu, Rindu bisa membanting laki-laki dewasa hanya dalam sekali coba. Pernah dilakukannya pada Krisna karena laki-laki itu kelewat berisik, menyebabkan Krisna tidak sekolah dua hari karena encok.

Tak lama setelah itu, Sasya nampak datang dan mendudukkan diri di bangku depan Salsha. Setelah memberitahu apa yang ia dengar di toilet pada Iqbaal, lekas Sasya kembali ke kelas karena takut guru sudah masuk kelas tapi sayangnya belum.

"SASYA MINTA CONTEKAN FISIKA YANG HALAMAN 120! PINTER BANGET LO PAKE ACARA KABUR PAS GUE MAU TAGIHIN!" Rindu memekik kencang.

"Emang kapan lo minta?" Sasya berucap santai sambil meraih buku latihan fisika yang ia simpan di kolong bangku. Padahal kalau Rindu mau, dia bisa ambil sendiri tapi bagi Rindu itu sangat tidak sopan.

"Nih." Sasya menyodorkan benda yang sejak tadi Rindu inginkan.

"Yeiy.. makasi Sasya!" Dengan riang Rindu mengambil alih buku dari tangan Sasya kemudian berlari kecil menuju bangku kepunyaannya yang hanya berjarak tiga langkah.

Drtt

Baru saja Sasya hendak mengambil ponsel, ponselnya sudah bergetar terlebih dahulu. Nama kekasihnya langsung terlihat kala dirinya menyalakan layar ponsel.

CalonMasaDepan : Setelah dengerin rekaman tadi, aku udah nyimpulin kalau kita jangan kasi tau Aldi sama Eleora dulu. Kita harus nyari bukti yang lebih transparan supaya saat kita bongkar Zea udah gak bisa membela diri lagi

Jangan tanya siapa yang memberi username itu di ponsel Sasya, jelas sekali Iqbaal.

ClaisyaParamitha : Terus untuk sekarang kita harus ngapain? Aku tau pasti Salsha kecewa banget sama Aldi

CalonMasaDepan : Nanti sore, aku jemput kamu depan rumah buat jalan-jalan sore sambil kita pikirin masalah ini

Senyum Sasya mengembang. Ah, beruntung sekali rasanya memiliki laki-laki perhatian macam Iqbaal. Sasya tau kok kalau dirinya sudah terlalu sering merepotkan Iqbaal, tapi semakin ke sini dirinya semakin terbiasa dengan tingkah Iqbaal yang ucapannya tidak bisa dibantah.

TOPENG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang