🎭 • EPILOG

470 31 6
                                    

Hai selamat datang di epilog cerita Topeng

Maaf ya updatenya hari Senin dan siang-siang begini

Semoga aja kelelahan kalian dalam belajar atau ujian hari ini bisa menguap sebentar setelah membaca akhir dari cerita ini

Seneng deh kalian selalu support karya aku, ya walau cuma tentang alsha doang

Hei kamu

SELAMAT MENIKMATI CERITA

🎭

"HALO!!" seru Devan yang sekarang berperan sebagai sang pemandu acara.

Tebak acara apa?

1

2

3

Apakah tebakan kalian benar atau tidak?

"Halo!!" sahut semua hadirin yang terdengar sangat bahagia pada malam ini.

"Ada mangga datang dari Tasik!"

"Cakep!!"

Suasana kian meriah berkat sifat Devan yang kerjanya buat rusuh, tak jarang juga Candra yang ada di bawah panggung menyahuti perkataan Devan dengan gurauan.

"Dibelah dua sama si Candra!"

"Ngapa lo bawa-bawa gue?!" 

Tuh kan? Nyaut mulu si yang namanya disebut.

"Artinya?!" Para hadirin tentu saja dibuat terhibur oleh Devan yang selalu tampak energik.

"Tante, Om, Kakak dan Adik
Selamat malam semuanya!!"

"SELAMAT MALAM!!"

"Ada yang tau saya berdiri di sini mau ngapain?!" tanya Devan dengan hebohnya, membuat yang merasa jadi temannya geleng-geleng kepala.

"Temen lo tuh, Di." Iqbaal berucap disela kekehannya, sementara yang diajak bicara malah bergidik geli.

"Kayaknya bukan temen gue, Bal. Temen lo kalik."

"Ya bawa acaralah, dodol! Nanyak lagi lo!" Candra rasanya kesal sekali dengan sikap sok ramah Devan. Padahal mah Devan dimana-mana juga perannya sama, jadi perusuh.

"Maaf, masnya PMS? Kok ngegas mulu?" Devan terkekeh melihat raut wajah Candra yang sudah tidak bisa dibilang baik-baik saja.

"Serah! Ngambek gue sama lo!" Candra melengos pergi menjauh dari panggung kecil yang ada di tengah-tengah lobby gedung.

Gedung yang saat ini dipenuhi oleh lautan manusia yang hendak melihat momen sakral dimana acar tukar cincin akan dilakukan oleh anak-anak dari dua orang pengusaha sukses di kota ini.

"Bocil!!" jerit Candra tanpa tau kondisi.

"Aduhh!! Apa sih, Ndra? Budek ini telinga Ndu!!" Dengan keras Rindu memukul lengan kekasihnya yang bar-bar.

"Balaskan dendam Ndra! Gak mau tau!" Hidung Candra kembang kempis kala melihat Devan dengan santainya membawa acara bahkan tidak mau menoleh ke arahnya. Teman macam apa itu?

"Yang lebih cocok dikatain bocil itu elo, Ndra." Aldi tertawa melihat raut wajah kesal Candra yang semakin menjadi.

"Ini lagi satu! Udah dikasi restu tunangan sama sepupu kesayangan gue, malah ngelunjak!" 

"Udah kali, Ndra. Nikmati aja acaranya." Salsha berucap santai.

Malam ini, Salsha terlihat sangat cantik bak bidadari yang turun ke bumi. Dress panjang berwarna putih susu berlengan sabrina membalut sempurna tubuh idealnya, rambut panjang yang sengaja diurai dan dibubuhi sedikit dengan sebuah bando putih yang senada dengan gaun yang Salsha kenakan. Jangan berharap bahwa Salsha sendiri yang memilih gaun panjang hingga menutupi kedua kakinya itu, karena nyatanya itu pilihan mama Aldi.

TOPENG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang