Part 2

4.3K 340 49
                                    

Kalau ada typo, tandai ya.

70 🎉🎉🎉

🍭

🍭

🍭

"Hai, wanita tak berguna. Kita bertemu lagi."

Seperti biasa, Freya hanya diam mendengar ejekan dari sepupunya ini. Sepupu yang selalu membuat hidupnya tersiksa, Freya tak bisa apa-apa. Apalagi, saat ini ia sedang berada dihadapan keluarganya, dan membuat sepupunya itu semakin besar kepala dan sombong dihadapannya.

Livy, wanita yang selalu membully Freya di sekolah merasa tak puas. Wanita itu hampir tiap harinya datang ke Istana dan membuat Freya semakin tersudutkan. Ya, dia adalah sepupu Freya. Sepupu yang lebih disayang dikeluarganya dibanding dirinya yang notabene-nya memiliki status putri Istana. Namun, berbeda dengan putri Istana lainnya yang selalu dimanjakan, Freya justru selalu di siksa habis-habisan. Bukan hanya keluarga, namun juga Omega dan Warrior Istana juga ikut menyiksanya.

"Livy, sayang. Ayo duduk, jangan pedulikan anak itu. Kau akan membuang waktu bermaknamu saja," ucap Bellinda- ibu dari Freya. Suara wanita itu begitu lembut, berbeda jika berhadapan dengan Freya. Wanita itu akan membentak atau meneriaki Freya dengan nada perintah, tak ada sedikitpun nada kasih sayang yang diberikan untuk putrinya.

"Baik, bu. Aku juga tak ingin tertular Virus menjijikan dari wanita ini." Livy mengambil tempat duduk di samping kakak pertama Freya bernama Gavin. Pria berbadan tegap dengan otot yang menonjol wajahnya penuh kelembutan dan ketegasan dalam satu sisi.

"Freya, apa yang kau lakukan. Cepat, hidangkan makanan untuk kami." Kakak kedua Freya berucap, bernama Brian dengan sifat jahil, pria ini selalu menjadikan Freya kambing hitam dan paling sering membuat Freya menderita.

"Baik, tuan." Inilah, Freya sebenarnya. Ia bukan hanya disiksa fisik saja, tapi batin juga. Ia adalah Putri mahkota, namun ia diperlakukan kayaknya pembantu. Bahkan, untuk keluarga-nya saja ia tak diperbolehkan memanggil dengan sebutan yang seharusnya, hanya ada dua embel-embel yang wajib Freya pakai, yaitu 'tuan' dan 'nyonya'.

Sakit? Memang. Livy yang hanya sepupu saja diperbolehkan memanggil orangtuanya dengan sebutan ayah dan ibu, sedangkan ia? Sungguh menyakitkan.

Freya menyajikan makanan dipiring setiap keluarganya. Begitu juga minuman, namun sebelum itu ia harus mencicipkan makanan dan minum itu terlebih dahulu, agar keluarganya yakin bahwa ia tak memasuki racun dalam hidangan.

Ke bagian Livy, Freya berhati-hati menyiapkan makanan. Ia menarih hidangan apa yang Livy ingin, setelah itu gelas kaca yang masih kosong ia isi demgan minuman Anggur, namun saat ia sedang fokus menyiapkan makanan. Livy mengambil kesempatan, ia menemdang tulang kerimg Freyabdan membuat Freya kehilangan fokusnya. Botol minuman yang dipegangnya jatuh tepat di kaki Livy, cairan ungu itu keluar dan mengenai sepatu yang dikenakan oleh Livy.

"Astaga, Freya. Apa yang kau lakukan. Kau bisa bekerja tidak? Kau tahu, sepatu yang kugunakan ini berharga mahal, aku yakin kau tak mampu membelinya dengan uangmu sendiri."

Freya menunduk ketakutan. Acara makan malam ini pasti hancur, keluarganya saat ini menatapnya tajam penuh kemarahan, terutama ibunya. Bagaimana tidak, sepatu yang dikenakan Livy adalah pemberian Bellinda di ulang tahun ke 14. Sepatu yang memiliki harga fantastis, dan mampu membuat Freya menjatuhkan rahangnya saat mengetahui harga sepatu itu.

"Maaf, aku tak sengaja." Suara Freya bergetar.

"Maaf kau bilang. Jelas, sekali kau menjatuhkan botol Wine itu, sehingga mengenai sepatuku. Kau iri kan kalau ibu memberikan aku sepatu mahal, sedangkan kau tak diberi apa-apa."

IMMORTAL QUEEN #Fantasi 2 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang