🎭 • 55

316 36 11
                                    

Hai selamat datang di cerita Topeng part kelima puluh lima

Selamat malam Senin hehe
Gimana kabar kalian nih?
Sudah siap dengan segala macam penyelesaian masalah yang ada di cerita ini?

SELAMAT MENIKMATI CERITA

🎭

Hanyalah Tuhan saja bisa menentukan semua

Kesabaran daku menantimu

Ku tetap memaafkan dan berdoa kau kembali

Sebelum diri melangkah pergi

Lagu yang rasanya begitu pas kini mengiringi perjalanan pulang mereka. Iya mereka, yang entah sejak kapan mengikat hati menjadi satu. Saat pulang dari hotel megah yang mana merupakan tempat acara pertunangan berlangsung, mendadak gerimis turun membasahi Kota Bandung di malam hari.

"Maaf, Di." Salsha akhirnya membuka mulut setelah berpikir berkali-kali.

"Untuk apa?" ucap Aldi dengan alis yang terangkat sebelah.

"Untuk tadi. Gak seharusnya gue bersikap berlebihan seperti itu. Jadi hancur deh pestanya." Salsha mengetuk-ngetukkan kedua telunjuknya sambil tetap menunduk. Lagi-lagi dirinya merasa menjadi sumber dari masalah yang ada.

"Santai aja, karena memang itulah rencana Iqbaal sama Sasya." Aldi tersenyum kala melihat wajah super terkejut dari gadis bergaun bunga-bunga di sebelahnya itu.

"Kok kaget gitu? Gue aja udah tau, hehe."

"Ya jelas gue kaget, babi! Gue mana dikasi tau! Gue berbuat kayak tadi karena gue gak tahan!" Tiba-tiba Salsha geram dan hendak meninju lengan Aldi sampai beberapa saat kemudian ia sadar telah keceplosan.

Benar saja, raut wajah Aldi seketika berubah. "Gak tahan kenapa hayo?"

Memerah sudah kedua pipi Salsha karena ketahuan menggalaui orang yang ada di sebelah kanannya. Kedua tangan Salsha pun sekarang sudah bergerak untuk menutupi wajah yang perlahan memerah juga. Sementara yang Aldi lakukan hanya menoleh sekilas kemudian tertawa lepas. Raut wajah ini yang senantiasa Aldi rindukan.

"Gak tahan liat gue sama yang lain ya?" Aldi masih gencar menggoda Salsha sambil mencolek dagu Salsha berkali-kali.

"Jangan buat gue nabok tangan lo deh!" sentak Salsha yang masih setia menutup wajah.

Aldi masih asik tertawa sampai hampir tidak melihat lampu merah.

"Lampu merah bego!" ucap Salsha setelah sukses meninju keras lengan Aldi.

"Eh iya hehe. Sumpah lama-lama tangan gue menipis lo pukul terus." 

Mengingat lampu sedang merah, Aldi menggunakan kesempatan untuk mengelus bekas pukulan maut Salsha kemudian membalas gadis itu dengan mencapit hidungnya hingga gadis itu kehabisan napas.

"Lepasin! Gue gak bisa napas!" Salsha memukul-mukul tangan Aldi berharap capitan tangan Aldi terlepas. Dan berhubung Aldi laki-laki baik dan mana mungkin dia tega membunuh gadis kesayangannya, jadilah Aldi melepas capitannya dari hidung sedikit mancung Salsha.

Tawa menggelegar Aldi perlahan memudar hingga hanya menyisakan sebuah senyum menawan yang selalu diincar para siswi di Ananta. Iris tajamnya kini tertuju langsung pada iris coklat Salsha yang malam ini tidak ditutupi softlens. Jika ditanya, perasaan keduanya masihlah sama tanpa berkurang sedikit pun. 

Tangan kanan Aldi terjulur kemudian mengelus lembut rambut panjang Salsha, mencoba menghirup dalam-dalam aroma sampo yang Salsha pakai hingga rasanya Aldi terlena.

TOPENG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang