Hai selamat datang di cerita Topeng part keenam puluh
Finally!!! Udah 60 part huhu gak nyangka secepat ini
Seneng banget bisa terus menghibur kalian dengan cerita yang aku buat hingga hari iniMungkin part selanjutnya akan menjadi part terakhir dari cerita ini
Tapi kayaknya bakal ditamba epilog juga mwueheheheAtau kalian mau ekstra part kayak di Anyelir?
Sudah siap?
Siapkan hati kalian
SELAMAT MENIKMATI CERITA
🎭
"Hari ini, hari pertama gue datang bulan, hehe."
Semua kompak tepuk jidat kala melihat cengiran tanpa dosa dari Zea.
"Hampir copot jantung gue!" Candra menatap Zea dengan nyalang setelah itu menghela napas lega.
"Kau mengagetkan saja. Kalau begitu saya permisi." Sang dokter pun melangkahkan kaki keluar dengan raut wajah aneh, sepertinya dia sedikit kesal karena telah dipermainkan.
"Bawa pembalut gak?"
Zea menggeleng lucu sebagai respon dari pertanyaan Salsha. Sungguh, dirinya lupa akan segala hal semenjak kejadian dirinya dipermalukan habis-habisan oleh Rafa. Mungkin saja dirinya sudah tidak punya stok pembalut di apartemen.
"Biar gue beliin. Biasanya make merek apa?" tanya Salsha sambil membongkar ransel, berharap ada sebuah pembalut yang terselip di dalam.
"Apa aja boleh, El. Gue biasanya gonta-ganti merek."
"Oke. Lo yang katanya pacar gue, sini temenin gue beli." Lekas Salsha menarik paksa tangan kekasihnya menuju supermarket terdekat.
Ketiga remaja yang kini menghuni ruang rawat terkekeh melihat si pasangan baru yang begitu menggemaskan.
"Oh iya, gimana ceritanya lo bisa kecelakaan begitu? Lo belum cerita btw." Penyakit kepo Candra mulai kambuh. Laki-laki itu sekarang sudah duduk nyaman di kursi kecil yang ada di sebelah brankar.
"Cerita atuh."
Zea tersenyum pada Candra juga pada Rindu yang masih berdiri. "Gak ada yang istimewa dari kecelakaan gue. Gue cuma-"
"Kecelakaan mana ada yang istimewa? Dikira martabak telor?"
Tuk
Rindu memberanikan diri untuk mengetuk kepala Candra, berharap beberapa saraf yang awalnya belibet menjadi normal kembali.
"Dengerin dulu, Ndra." Rindu berucap ragu namun ditutupi dengan wajah garang. Dalam hati ia terus berdoa, berharap Candra merespon dirinya dengan positif.
"Aduh! Ya maaf, kan gue cuma mengutarakan isi hati." Candra berucap layaknya sedang bercanda dengan teman-temannya yang lain sambil mengusap kepala.
Rindu menghela napas lega selega-leganya. Dia tidak peduli apakah Candra berucap seperti itu sepenuhnya sadar atau tidak, yang penting dirinya tidak merubah suasana yang sudah hangat menjadi canggung.
"Lanjut, Ze."
Zea mengangguk kemudian kembali bersuara, "waktu itu gue nyetir sambil telponan sama temen kampus yang udah lama gak gue lihat. Awalnya gue fokus ke jalan sambil dengerin dia ngoceh. Tapi karena ada polisi tidur, ponsel gue tiba-tiba aja jatuh dan gue berusaha buat ngambil. Eh bukannya keambil, malah mobil gue nabrak pohon di pingir jalan. Mungkin waktu gue fokus nyari ponsel, setir gak sengaja gue banting ke kiri."
"Klise," celetuk Candra.
"Candra."
"Apa, Ndu?" Candra tolehkan kepalanya ke belakang, dimana ada Rindu yang masih setia berdiri di tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOPENG [END]
Teen Fiction"Jadi pacar gue." "Gamau!" "Kasi gue alasan kenapa." "Lo galak." 🎭 Tumpahan susu coklat memang menjadi awal dari kisah keduanya, dan mereka tak tau apa saja yang akan mereka lewati di depan untuk menjadi s...