Part 46

3.2K 289 10
                                    

Kalau ada typo tandai ya

10,9 K

🍭

🍭

🍭

Freya terus memukul pintu Istana dengan kuatnya. Beberapa kali, dia mencoba mendobrak pintu kamar Felya ini. Dia sudah sangat lelah saat ini. Setiap teriakan dan dobrakan yang dia berikan tak ada efek sekalipun. Pertahanan Freya untuk tidak mengumpat akhir nya luntur. Wanita yang dulu selalu diam dan tak berani mengumpat, kini justru sebaliknya. Sudah ratusan umpata yang Freya kirimkan untuk Lucas. Ingin rasanya dia keluar dari Istana ini, namun tak ada satupun celah yang diberikan Lucas.

Jendela kamar yang terkunci secara otomatis dan tak dapat terbuka. Freya mengitari pandangannya. Kamar ini begitu luas, bahkan lebih luas dibanding dengan kamar orangtua Freya dulu. Kamar ini juga memiliki fasilitas yang lengkap, bahkan ada tanaman hidup yang berada dalam kamar ini. Freya merasa sangat kagum, meski dalam mimpi dia sudah melihat ini semua. Ada perubahan sedikit, yaitu di atas kepala ranjang terletak sebuah lukisan yang berukuran besar.  Ukurannya sekitar 1,5 m × 1 m itu, menampilkan lukisan seorang wanita cantik yang sedang tersenyum. Freya tahu, bahwa wanita itu adalah Felya, mengetahui dari warna kulit dan juga rambut.

Dua persamaan mereka yang sangat menonjol, warna bola mata dan juga gigi kelinci. Freya membangunkan tubuhnya, dia sangat kagum melihat lukisan yang sangat indah tersebut. Latar yang diapakai sangat abstrak jika dilihat dari dekat, namun jika Freya berada pada kejauhan 4 m, dia dapat melihat makna latar yang abstrak tersebut.

Bahkan seorang maestro saja tak dapat melukiskan seindah ini. Pandangan Freya beralih, lagi-lagi dia melihat lukisan yang berlatar abstrak. Objek utamanya adalah Freya sendiri, Freya yang sedang memegang pedang, rambut dikuncir ke atas dan keringat yang membanjiri. Freya tahu ini, dia pernah berlatih pedang di sebuah hutan dekat Istana dengan menggunakan pakaian ini.

Freya tak menyangka bahwa Lucas selalu mengintainya. Pasti sejak dua tahun lalu, pada saat Freya bertemu dengan Lucas untuk pertama kalinya, Lucas selalu mengawasi. Pantas saja, Freya merasa terus diawasi oleh seseorang, ternyata pelakunya adalah Lucas.

"Luna!" panggip Enzy.

Freya langsung membalikkan tubuhnya. Dia melihat wanita yang sudah tua, wajah yang sudah berkeriput dan memakai pakaian layaknya Omega. Freya langsung menunduk, dia ingat bahwa wanita ini adalah Enzy, wanita yang menjadi pelayan Felya. Freya harus bisa menunjukkan sikap yang sama seperti Felya, Freya tak ingin rasa takut dan tak percaya dirinya terpancar oleh Enzy.

Setelah merasa sedikit lebih percaya diri, Freya mengangkat kepalanya. Menatap Enzy dengab senyum anggunnya. "Ada apa?" tanya Freya.

"Ini sudah waktunya makan siang, Luna." Freya melihat nampan yang dibawa oleh Enzy. Nampan yang berisi makanan dan minuman, yaitu sandwich dan juga air putih. Freya mengangguk, dia duduk disebuah sofa yang terletak di dekatnya bewarna merah tua.

Enzy mengambil meja yang memiliki roda. Dia menaruh nampan pada meja tersebut dan menggeser mendekati Freya. Freya meminum air putih terlebih dahulu sampai setengah gelas. "Bisa ambilkan aku air putih dalam jumlah banyak, aku cepat mengalami dehidrasi." Enzy mengangguk. Dia keluar dari kamar Freya, tak lupa menguncinya agar Freya tak kabur.

Freya mendengus mendengar suara kunci. Dia mengambil sepotong sandwich dan memakannya dengan santai. Freya terkekeh geli, ini pertama kalinya dia memerintahkan seorang Omega, biasanya dirinya yang akan diperintah. Memang takdir tak ada yang mengetahuinya.

IMMORTAL QUEEN #Fantasi 2 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang