Pintu macam apa yang Freya masuki ini. Dia sama sekali tak menyangka bahwa penyambutan yang didapatkannya. Hamparan danau dengan ombak yang berkejaran, daun-daun yang bewarna kekuningan karena sudah hampir layu bertebangan juga rerumputan yang melambaikan tangan kepadanya, seolah merayu Freya untuk menghampirinya. Freya masih terdiam, dia tak dapat bergerak lagi, seolah sel sarafnya berhenti bekerja. Otaknya tak dapat berpikir lagi, dia sudah seperti berada di masa depan saat ini.
Teknologi atau sihir, hanya kedua unsur tersebut yang dapat membuat pintu seperti ini. Pintu layaknya portal dan dapat menembus pada tempat yang berbeda. Kalau seperti ini, Freya akan mudah untuk kabur, bahkan sekarang saja dia dapat kabur dari sini. Freya tersenyum, tanpa perlu melompat dari jendela atau menerobos keamanan Istana ini. Freya melangkahkan kakinya keluar, kakinya berpijak pada rerumputan. Waktu yang siang menjelang sore, membuat Freya merasakan hangat.
"Sekali kau melangkahkan kakimu lagi, aku pastikan akan menghilangkan pintu ini, selamanya." Suara dengan nada tinggi, penuh penekanan dan juga tersirat kemarahan. Freya berbalik, dia merasakan keringat dingin menetes pada tangan dan juga keningnya. Lagi-lafi, dia ketahui oleh Lucas. Mata pria itu pasti berada dimana-mana, tak mungkin dia mengetahui apa yang Freya rencanakan.
"Kau yang menyediakan pintu ini. Aku hanya ingin menjelajahi isi kamar saja, tak lebih." Freya menanggapi. Dia jelas tak terima menjadi pihak yang disudutkan disini.
"Lalu apa yang kau lakukan disini, sampai harus keluar dari kamar?" Freya mengalihkan pandangannya, dia membuang muka. Melihat wajah Lucas, membuat Freya merasa dimanipulasi untuk berkata jujur.
"Aku sudah berbicara tadi. Aku hanya ingin menjelajahi kamar saja. Lagian juga, aku tak sengaja menemukan pintu tersebut." Freya melihat wajah Lucas yang tak yakin dengan jawabannya. "Wanita mana yang tak menyukai pemandangan ini. Jangan salahkan aku, aku menyukai danau ini." Freya berjalan, melewati tubuhnya h Lucas dan memasuki kamarnya.
Dia sangat malas berhadapan dengan Lucas. Melihat wajah pria itu, membuat rasa bencinya kembali meningkat. Freya sangat tak menyukai pria yang ringan tangan, emosi Lucas begitu mudah terpancing. Freya sekarang bukanlah orang yang sabar, dia akan membalas siapapun yang menyakitinya, termasuk Lucas.
Lain sisi, Lucas menghela nafasnya kesal. Tangannya menyingkirkan beberapa anak rambut yang menganggu penglihatannya. Dia juga tak bisa asal menyalahkan Freya, Freya tak bersalah. Seharusnya, dia mengunci pintu ini terlebih dahulu, sebelum Freya datang ke Istananya. Lucas berbohong, mengatakan akan menghilangkan pintu ini. Bagaimanapun juga, Felya dan Freya sama-sama menyukai tempat ini, begitu juga dengan Lucas.
Danau ini banyak sekali kenangannya bersama dengan Felya. Tempat ini, sering dijadikan tempat makan siang karena suasana nya sangat baik disaat siang hari. Lucas berbalik, memasuki kamar Freya kembali. Tak lupa, dia mengunci pintu tersebut sehingga tak dapat terbuka lagi. Lucas menyeringai, dia tadi memang sangat kecolongan, tak mengunci pintu ini dan membuat Freya berniat kabur.
Lucas melihat Freya yang tidur, sepertinya. Wanita itu menutupi tubuh juga wajahnya dengan selimut yang tebal. Lucas menghampiri Freya, mengecup pelan puncak kepala Freya yang tak tertutup oleh selimut. Lucas dapat mengetahui bahwa Freya menegang akibat perbuatannya, wanita itu ternyata masih sedikit takut padanya dan tak berani berontak.
Lucas meninggalkan Freya dikamarnya. Dia harus menyelesaikan banyaknya pekerjaan dan menyelesaikan permasalahan yang tengah terjadi di dunia ini. Setidaknya, setelah semua selesai, Lucas dapat bersama dengan Freya selamanya, tak ada lagi yang menganggu mereka.
Lucas tak ingin permasalahan yang terjadi akan sama dengan kejadiannya bersama Felya dulu. Di masa lalu, Lucas tak begitu memperdulikan musuhnya yang membuat kekacauan. Dia terlaku meremehkan, hingga tak mengetahui bahwa musuhnya juga menginginkan Mate nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMMORTAL QUEEN #Fantasi 2 (End)
WerewolfSEQUEL DARI IMMORTAL QING. Lima puluh tahun, selama itu Lucas tinggal sendiri. Tanpa ada seorang Mate. Seluruh rakyatnya selalu saja menanyai, diamanakah Luna kami? Tanpa tahu bahwa calon Luna telah meninggal sebelum pengangakatannya. Selama ini, Lu...