Hai selamat datang di cerita Topeng part ketiga puluh satu
Selamat malam Jumat
Tenang, gak ada yang serem-serem kok
Cuma ada yang baper sama nyesek aja buat kalian
Makanya baca terus biar tau apa yang terjadiYuk
SELAMAT MENIKMATI CERITA
🎭
"Yakin kaki lo udah gak kenapa-napa?"
"Hm."
"Kenapa bisa nabrak?"
Salsha berdecak kesal lalu menoleh ke samping. "Bisa diem gak?!"
Candra sontak terdiam kala melihat wajah seram Salsha yang sekarang sedang asik memandang keluar jendela. Bandung tiba-tiba saja dihujami gerimis, membuat Salsha tak bisa membuka jendela dan hanya menikmati udara dingin yang dikeluarkan oleh AC. Tiba-tiba Candra teringat sesuatu.
"Tadi pagi gue ketemu Aldi yang lagi ngelamun di depan kelas lo. Katanya dia mau berhenti memperjuangkan lo."
Kepala Salsha reflek menoleh ke arah kanan dimana Candra nampak masih fokus pada jalan raya. Hatinya kembali terbelah menjadi dua kubu, yang satu kubu Aldi dan yang satu kubu Iqbaal. Sebagian dalam dirinya tiba-tiba berontak ketika mendengar apa yang terlontar dari mulut Candra tadi.
"Tapi katanya gak jadi. Katanya lo pantas diperjuangkan. Bego amat sih tu bocah? Kalok gue jadi dia, udah gue tinggal lo dari dulu." Candra terus mengoceh tanpa ada minat untuk menoleh ke arah Salsha yang masih merenung.
Gadis itu kini menatap lurus ke arah kedua kakinya yang diperban, padahal hanya terkilir karena terjepit. Pikirannya lagi-lagi bercabang ke sana kemari. Bagaimana jika Aldi sungguh ingin berhenti? Apakah dirinya akan kuat bila melihat Aldi bersama yang lain? Bagaimana hari-harinya nanti tanpa Aldi? Biarlah orang lain menyebut dirinya sangat egois karena mereka tak tau bagaimana rasanya menjadi seorang Salsha saat ini.
"Gue tanya sama lo, El."
Salsha kembali menoleh ke kanan.
"Apa sih yang lo kejar dari Iqbaal? Gantengnya? Aldi sama Devan juga ganteng, apalagi gue. Populernya? Mereka juga gak jauh populer. Tajir? Apalagi itu."
"Nyaman," sahut Salsha dengan dada naik turun. Sedikit kesal dengan ucapan sepupunya itu.
"Lo pikir gampang bisa nyaman sama seseorang? Sekali kita nyaman, ngelepasinnya bakal susah!" ujarnya lagi.
"Nyaman sama Iqbaal yang bahkan gak pernah dekat sama lo. Apa kabar sama Aldi yang selalu ada buat lo?!" Candra mulai tersulut. Lekas laki-laki itu menepikan mobil agar dirinya bisa lebih fokus mengurusi sepupu keras kepalanya ini.
Seluruh perhatian Candra kini hanya tertuju pada Salsha, gadis keras kepala yang tidak pernah suka pendapat orang lain. Mungkin sesekali, Candra harus memberi sedikit pelajaran kalau mendengarkan itu perlu.
"Kok lo maksa sih?!" Tatapan tajam Salsha kini terhunus langsung pada Candra yang juga tengah menatapnya.
"Bisa kan lo bedain mana wejangan mana paksaan?"
"Berhenti terjang gue, Ndra! Gue udah capek banget hari ini! Orang yang selama ini ada disekitar gue perlahan menjauh bahkan hilang, Ndra! Gak ada yang tersisa hanya untuk sekedar bilang 'semuanya akan baik-baik saja' sama gue!" Kepala Salsha tertunduk dalam dengan air mata yang turun deras dari pelupuk mata. Harinya sungguh berat hari ini.
Tatapan mata Candra kini melunak. Laki-laki itu tau persis bagaimana Harrie memperlakukan Salsha selama ini apalagi semenjak orang tua Salsha memutuskan untuk berpisah. Candra adalah saksi hidup ketika Salsha perlahan mulai membentengi dirinya dengan topeng tebal yang hingga kini masih ia pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOPENG [END]
Teen Fiction"Jadi pacar gue." "Gamau!" "Kasi gue alasan kenapa." "Lo galak." 🎭 Tumpahan susu coklat memang menjadi awal dari kisah keduanya, dan mereka tak tau apa saja yang akan mereka lewati di depan untuk menjadi s...