🎭 • 20

343 34 4
                                    

Hai selamat datang di cerita Topeng part kedua puluh

Gimana kabar kalian malam ini?
Masih tetep sehat kan?
Semoga tetep sehat terus ya
Udah part 20 aja nih
Padahal kayaknya baru aja aku publish cerita ini
Udah rame juga ya hehe

Yuk langsung ke ceritanya

SELAMAT MENIKMATI CERITA

🎭

Mobil kepunyaan Aldi kini sudah berhenti sempurna di area parkir bawah milik mall setelah dua puluh menit menempuh perjalanan dari SMA Ananta. Mall siang ini nampak sedikit ramai mengingat letaknya yang dekat dari beberapa SMA dan sudah pasti jam pulang sekolah seperti ini mall dipenuhi oleh anak sekolah.

"Bawa jaket gak?" tanya Aldi setelah mematikkan mesin mobilnya, membuat Salsha yang hendak membuka pintu mobil menoleh.

"Bawa, kenapa?"

"Pakai. Biar gak keliatan almamater Ananta nya."

Salsha mengangguk tanpa protes. Lekas keduanya memakai jaket masing-masing kemudian keluar dari mobil menuju gedung mall. Keduanya berjalan beriringan layaknya seorang kekasih namun tanpa tautan tangan karena Salsha sibuk dengan ponsel dan tangan Aldi sibuk di kedua saku hoodie putihnya.

"Mau kemana dulu?" tanya Aldi dengan nada sedikit canggung dan tanpa menoleh ke arah Salsha.

Salsha mengalihkan tatapan matanya dari ponsel ke Aldi yang terlihat tak mau menatapnya. "Gue laper, mau ayam goreng."

Aldi mengangguk lalu menarik pelan pergelangan tangan Salsha menuju salah satu restoran cepat saji yang menyajikan ayam goreng yang Salsha mau. Setelah menyuruh Salsha untuk mencari tempat duduk, laki-laki itu segera memesankan dirinya dan Salsha ayam goreng serta minuman.

Tak lama, Aldi nampak menghampiri Salsha yang sudah duduk manis di salah satu meja dengan sebuah nampan berisi dua piring nasi dan ayam goreng serta dua minuman soda. Tanpa basa basi, Salsha segera menarik satu piring dan juga segelas soda mendekat ke arahnya lalu melahap makannya tanpa ada minta untuk mengobrol dengan laki-laki di hadapannya.

Sementara Aldi hanya bisa mengunyah makanan dalam diam tanpa ada niat untuk memulai obrolan dengan Salsha karena ia tau kalau gadis itu memiliki kebiasaan yang sama dengannya, tidak suka ngomong saat makan. Tapi, kali ini ada sebuah dinding kokoh yang berdiri di antara dirinya dan Salsha yang membuat keduanya begitu canggung padahal Aldi belum mengatakan suka pada Salsha. Dan Aldi benci situasi seperti ini, dimana dia harus melihat sosok Salsha yang lain dari sebelumnya.

"Sal-"

"Nanti aja ngomongnya. Fokus makan." Salsha dengan cepat memotong ucapan Aldi yang bahkan belum keluar, membuat bahu laki-laki itu sedikit merosot. Belum pernah dalam hidup dia diperlakukan seperti ini oleh seorang gadis karena Aldi sudah terbiasa mendapatkan apa yang dia mau dengan mudah.

Aldi yang sudah tidak tahan lalu meletakkan paha ayam yang hendak ia gigit ke piring membuat sebuah suara yang lumayan keras. "Lo kenapa sih, Sal?" tanya Aldi dengan wajah frustasi.

Salsha menaikkan pandangannya menuju kedua iris mata hitam Aldi dan menatapnya datar tanpa ekspresi. "Kenapa apanya?"

"Kenapa lo jadi diem gini? Gak cocok tau nggak. Mending lo marahin gue sepuas yang lo mau atau bahkan mukul gue sampe babak belur. Liat lo kayak gini malah ngebuat gue gak nyaman."

"Kalok gak nyaman, harusnya lo gak ngajak gue ke sini," sarkas Salsha yang mulai muak dengan segala tingkah Aldi yang kadar menyebalkannya selalu astaga naga.

"Gue cuma pengen ngehibur lo biar gak sedih terus cuma karena sikap semena-mena bokap kita." Perlahan Aldi meraih tangan kiri Salsha, "gue kan udah janji bakal buat perjodohan ini batal." Aldi tersenyum walau hatinya tidak iklas perjodohan itu batal.

TOPENG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang