🎭 • 8

365 45 7
                                    

Hai semua selamat datang di cerita Topeng part kedelapan

Apa kabar?

Pastikan kalian sudah berada di posisi ternyaman, nyalakan lagu kesukaan kalian, siapkan cemilan serta minuman kesukaan kalian
Dan mulailah membaca dan meng-halu

SELAMAT MENIKMATI CERITA

🎭

"Urus segera kekalahan lo," ujar Queen sembari berjalan kembali menuju teman-temannya yang sedang terdiam.

Aldi yang masih belum menerima kekalahan nampak mengepalkan kedua tangannya. Kalau begini terus, dirinya bisa rugi besar. Namun rasa penasarannya masih terlalu besar untuk mengetahui siapakah sosok dibalik topeng Queen.

"Kenapa? Lo mau bilang kalok Queen memanipulasi pertandingan lagi?" Laki-laki bertopeng itu nampak mendekat ke arah Aldi dan bisa dipastikan Aldi emosi mendengar ucapan kurang ajar laki-laki itu.

"Gue gak suka gaya bicara lo." Aldi bangkit dari duduknya lalu mulai menghunuskan tatapan tajam pada laki-laki di hadapannya.

Devan nampak sudah panik karena sudah pasti sebentar lagi akan terjadi sebuah pertarungan satu lawan satu, namun sekali lagi Devan terlalu takut untuk menghentikan sahabatnya yang sudah kelewat marah itu.

"Gaya bicara gue emang kayak gini kali." Laki-laki bertopeng itu terkekeh pelan sambil terus mendekat ke arah Aldi.

Sementara itu, Aldi masih setia dengan tatapan tajamnya. Laki-laki ber-hoodie putih itu sudah benar-benar muak dengan sikap sok pahlawan pria bertopeng yang entah siapa namanya itu.

"Banyak bacot lo!"

Bugh

Seketika tubuh laki-laki bertopeng itu terhempas akibat pukulan tiba-tiba yang Aldi berikan. Namun, segera laki-laki itu bangkit dan membalas pukulan Aldi. Pukulan yang berhasil ditepis cepat oleh tangan Aldi lalu tangan Aldi kembali melayang dan memukul pipi laki-laki itu hingga nampak sebuah darah muncul dari luka sobek yang ada di sudut bibirnya.

Mata laki-laki bertopeng itu nampak memerah dengan tangan kanan yang mengusap darah yang menetes dari sudut bibirnya. Dan karena sudah terlalu lama menahan amarah, tangan laki-laki itu langsung mencengkram hoodie Aldi lalu menghajar wajah Aldi tanpa ampun membuat seisi ruangan langsung panik.

Devan nampak maju mendekat ke arah sahabatnya dan berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi si pemukul agar tidak terus menghajar wajah Aldi yang sudah babak belur.

"Udah cukup woy..." teriak Devan sambil terus berupaya melerai keduanya.

Sementara Aldi yang merasa kalau laki-laki bertopeng itu sedang lengah, segera membalas hajaran yang tadi ia berikan. Seperti orang yang kesetanan, Aldi terus menghajar wajah laki-laki itu tanpa ampun sama seperti yang laki-laki itu lakukan tadi.

"Di udah, kendaliin diri lo!" teriak Devan yang sudah mulai kelelahan.

Aldi terus memberi laki-laki itu pukulan sampai tiba-tiba tangan laki-laki itu menepis tangan kanan Aldi yang hendak memukul perutnya. Lalu dengan sekali pukulan keras di perut, tubuh Aldi pun tersungkur.

"Berhenti Go!" sentak Sasya yang saat itu baru saja datang dari kamar mandi.

Namun bukannya berhenti, laki-laki itu malah mendorong bahu Sasya yang membuat gadis itu sedikit oleng.

Laki-laki itu kembali menghajar wajah Aldi yang sudah terbaring di lantai dengan napas tak beraturan hingga Queen bangkit dari duduknya dan segera menghalangi laki-laki itu untuk memukul Aldi lagi.

TOPENG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang