🎭 • 48

263 37 11
                                    

Hai selamat datang di cerita Topeng part keempat puluh delapan

Selamat malam Senin para kesayanganku
Sebelum tidur jangan lupa baca Topeng dulu biar apa?
Biar mimpi indah hehe
Biar semangat juga besok sekolah onlinenya
Gak ngaruh sih sebenarnya tapi ya udahlah hehe

Yuk lah

SELAMAT MENIKMATI CERITA

🎭

"Lo kenapa, Sal?" Rindu memiringkan sedikit kepalanya kala melihat raut wajah Salsha yang tiba-tiba saja berubah datar.

Salsha menoleh kemudian tersenyum. "Gak kenapa-napa."

"Gue harus respon apa nih, Sal? Bingung." Rindu sekarang jingkrak-jingkrak tidak jelas, membuat beberapa orang yang melihatnya geleng-geleng kepala.

"Lo maunya respon apa? Masak gue yang lo suruh mikir?"

"Yah, gak asik banget lo ah. Ya udah deh, gue coba respon." Rindu kembali ke bangku miliknya dengan senyum yang terus terpatri di wajah.

Sedangkan Salsha kembali menatap lurus ke arah papan tulis. Apa dirinya kecewa pada Aldi hingga menjadi seperti ini? Sejauh itukah Aldi sudah melupakan dirinya hingga berani berbuat seperti itu dengan Zea? Entahlah, otak Salsha kembali bergulat di dalam.

"Permisi."

Suara yang begitu familiar itu membuat lamunan Salsha buyar dan reflek menoleh ke arah pintu kelas dimana suara itu berasal. Di depan sana, sudah berdiri dengan tegap seorang Aldi yang entah dengan tujuan apa datang kemari. Padahal laki-laki itu berjanji akan mengambil catatan istirahat nanti.

"Ada apa, Di?" tanya Krisna yang sekarang sedang rebahan di lantai dekat papan tulis dengan tangan kanan sebagai bantal.

"Ada perlu sebentar sama Salsha." Tanpa basa basi Aldi masuk ke dalam kelas atau lebih tepatnya mendekat ke arah bangku Salsha.

Sementara Salsha yang merasa didekati hanya mengernyit. Tak lama, Aldi kini sudah berdiri di samping Salsha yang masih tak mau membuka mulut.

"Sal, boleh ikut gue gak?" Aldi berucap dengan nada memohon, membuat seisi kelas menoleh tidak percaya. Sementara Salsha nampak merogoh sesuatu di dalam ransel kemudian menyodorkannya ke arah Aldi.

"Lo minta catatan kan? Nih, kembaliin besok karena dua hari lagi gue ulangan."

Aldi mengambil alih buku catatan milik Salsha dari tangan gadis itu, namun masih enggan untuk beranjak. Seperti benar-benar ada yang ingin ia bicarakan lebih serius.

"Ikut gue bentar ya." Aldi berusaha meraih tangan kanan Salsha namun dengan cepat si pemilik tangan menjauhkan tangannya agar tak dapat dijangkau.

"Baik."

Aldi tersenyum kemudian menuntun Salsha keluar dari kelas, sementara seisi kelas hanya bisa menonton. Seperginya dua remaja itu, barulah kelas ricuh melebihi pasar dini hari.

"Woi, itu seriusan ketua OSIS Ananta?! Fiks sih itu udah kena jampi-jampi!" Krisna yang masih rebahan berucap dengan amat hebohnya.

"Sekata-kata kalok ngomong. Lo gak tau kalau Aldi yang galak bisa langsung jinak sama Eleora?" sahut salah satu teman kelasnya.

"Bisa gitu ya. Salut lah gue sama para gadis kelas ini. Bisa banget kalian menaklukan para primadona sekolah." Krisna bertepuk tangan dengan bangga.

"Kalau udah gitu modelnya, pasti mau panjat sosial tuh. Jangan deket-deket sama Krisna teman-teman, Jo mohon."

***

Aldi dan Salsha kini sampai di rooftop, tempat yang sampai sekarang masih jadi favorit keduanya kala sedang gundah atau hanya sekedar menikmati angin sepoi-sepoi. Salsha sudah lebih dulu duduk di pembatas tanpa ada minat memandangi Aldi yang saat ini sedang memandanginya.

TOPENG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang