🎭 • 37

278 37 18
                                    

Hai selamat datang di cerita Topeng part ketiga puluh tujuh

Malam buat para kesayanganku
Gimana kabar kalian malam ini?
Masih setia nunggu Topeng update kah?
Mau nanya dong
Gimana kalau seandainya aku rehat dulu buat cerita alsha?
Ya maksudnya mau nyoba buat cerita fiksi remaja gitu
Gimana menurut kalian?
Kalian mau baca kah?

Yuk

SELAMAT MENIKMATI CERITA

🎭

"Gue suka lo."

Aktivitas makan mie kuah nikmat Aldi terhenti ketika mendengar sebuah kalimat keramat yang terlontar dari bibir mungil Zea. Iris mata Aldi kini tertuju langsung pada kedua mata Zea yang menatapnya malu-malu. Gadis itu benar-benar sangat menggemaskan sekarang.

Aldi mengernyit. "Secepat itu lo berpindah hati hanya karena ditinggal nikah?"

Zea mengangguk antusias. "Dari pertama gue liat lo pagi ini, ada getaran lain yang gue rasain."

"Jujur banget deh lo." Aldi terkekeh dengan tangan terjulur lalu mengacak pelan puncak kepala Zea. Hal yang membuat Zea tambah yakin kalau Aldi juga menyukai dirinya.

"Mie lo udah ngembang tuh. Makan, gih." Aldi menunjuk mie yang ada pada mangkuk Zea.

Zea menyengir lucu kemudian kembali melanjutkan aktivitas makan mie nya, begitu pula dengan Aldi. Seketika ungkapan suka dari Zea membuat sebuah ide tiba-tiba nyangkut begitu saja di otak Aldi. Dengan adanya Zea yang notabennya menyukai Aldi, mungkin perlahan Aldi bisa melepas Salsha untuk Iqbaal dan memberikan sepenuh hatinya untuk Zea. Tapi apa bisa secepat itu?

Beberapa menit kemudian, nampak mangkuk keduanya sudah ludes tanpa ada sisa sedikit pun. Satu hal lagi yang Aldi temukan dari Zea. Sama seperti dirinya, Zea juga ternyata suka dengan kuah mie. Keduanya kompak membawa mangkuk serta garpu kotor ke dapur untuk dicuci.

"Ihh.. mending lo nyantai aja di ruang tamu. Kebetulan gue banyak banget punya kaset film, tinggal pilih aja mau genre apa. Ini mangkuk sama garpu kotor biar gue yang cuci. Lo kan tamu gue," oceh Zea sembari mengambil alih mangkuk Aldi dari tangan laki-laki itu.

"Yang baru aja habis ditinggal nikah pasti capek karena nangis terus. Udah, ini biar jadi urusan gue." Aldi mengambil kembali mangkuk dirinya dan juga mangkuk milik Zea kemudian mendorong bahu gadis itu agar tidak mengganggu aktivitas mencucinya.

"Maksa banget." Zea cemberut dan akhirnya mengalah. Membiarkan Aldi mencuci mangkuk mereka sementara dirinya duduk di sofa ruang tamu.

Bertemu dengan sosok Aldi adalah hal yang paling Zea syukuri dalam hidup. Sekarang ia percaya bahwa orang baik pasti akan selalu datang dan mengulurkan tangan pada mereka yang sedang ditimpa masalah. Zea juga sudah berjanji dalam hati bahwa dirinya tidak akan membiarkan Aldi pergi dari hidupnya.

"Oi." Aldi menepuk pundak Zea yang tengah melamun sambil senyum-senyum sendiri. Rupanya laki-laki itu sudah selesai mencuci dan sekarang ikut duduk di sebelah Zea.

Zea tersentak lantas menoleh ke arah Aldi. Laki-laki itu nampak celingukan mencari sesuatu, membuat dahi Zea mengkerut.

"Nyari apa sih?"

"Ini, remote TV mana sih? Kan katanya mau nonton film. Menurut lo film yang bagus apa? Gue ngikut aja deh."

Zea terkekeh lalu beranjak dari duduk. Mencari kaset film kesukaannya, memasukkan kaset ke dalam DVD lalu duduk kembali di sebelah Aldi. Rupanya remote yang Aldi cari ada di meja kecil di sebelah Zea. Setelah menekan tombol play di remote, film pun dimulai.

TOPENG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang