Hai selamat datang di cerita Topeng part kelima puluh
Uwahh udah panjang juga rupanya lapak ini
Ya ampun gak nyangka bisa sampe sini
Ini semua berkat kalian semua yang selalu duku aku buat terus next cerita ini
Terima kasih banyak aku ucapkan buat kalian semuaYuk lah
SELAMAT MENIKMATI CERITA
🎭
"Shh... pelan-pelan."
Salsha turut meringis kala sapu tangan yang sudah dicelupkan ke air hangat menyentuh luka lebam Aldi hingga muncullah beberapa ringisan. Bagaimana bisa laki-laki di hadapannya ini tahan dengan rasa sakit dari luka itu sejak kemarin?
"Gak sakit apa?" Salsha akhirnya mengeluarkan suara setelah sejak tadi merasa canggung yang amat luar biasa.
"Shh.. kayaknya tanpa gue jawab lo tau jawabannya." Iris tajam Aldi kini tertuju sepenuhnya pada sosok gadis menggemaskan di hadapannya. Rindu yang sudah menumpuk tinggi membuatnya hampir memeluk erat raga Salsha, tapi tentu dia terlalu gengsi untuk melakukannya.
"Kalau udah tau sakit, kenapa gak diobatin dari kemarin?" Salsha berucap jengkel sambil menekan kuat luka lebam di pelipis Aldi.
"Argh!! Pelan-pelan atuh! Cekung jidat gue lo teken terus!" Aldi yang memekik kesakitan reflek menggenggam pergelangan tangan Salsha yang ini masih menekan lukanya dengan santai.
Tentu perilaku Aldi membuat aktivitas menekan Salsha terhenti. Dua pasang mata itu kini saling menatap dan juga mengunci, mencoba mencari kerinduan yang mereka pendam masing-masing. Cinta mereka bukan hanya terhalang orang ketiga, tapi juga terhalang gengsi, begitulah kira-kira. Eh tapi, apa Zea pantas disebut orang ketiga mengingat Aldi dan Salsha awalnya tak memiliki hubungan?
Merasa atmosfer di UKS semakin panas, lekas Salsha menyentak kecil tangan Aldi hingga tangan kokoh laki-laki itu tak lagi menggenggam pergelangan tangannya.
"Udah. Sampe rumah, lo kompres lagi pakai air hangat biar gak berubah warna jadi biru." Salsha berceloteh layaknya seorang dokter profesional sambil membuang air bekas kompres kemudian meletakkan baskom serta sapu tangan kembali ke tempatnya.
"Perhatian banget kayaknya," ujar Aldi dengan nada menjengkelkannya yang dulu, jangan lupakan juga tatapan menggoda yang dilayangkan si ketua OSIS. Membuat kepalan tangan Salsha yang sejak tadi sudah tak tahan pada akhirnya melayang ke lengan Aldi.
Bugh
"Rese!" Salsha berucap garang dengan mata menatap Aldi dengan nyalang.
Aldi mengaduh dengan nada yang dilebih-lebihkan sembari mengusap bekas pukulan keras Salsha. Akhirnya setelah sekian purnama, dirinya bisa merasakan kembali pukulan maut dari Salsha juga nada galak dari Salsha. Setidaknya rindu Aldi sedikit terobati.
"Apa lo?! Cengar-cengir udah kayak onta yang baru kawin! Gak cocok tau gak!" sewot Salsha yang sekarang berdiri tegap di hadapan Aldi yang masih duduk di brankar dengan kedua tangan yang dilipat di depan dada.
"Pernah liat onta? Dimana? Kok gak ngajak gue?!"
Salsha menatap aneh ke arah Aldi. Entah apa lagi tingkah aneh dari laki-laki yang kadar menyebalkannya astaga naga itu. "Gak jelas. Udah lah, gue mau ke kelas."
Tepat saat Salsha berbalik badan, Aldi berhasil meraih satu tangan Salsha hingga gadis itu tak bisa meninggalkan UKS. Gadis berambut coklat itu kemudian berbalik kembali menghadap Aldi kemudian mengernyit tanda 'kenapa?'.
"Bolos yuk," ujar Aldi dengan cengiran lebar yang membuat Salsha sedikit ngeri. Mungkinkah Aldi sudah berubah karena habis dihajar papanya? Bisa jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOPENG [END]
Genç Kurgu"Jadi pacar gue." "Gamau!" "Kasi gue alasan kenapa." "Lo galak." 🎭 Tumpahan susu coklat memang menjadi awal dari kisah keduanya, dan mereka tak tau apa saja yang akan mereka lewati di depan untuk menjadi s...