Hai selamat datang di cerita Topeng part keempat belas
Gimana kabar kalian malam ini?
Masih ruetkah dengan tugas?
Istirahat sebentar yuk buat baca cerita ini
Semoga kalian suka sama part iniSELAMAT MENIKMATI CERITA
Kalian pilih mana?
Atau
🎭
Queen dan teman-temannya perlahan mulai membuka pengait topeng lalu dengan perlahan pula menurunkan topeng merah itu dari wajah masing-masing hingga Aldi yang awalnya tidak sabar menjadi terdiam.
"Jadi lo?!" sentak Aldi, tidak percaya dengan gadis di hadapannya yang kini sudah tidak ber-topeng.
Queen menatap Aldi dengan tatapan yang sulit diartikan sementara Aldi masih sibuk mengusap matanya beberapa kali, seolah belum terima akan kenyataan yang sudah ada di depan mata.
Devan nampak baru sadar dari keterkejutannya kemudian berjalan mendekat ke arah teman-teman Queen. "Ratu, jadi selama ini kalian?" tanya Devan dengan kedua tangan yang sudah hinggap di kedua bahu Ratu.
"Apaan sih, Van! Biasa aja kalik!" ucap Ratu dengan nada tidak suka sambil menepis kasar kedua tangan Devan dari bahunya.
"Tangan gue jangan ditepis mulu dong, Rat. Sesekali digenggam kek," ucap Devan dengan wajah yang ditekuk.
Malang sekali nasibmu tangan. Sabar ya
"Lo kata gue mau nyebrang harus pengang tangan lo?!" Ratu melotot ke arah Devan, membuat laki-laki itu memundurkan sedikit langkahnya. Takut kalau-kalau Ratu membunuhnya.
"Pegang tangan gue aja, Van. Dijamin nyaman lahir batin," celetuk Iqbaal yang sejak tadi terkekeh kecil melihat Devan ditolak mentah-mentah lagi oleh Ratu.
"Gak usah ikut campur deh bos kedua!" Devan menatap Iqbaal tak suka.
"Emang ya karma itu gak akan salah alamat. Makan tu karma! Rasa apa, Van?" Meledak sudah tawa Iqbaal kala melihat wajah Devan yang semakin jelek karena kesal dengan segala ucapan menyebalkan yang Iqbaal ucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOPENG [END]
Teen Fiction"Jadi pacar gue." "Gamau!" "Kasi gue alasan kenapa." "Lo galak." 🎭 Tumpahan susu coklat memang menjadi awal dari kisah keduanya, dan mereka tak tau apa saja yang akan mereka lewati di depan untuk menjadi s...