Part 56

2.9K 256 8
                                    

Kalau ada typo tandai ya.

14,5K🎉

🍭

🍭

🍭

Freya sudah menunggu lama sekali. Sudah sedari tadi, Enzy tak menunjukkan batang hidungnya. Freya ingin Enzy datang secepatnya, karena Lucas telah menyuruh Enzy dengan membawa kursi roda untuknya. Pria itu tak membiarkan Freya berjalan, karena bagi Lucas, Freya belum sepenuhnya sembuh. Padahal, Freya sudah dirawat lama sekali dalam ruangan itu dan Freya sendiri yakin dia sudah sembuh.

Bahkan para healer saja sudah menyatakan Freya sudah sembuh dari jauh-jauh hari. Pria itu bahkan membuat dua pilihan untuknya agar tak berjalan, yaitu digendong oleh Lucas atau memakai kursi roda. Tentu Freya memilih opsi kedua, dia tak membayangkan sesuatu yang terjadi pada drama di televisi akan di alaminya. Di gendong dengan romantis, melewati beberapa lorong dan menarik perhatian para penghuni Istana.

Tidak, Freya sendiri tak menyukai hal tersebut.

Freya melirik sejenak ke arah Lucas. Pria itu asik dengan laptop nya. Seperti biasa, dia akan melakukan pekerjaannya. Lucas tak ada jadwal di luar ruangan, jadi itulah alasannya untuk menangani Freya. 

Suara bel berbunyi. Senyum langsung terbit di wajah Freya. Dapat dipastikan, yang datang adalah Enzy, karena hanya wanita itu saja yang diperintahkan oleh Lucas. Pintu terbuka, dugaan Freya benar kalau Enzy yang datang. Dia membawa sebuah kursi roda. Freya melihat ke arah Lucas, pria itu masih tetap sibuk meski Enzy datang, dan membuat Freya kesal.

Freya yakin kakinya sudah kuat menopang tubuhnya. Dengan cepat, dia turun dan berlari menuju Enzy, mengambil tempat duduk di kursi roda tersebut. Freya tersenyum lebar pada Lucas, terlihat sekali wajah pria itu yang sangat kesal dan bercampur khawatir karena gerakan Freya yang secara tiba-tiba. "Makanya, pada saat Enzy datang harusnya kau cepat bersiap untuk keluar dari ruangan ini. Jangan fokus saja pada layar di depan mu Lucas."

Lucas mengelus dada nya berusaha untuk sabar menghadapi Freya yang sangat keras kepala. Dia beranjak, tak lupa membawa leptop nya. Dia mencubit pipi Freya dengan kuat, untuk menumpahkan rasa kesalnya. "Bawa ini!" ucap Lucas seraya memberikan laptop nya pada Enzy.

Lucas mendorong kursi roda Freya. "Ini lantai berapa?" tanya Freya. Dia merasa sangat asing dengan lorong ini.

"Lantai tiga."

Freya mengangguk. Suasana lorong masih sama, tiap tembok akan diberi hiasan berupa lukisan. Suasana lantai tiga ini sangat sepi. Sepertinya, di Istana ini hanya lantai satu saja yang terlihat ramai.

Mereka memasuki lift, menuju lantai dua dimana kamar Freya berada. Freya menghembuskan nafasnya kasar, padahal hari ini dia berencana untuk ke taman hitam. Menghirup udara di sana sebanyaknya dan berinteraksi dengan kupu-kupu hitam.

Sepertinya pria itu tak akan mengizinkan melakukan kegiatan yang melelahkan, Freya yakin itu. Dia harus mencari ide agar Freya bisa berada diluar ruangan. Freya ingin menenangkan pikirannya dengan keluar dari Istana terlebih dahulu.

Freya menunduk. Dia merasakan pusing pada kepalanya. Sebuah gambaran memasuki pikirannya, Freya berusaha untuk tak mengeluarkan suara atau membuat Lucas curiga pada dirinya.

Freya melihat Felya yang tengah memanjat sebuah bangunan tinggi. Bangunan itu adalah Istana ini, dia tampak begitu lincah memanjat tanpa menimbulkan suara sehingga para Warrior tak curiga pada dia. Bayangan itu hilang sejenak, setelah beberapa menit, bayangan itu datang lagi, menunjukkan Freya yang sudah berada di atap dan melompat dari satu pohon ke pohon yang lain hingga lompatan terakhir dia telah sampai di tanah. Tempat yang berada di luar Istana.

IMMORTAL QUEEN #Fantasi 2 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang