Hai selamat datang di cerita Topeng part keempat puluh tujuh
Apa kabarnya kalian semua? Yang selalu setia nungguin Topeng update part baru?
Khusus untuk kalian, malam ini aku buat part Topeng lebih panjang hehe
Seneng gak?
Seneng dongYuk lah
SELAMAT MENIKMATI CERITA
🎭
"Lo kenapa deh?" Salsha bingung melihat tingkah aneh Aldi yang sejak tadi sibuk dengan ponsel mati.
Laki-laki itu kemudian menyimpan kembali ponsel miliknya lalu menoleh ke arah Salsha yang masih bingung.
"Kan gue udah bilang, ada yang lagi ngintip kita ngomong. Sayangnya gue belum bisa mastiin tu cewek siapa." Aldi berucap diiringi helaan napas berat. Ada saja orang yang sepertinya tidak suka melihat dirinya bahagia.
Salsha pun ikut termenung sambil memeras otak, siapa sekiranya manusia tidak punya kerjaan yang tengah menguntiti dirinya dan Aldi.
"Apa itu ada hubungannya sama Zea?" Pertanyaan itu terlontar secara spontan dari mulut Salsha, membuat Aldi mengernyit.
"Kenapa nyangkutpautin Zea?"
Salsha mengigit kecil bibir bagian dalamnya untuk menetralisir rasa gugup karena tatapan dalam Aldi.
"Mungkin aja dia ngiranya lo ada hubungan sama gue. Jadi, dia minta tolong sama salah satu siswi di sini buat menyelidiki bener atau nggak nya. Itu menurut gue ya."
Otak Aldi kembali berputar dibuatnya. Memikirkan siapa kira-kira gadis yang disuruh oleh Zea untuk memata-matai dirinya. Juga memikirkan pendapat Salsha yang ternyata masuk di akal. Laki-laki ber-iris hitam pekat itu mengusap kasar wajahnya yang lesu, rasanya seperti orang yang tidak sarapan tadi pagi. Tapi memang benar dirinya belum sarapan.
Namun ditengah rasa frustasinya, tiba-tiba sebuah nama nyangkut begitu saja di otaknya.
"Kayaknya gue tau siapa cewek itu," gumam Aldi sembari mengangguk-anggukan kepala.
"Siapa?" tanya Salsha dengan raut wajah super penasaran.
"Ada deh. Gue duluan ya, lo ikut ke bawah gak?"
"Ikut lah. Masak lo tega ninggalin gue sendiri di sini? Tar kalok ada arwah gentayangan kan gak lucu."
Aldi terkekeh kemudian berdiri bersamaan dengan Salsha. Kedua remaja itu lalu berjalan menuruni anak tangga hingga sampai di koridor yang masih nampak ramai mengingat jam istirahat belum selesai. Tanpa mengucap sepatah kata, Aldi pergi meninggalkan Salsha begitu saja di anak tangga paling bawah.
Tangan kanan Salsha yang hendak terulur untuk memanggil Aldi tiba-tiba berhenti. Ada rasa tidak enak yang menjalar kala hendak melakukan sesuatu yang dulu ia lakukan tanpa ijin. Yang Salsha lakukan sekarang hanyalah menatap nanar punggung tegap Aldi yang perlahan memudar hingga lenyap ditelan belokan.
"Eleora." Seseorang tiba-tiba menepuk pundak Salsha, membuat yang ditepuk otomatis menoleh.
"Rafa?" Salsha memiringkan kepalanya sedikit, tentu bingung melihat Rafa ada di koridor kelas MIPA.
"Kok lo ada di sini?" tanya Salsha lagi, hanya sekedar memastikan.
"Cuma jalan-jalan aja, eh taunya nemu cewek cantik. Habis darimana?"
Jujur saja Salsha sedikit risi apabila diperlakukan seperti itu oleh Rafa yang notabennya tidak pernah akrab dengan Salsha, mungkin hanya sesekali mereka bicara.
"Dari rooftop." Salsha tersenyum sedikit sebagai wujud menghargai pertanyaan laki-laki yang merupakan mantan wakil ketua OSIS Ananta.
"Sama Aldi ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TOPENG [END]
Teen Fiction"Jadi pacar gue." "Gamau!" "Kasi gue alasan kenapa." "Lo galak." 🎭 Tumpahan susu coklat memang menjadi awal dari kisah keduanya, dan mereka tak tau apa saja yang akan mereka lewati di depan untuk menjadi s...