🎭 • 44

283 35 18
                                    

Hai selamat datang di cerita Topeng part keempat puluh empat

Selamat malam para kesayanganku
Gimana malam kalian malam ini?
Seneng rasanya aku bisa update jam segini
Kalian juga nggak?
Semoga setiap part yang aku buat bisa sedikit menghibur kalian yang lelah habis sekolah online
Langsung aja yuk

SELAMAT MENIKMATI CERITA

🎭

Zea menyodorkan kembali ponsel Aldi yang sempat ia tahan selama satu jam.

"Makasi udah ajak jalan." Zea tersenyum amat manis.

Aldi mengangguk dengan tangan yang memasukkan ponsel ke dalam saku celana abu-abu. Setelah memastikan Zea turun dari mobil, Aldi kemudian menancap gas dengan kecepatan tinggi. Selain karena ngantuk, dia juga sedikit kesal dengan tingkah Zea yang terlalu mengatur dirinya.

Sementara Zea masih berdiri di depan gedung apartemen sambil melambaikan tangan pada mobil Aldi yang sudah jauh pergi. Senyum manisnya dalam sekejap hilang menjadi tatapan datar tanpa ekspresi.

"Gue gak akan ngelepasin cowok dengan segitu mudahnya apalagi ini Aldi. Akan gue pastikan cewek bernama Eleora itu jauh-jauh dari Aldi. Bagaimana pun caranya."

***

Mobil Aldi yang tadi sempat menggila di jalanan akhirnya berhenti di depan sebuah taman dekat rumah Salsha. Sengaja laki-laki itu datang kemari untuk menenangkan diri dan juga untuk sekedar menyapa Salsha yang juga ada di sini mengingat postingan terakhir Salsha berlokasi di sini.

Benar saja, kedua iris tajam Aldi langsung menangkap sosok Salsha dan juga Candra yang tengah bermain dengan seekor anak anjing. Sepertinya bukan punya mereka. Aldi kemudian melangkah mendekat tanpa pikir panjang.

Salsha yang sadar ada seseorang mendekat seketika berhenti mengejar Candra yang menggendong anak anjing sambil berlari. Melihat Aldilah orangnya, membuat Salsha kembali melanjutkan aktivitasnya mengejar Candra.

Mulut Aldi yang tadinya ingin memanggil Salsha tiba-tiba langsung tertutup rapat bahkan nama Salsha ikut tertahan di ujung lidahnya. Gadis itu benar-benar melakukan apa yang dia ucapkan. Gadis itu terasa sangat jauh dan amat sulit untuk digapai kembali. Siapa sangka semua ini terjadi karena keegoisan mereka berdua?

"Eh udah, capek gue!" Candra berhenti tepat di depan Aldi. Sepupu Salsha itu kemudian meletakkan kembali anak anjing dalam gendongannya ke atas rumput kemudian ikut duduk juga di atas rumput karena kelelahan berlari.

"Makanya jangan serakah! Lo itu gak becus jagain anak anjing ini! Mati dia kalok lo cekek terus kayak tadi!" Salsha akhirnya sampai dan ikut duduk di atas rumput, tak lupa tangannya melayang guna memukul kepala Candra. 

Kebiasaan yang tak bisa dipisahkan dari seorang Salsha.

Candra tiba-tiba sadar ada sesosok manusia yang sejak tadi berdiri di hadapan dirinya. Perlahan kepala Candra terangkat untuk melihat siapakah sosok manusia itu.

"Eh pak bos rupanya. Ada apa nih?" ucap Candra riang sembari kembali berdiri guna menyamakan tinggi dengan Aldi.

"Gak ada. Mampir aja." Aldi kemudian ikut duduk di atas rumput, lebih tepatnya di sebelah kanan Salsha yang masih asik bermain dengan anak anjing.

"Ye si cumi! Gue udah berdiri dia malah duduk!" Candra berucap dengan nada sewot yang luar biasa lalu ikut duduk juga di samping kiri Salsha.

Aldi tiba-tiba merasa canggung kala berada di dekat Salsha, padahal biasanya dia bar-bar. Entahlah, ada aura lain yang Salsha tebarkan untuk dirinya. Membuat Aldi sulit untuk mendekat dan sedikit ragu untuk berucap. Perempuan memang aneh, begitulah pikiran Aldi.

TOPENG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang