🎭 • 16

321 38 5
                                    

Hai selamat datang di cerita Topeng part keenam belas

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA YANG KE-75
DOA YANG TERBAIK UNTUK NEGERI KITA SEMUA
SEMOGA INDONESIA LEKAS DEMBUH DARI COVID19
MARI KITA DOAKAN YANG TERBAIK

Apa kabar kalian semua?
Selamat malam Selasa
Di daerah kalian masih ada lomba-lomba 17 Agustus an gak?
Ceritain boleh kok

Btw udah part 16 aja nih
Pembacanya udah 1k aja
Seneng banget
Kalian semua memang hebat ya
Sayang banget sama kalian❤️

Yuk ke ceritanya

SELAMAT MENIKMATI CERITA

🎭

Suara isak tangis dari Salsha menggema ke seluruh penjuru kamar. Sungguh, ingin sekali rasanya kabur dari rumah menyebalkan ini sekarang. Namun, Harrie pasti memiliki seribu satu cara agar Salsha mau menuruti apa yang mulutnya ucapkan.

Menyebalkan.

Kamarnya yang semula tertata rapi kini sudah terlihat seperti kapal pecah mengingat sejak tadi Salsha sibuk melempar berbagai macam perabotan yang ada di kamar sambil terus menangis hingga kelelahan. Seragam putih abu-abunya pun masih melekat sempurna di tubuh mungil Salsha, hanya saja terlihat urakan dan sedikit basah terkena air matanya yang terus mengalir.

Tiba-tiba ponsel yang tadi ia lempar kasar ke kasur berbunyi nyaring. Membuat gadis itu mendongak setelah setengah jam menghabiskan waktu untuk menelungkupkan kepalanya di tumpukan kedua tangan. Dengan langkah lemas, Salsha berjalan menuju kasur kepunyaannya kemudian mengambil ponsel yang masih setia berbunyi. Username yang terdapat di layar ponsel membuat Salsha segera menggeser tombol hijau dan mendekatkan ponsel ke telinga kanannya.

"Halo."

"___"

"Jemput gue."

Salsha mematikan sambungan sepihak kemudian gadis itu nampak berjalan menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan yang rasanya sudah sangat lengket dan bau. Hingga lima belas menit kemudian, pintu kamar mandi nampak terbuka menampakkan sosok Salsha yang sudah cantik dengan balutan sweater merah maroon polos dipadukan dengan celana jeans navy yang sangat pas dengan badannya.

Salsha nampak berjalan menuju meja rias untuk sekedar memoles bedak dan juga mengolesi bibirnya pelembab bibir agar tidak kering. Terakhir, gadis itu memakai sepatu putih kesayangannya dan menggerai indah rambut coklatnya.

"Kok gue jadi kayak pengen ketemu pacar ya?" gumam Salsha sembari menatap pantulan dirinya di cermin. Entah kenapa dirinya secara reflek berdandan layaknya seorang gadis yang hendak berkencan.

"Bodo lah."

***

Jalanan Bandung sore ini nampak ramai lancar membuat Salsha tak harus menutup kaca mobil guna menghindari polusi. Kini, gadis itu tengah sibuk memandang ke luar jendela sambil menikmati udara sore yang menyegarkan, membuat seseorang di sebelahnya menyunggingkan senyuman.

Mobil terus melaju dengan kecepatan sedang hingga akhirnya sampai di sebuah tempat ber-papan nama Sejiwa Coffee, cafe yang akhir-akhir ini selalu saja menjadi perbincangan para remaja. Katanya cafe ini sangat cocok untuk kalangan anak muda yang ingin sekedar nongkrong atau pacaran. Suasana cafe yang bertema modern dan live music yang senantiasa ada setiap malam, membuat Sejiwa Coffee selalu dipadati oleh pengunjung.

"Turun."

"Iya ini mau turun." Salsha berdecak karena sejak tadi hanya disuruh-suruh oleh manusia di sebelahnya itu. Awas saja dia nanti.

TOPENG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang