Hai selamat datang di cerita Topeng part ketiga puluh tiga
Uwuu aku balik lagi nih bawa cerita yang mungkin kalian suka hehe
Aku gak bisa menjamin sih kalian semua yang baca cerita aku yang ini suka semua
Tapi aku seneng kok kalian sudah meluangkan waktu buat baca ceritaku yang absurd ini
Makasi banyak-banyak ❤️Yuk
SELAMAT MENIKMATI CERITA
🎭
Mobil Aldi terparkir sempurna di parkiran sebuah club ternama yang ada di Bandung mengingat Iqbaal berjanji akan men-traktir dirinya minum. Aldi, Iqbaal, Devan serta Candra kemudian keluar dari mobil dan berjalan bersama masuk ke dalam.
Seketika suara musik yang berdentum keras menyapa kedua gendang telinga keempatnya. Semua orang yang ada di dalam meliukkan tubuh mereka mengikuti setiap irama musik sambil saling menggoda satu sama lain. Keempat sahabat itu kemudian mendekat ke arah bar yang kebetulan tidak berpenghuni karena semuanya terlalu sibuk berdansa.
"Bar," panggil Iqbaal kepada seorang bartender yang tengah sibuk meracik minuman.
Yang dipanggil kemudian menoleh. "Oy, Bal! Lama gue gak liat lo. Apa kabar?"
"Always fine gue." Iqbaal terkekeh sembari melakukan tos dengan bartender itu.
"Oh iya, ini temen-temen gue. Di, Van, Ndra, ini Akbar. Temen SD gue dulu."
Ketiganya kemudian melakukan tos secara bergantian dengan Akbar yang notabennya cepat akrab dengan siapa saja.
"Mau pesen apa nih?"
"Apapun yang kadar alkoholnya dikit. Biar gak mabuk banget, kasian si Aldi yang nyetir."
Akbar mengangguk lalu berjalan kembali ke belakang guna meracik minuman yang Iqbaal pesan. Sementara menunggu pesanan keempatnya datang, Aldi memutuskan untuk mengedarkan pandangan ke sekeliling. Tentu ini bukan kali pertama dirinya datang ke tempat seperti ini namun dirinya masih saja asing dengan suasana seperti ini.
Dimana ada banyak godaan dan juga banyak dosa. Namun kali ini Aldi justru merasa sangat tenang berada di sini. Suara bising dari musik yang terus mengalun tanpa henti membuat semua penolakan lembut dari Salsha sampai suara keras dari kedua orang tuanya hilang walau hanya sekejap.
Tapi setidaknya Aldi pernah merasa tenang di tengah keramaian walau phobianya sedikit demi sedikit mulai bereaksi. Namun kali ini phobianya sama sekali tidak menyakitkan sehingga Aldi lebih memilih menikmatinya.
"Nih pesenan kalian." Akbar menghidangkan empat gelas kecil yang di dalamnya berisi minuman dengan kadar alkohol rendah.
Aldi habiskan minuman itu hanya dengan sekali teguk dan rupanya tak ada reaksi sedikit pun membuatnya ingin menambah lagi. Namun ia sadar diri sedang ditraktir oleh Iqbaal. Bersamaan dengan tangannya yang meletakkan gelas kembali ke atas meja bar, ekor matanya tiba-tiba menangkap sosok gadis yang menari seorang diri dalam kondisi mabuk.
Dan benar saja, beberapa pria hidung belang mulai mendekat ke arahnya dan mulai mencoba menyentuh gadis malang itu. Aldi berdecak kecil kemudian berjalan mendekat ke arah gadis yang tak ia kenal itu tanpa peduli tatapan bingung dari ketiga sahabatnya.
"Kemana tuh dia?" tanya Candra yang sejak tadi memilih untuk meneguk minumannya sedikit demi sedikit agar tidak cepat habis.
"Ke kamar mandi kali," sahut Devan seadanya sambil terus bermain ponsel, entah apa yang sedang ia lakukan.
"Kamar mandi kan di sana." Iqbaal menunjuk ke arah papan yang bertuliskan 'toilet'.
"OH MY GOD GUYS!!!" Devan menjerit dengan kedua mata yang masih tertuju pada ponsel, membuat Iqbaal dan Candra terkejut bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOPENG [END]
Teen Fiction"Jadi pacar gue." "Gamau!" "Kasi gue alasan kenapa." "Lo galak." 🎭 Tumpahan susu coklat memang menjadi awal dari kisah keduanya, dan mereka tak tau apa saja yang akan mereka lewati di depan untuk menjadi s...