Part 33

3.2K 291 42
                                    

Kalau ada typo, tandai ya.

7,07 K

🍭

🍭

🍭

Kebenaran memang menyakitkan. Berbeda dengannya, dia tak pernah sekalipun menganggap kebenaran yang baru diketahuinya itu menyakitkan. Logika nya selalu menentang rasa itu untuk menyergap dalam hatinya. Akibat ego yang tinggi, dia kini tak mengenali dirinya sendiri. Ego itu bisa saja menghancurkannya suatu hari nanti. Mungkin dia belum mengetahui akibat yang akan didapatnya.

Senyum selalu terpasang pada wajah tampannya. Ada perasaan yang mengganggunya, dan membuat sudut bibirnya berkedut. Melihat wajah sang pujaan hati, sudah membuat rasa khawatirnya menghilang dan diganti rasa iba juga marah. Dia sangat marah pada seorang yang telah membuat kekasihnya bersedih saat ini.

"Kau tenang saja Livy. Aku yakin, dia sudah mati dalam hutan tersebut. Hutan ini penuh dengan monster mengerikan, tak mungkin dia bisa bertahan hidup." Sudah sedari tadi dirinya terus memberikan kalimat penenang pada Livy.

"Kau benar dia pasti sudah mati. Namun, bagaimana jika Freya memang sudah benar-benar berubah kuat. Dia pasti bisa mengalahkan monster dengan sekali ikatan sulurnya."

Noah tertawa mendengar ucapan Livy. Dia menggelengkan matanya tak percaya. Dia sendiri tak dapat membayangkan bagaimana wanita lemah itu bisa mengalahkan monster yang pasti memiliki ukuran tubuh besar dan kekuatan yang tak main-main.

"Mengapa kau tertawa!" Livy kesal melihat reaksi pria itu. Meski tadi ia sempat terpesona melihat bagaimana Noah tertawa dan membuat matanya sipit, namun ini belum waktunya untuk memuji visual Noah dahulu. "Kita harus bisa berpikir semua kemungkinan Noah. Meski mustahil, jika Freya bersungguh-sungguh untuk menekuni kekuatannya, bagaimana?"

"Yang kau katakan memang ada benarnya. Hanya saja, kemungkinan itu sangat kecil, seperti lubang pada jarum jahit. Menekuni kekuatan bukan membutuhkan waktu sehari atau dua hari, bahkan bisa bertahun-tahun. Seperti kamu, kamu menaiki satu level saja membutuhkan empat tahun lamanya. Sedangkan Freya ... Aku bahkan sudah dari awal melihatnya, dia tak memiliki kekuatan." Noah mengambil teh nya. Memberikan ketenangan untuk Livy memang cukup sulit. Wanita itu memiliki pola pikir yang terlalu kritis dan membuat semua celah dapat dicarinya. " Monster pada hutan Anathema memiliki ukuran yang sangat besar, bahkan bisa menandingi Werewolf. Terutama jika sudah sekelas Griffin, Komodo Naga atau Arthropleura. Sekali injak, maka nyawa Freya sudah melayang."

Livy menghela nafasnya. Memang benar apa yang Noah ucapkan. Kekuatan tak mungkin didapat dengan waktu singkat, pasti membutuhkan banyak waktu. Meski bekerja sama dengan Black Demon juga, pasti ritual yang Freya jalankan panjang. Lalu apa yang ia lihat kemarin? Jika jawabannya adalah ilusi, itu juga tak mungkin. Rasa sakit yang ia dapat juga tak mungkin hanya sekedar ilusi saja.

"Ini masih menjadi misteri Noah."

Noah mengangguk. Dia juga masih ingin mencari tahu misteri apa dibalik kejadian Freya dengan Livy.

••••

Waktu terus berjalan. Hingga berminggu-minggu Freya telah jalankan dalam gubuk sederhana nya. Selama itu, ia tak pernah sekalipun keluar dari gubuknya. Alasannya hanya untuk keamanan saja. Perlahan, stok makanan Freya mulai berkurang, begitu juga dengan rumput yang menjadi pangan utama Milo, sudah mulai menipis.

Air putih sudah mulai habis, menyisakan tempurung kelapa yang sudah tersusun rapih. Freya sudah berjanji pada Felya, bahwa ia akan keluar dalam keadaan yang mendesak. Contohnya disaat bahan pangannya sudah habis, maka Freya harus keluar dari tempat perlindungannya untuk mencari makanan dan juga minumannya.

IMMORTAL QUEEN #Fantasi 2 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang