Hai selamat datang di cerita Topeng part kelima belas
Apa kabar kalian?
Happy satnight bagi yang jomblo maupun yang sudah punya pacar
Gimana malam Minggu kalian?
Masih setiakah dengan kasur?
Kalok iya, bisa kan sambil baca cerita yang gak terlalu bagus ini?
Bisa dongMaaf banget ya kemaleman lagi
Entah kenapa ide tu ngalir deras di atas jam 9 malem heheYuk langsung ke cerita
SELAMAT MENIKMATI CERITA
🎭
Salsha baru saja turun dari mobil kepunyaannya sambil menguap lebar karena tadi malam dirinya tak kunjung tidur sampai pukul 4 pagi. Gadis itu berjalan dengan langkah sedikit sempoyongan menuju kantin sambil sesekali mengusap matanya yang begitu berat. Kakinya terus melangkah menyusuri koridor demi koridor hingga tibalah dia di kantin yang pagi ini tidak terlalu ramai. Namun tiba-tiba dia teringat sesuatu.
"Bukannya hutang gue sama Aldi udah lunas ya?" gumamnya sambil menepuk pelan jidatnya. Mungkin karena terlalu sering membelikan Aldi susu coklat, kegiatan itu malah menjadi kebiasaannya.
Namun karena sudah terlanjur berada di kantin, jadilah Salsha berjalan menuju penjual minuman untuk membeli air dingin agar matanya melek kembali. Namun saat dirinya hendak mengambil air dingin dari kulkas, ada sebuah tangan yang menutup kembali kulkas yang sudah Salsha buka. Membuat gadis itu menoleh cepat.
"Gak baik minum air dingin pagi-pagi. Mau demam?" tanya Iqbaal yang nampak menggenggam kantong plastik bening berisi banyak permen.
Seketika Salsha langsung menunduk karena gugup. Rasa kantuknya seketika hilang kala melihat sosok Iqbaal yang entah datang darimana. Sementara Iqbaal yang nampak bingung melihat Salsha menunduk menjulurkan tangan kanannya untuk menarik dagu Salsha ke atas agar gadis itu menatapnya.
"Kenapa, El?"
Salsha mengulum bibir bagian bawahnya. "Eum... gapapa, Bal. Cuma ngantuk aja," ujar Salsha sembari tersenyum tipis. Jantungnya masih berpacu sangat cepat mengingat tangan kanan Iqbaal masih bertengger manis di dagunya.
Iqbaal nampak mengangguk paham lalu tangan kanannya nampak terlepas dari dagu Salsha kemudian beralih masuk ke dalam kantung plastik. Laki-laki itu nampak menjamah beberapa permen yang ia bawa lalu menyodorkannya pada Salsha, membuat gadis itu mengernyit.
"Makan permen aja biar gak ngantuk. Tapi kalok lagi di kelas ngunyahnya pelan-pelan biar gak ketahuan." Iqbaal membuka telapak tangan kanan Salsha kemudian meletakkan beberapa permen dengan berbagai rasa itu di atasnya, sementara Salsha hanya bisa memandang setiap gerak gerik yang Iqbaal timbulkan.
Laki-laki tampan dengan segudang prestasi itu begitu manis dan ramah. Namun sayangnya, sikap manis serta ramahnya selalu ia tunjukan pada siapa saja tanpa milih-milih. Ya, akan sedikit berlebihan jika bersama Sasya. Ah, ingin rasanya Salsha berubah menjadi Sasya agar bisa mendapat perlakuan khusus dari Iqbaal.
"Thanks," ujar Salsha seadanya sembari memasukkan permen-permen tersebut ke dalam ranselnya.
"Sama-sama. Kalok gitu gue duluan ya?"
"Iya."
Seperginya Iqbaal, Salsha langsung membuka salah satu bungkus permen kemudian memasukkan permen berbentuk lonjong itu ke dalam mulutnya. Rasa mint seketika menyebar ke seluruh rongga mulutnya, membuat rasa kantuk Salsha benar-benar hilang. Selera Iqbaal boleh juga.
Setelah dirasa tidak ada keperluan lagi, Salsha memutuskan untuk hengkang dari kantin. Namun saat berbalik, untuk kesekian kalinya dia harus menabrak raga Aldi yang entah sejak kapan berada di belakangnya. Menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOPENG [END]
Teen Fiction"Jadi pacar gue." "Gamau!" "Kasi gue alasan kenapa." "Lo galak." 🎭 Tumpahan susu coklat memang menjadi awal dari kisah keduanya, dan mereka tak tau apa saja yang akan mereka lewati di depan untuk menjadi s...