🎭 • Sttttt

367 24 10
                                    

Hai kalian
Apa kabarnya nih?
Kayaknya udah lama aku gak update mwuehehehe

Inilah part yang aku janjikan buat kalian
Semoga kalian suka

Sebagai ucapan salam perpisahan juga
Mungkin kalian gak akan menemukan cerita Aldi Salsha lagi di akun wattpadku

Tak gak menutup kemungkinan kalau suatu saat bakal ada lagi, cuma aku gak tau kapan

Aku mau keluar dari zona nyaman
Maaf karena udah ninggalin kalian yang selama ini support aku dari awal

SELAMAT MENIKMATI CERITA

🎭

"Lain kali, jangan ulangi lagi! Ini adalah peringatan pertama dan juga peringatan terakhir untukmu, Candra!"

Si yang punya nama hanya mengangguk kecil sambil terus menundukkan kepala. Memang ini adalah kali pertama dirinya terlibat perkelahian dengan siswa lain, apalagi ini kakak kelasnya. 

"Sudah, kamu boleh kembali ke kelas."

Sekali lagi, Candra mengangguk patuh. Kedua kakinya kini melangkah keluar dari ruang BK dengan helaan napas lega. Setidaknya guru BK tidak perlu memanggil orang tuanya ke sekolah dan mengadukan perbuatan tidak terpuji Candra. 

Dalam perjalanan menuju kelas, Candra sesekali meringis menahan nyeri di bagian rahang dan juga dahi yang sekarang berubah warna menjadi biru. Harusnya tadi dirinya yang dibawa ke UKS oleh guru yang lain, bukan kakak kelasnya itu, ya walaupun luka yang didapat oleh kakak kelasnya itu lebih parah.

Tapi Candra tidak akan membabi buta kalau orang itu tidak mengganggu kehidupannya terlebih dahulu.

Tiba-tiba ponsel dalam saku celana birunya bergetar panjang, membuat si pemilik lekas mengambilnya. Sebuah nama pun terlihat kala layar ponsel menyala.

"Ada apa, Pa?" tanya Candra.

"Kamu masih di sekolah?" Itu papa Candra.

"Masih. Ada apa emang?"

"Nanti Papa akan datang ke sekolahmu untuk mengurus surat kepindahanmu."

Tentu saja Candra kaget mendengar kabar yang mendadak ini.

"Pindah?"

"Iya, mulai besok kita sekeluarga akan pindah ke Surabaya. Papa sudah mencarikanmu sekolah di sana dan mulai besok kamu bisa sekolah di sana."

Candra syok. "Tapi kenapa mendadak, Pa? Candra belum persiapan apa-apa."

"Kamu sudah Papa kasi waktu sebentar untuk berpamitan dengan teman-temanmu. Lagi pula, hal apa yang perlu kamu persiapkan?"

Candra menghela napas. Ia yakin gadisnya tidak akan suka mendengar hal ini.

"Halo?"

"Boleh nggak kalau Candra tinggal sendiri di Bandung? Atau mungkin tinggal di rumah Eleora?"

"Kamu masih SMP, Ndra. Jangan membantah."

Tut tut

Setelah menyakukan kembali ponselnya, Candra kemudian mengusap wajah. Sungguh kabar yang buruk dan amat tiba-tiba, Candra tak suka ini. Dirinya sangat tidak siap meninggalkan kota kelahirannya, meninggalkan sekolah tercintanya, meninggalkan teman-temannya dan yang paling buruk, ia siap meninggalkan gadis yang selama ini selalu ada untuknya.

"Ndra ngapain?"

Candra terkejut bukan main kala sebuah tangan merangkul bahunya sambil berbisik tepat di samping telinganya. Kini, nampak seorang gadis manis tengah berdiri di sebelahnya sambil menatap teduh sosok Candra.

TOPENG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang