Part 17

3.5K 319 39
                                    

Kalau ada typo, tandai ya.

2.7 K🎉

🍭

🍭

🍭

Tatapan tajam mereka dapat membuat nyali seseorang menciut. Harapan dan motivasi yang sudah didapatnya, kini menghilang. Membuat dirinya menjadi seperti awal. Rasa takut, khawatir dan benci bercampur menjadi satu.

Jantungnya berdebar kencang, bukan bermakna cinta. Tangannya bergetar hebat, hingga membuat dia tak bisa mengendalikan diri. Suara hiruk pikuk pesta ini seolah lenyap pada pendengaran nya. Efek mereka pada diri Freya begitu besar, membuatnya merasa trauma.

Meski sudah memberikan keyakinan pada diri sendiri, masih saja ada rasa tak yakin. Pesta ini sangat ramai, ia takut akan dipermalukan Livy lagi. Sudah cukup ia malu dengan penampilannya yang buruk ini, entah apa maksud Livy melakukan ini semua.

Dengan sekali hembusan nafas. Kaki Freya melangkah perlahan mendekati sekelompok orang yang sedang membicarakan pekerjaan. Tangannya masih saja gemetar, Freya takut gelas ini akan jatuh akibat getarannya.

"Jangan, gugup Freya." Mereka masih bum menyadari Freya yang akan mendekat. Ia menengok kebelakang, apa ia harus kabur? Ia masih memiliki sebuah kesempatan untuk kabur dari sini.

Sebelum, Freya berbalik, ia sudah melihat Gavin-- kak pertama Freya yang menatapnya. Kalau sudah seperti ini, ia tak bisa kabur lagi. Jika saja Freya kabur, hukuman pasti akan menantinya.

Hanya Gavin saja yang masih melihat Freya. Sedangkan keluarganya yang lain, tampak sibuk dengan pembicaraan penting. Freya berusaha membangkitkan senyumnya, kini ia sudah berada di dekat mereka.

"Tuan, Nyonya." Belinda menatap malas Freya, dia memberikan penolakan dengan gerakan tangannya. Sedangkan Axton, dia lebih banyak diam dan terlihat tak ingin Freya berada didekatnya.

"Nona Livy."

Livy tersenyum Rama, sangat berbanding terbalik dengan kepribadian yang sebelumnya di tunjukan. "Terima kasih."

Sepasang kekasih yang masih asing di mata Freya itu sesama senang melihat bagaimana sifat Livy yang masih anggun. Mereka berpikir, bahwa Livy benar-benar gadis baik dan memperlakukan orang lain selayaknya.

Freya masih menawari mereka satu persatu minuman. Hanya Livy dan sepasang kekasih itu saja yang menerima penawaran minumannya. Sedangkan kakak-kakaknya yang lain tak ada satupun menanggapinya.

"Dimana Noah? Mengapa sampai saat ini, dia belum juga datang." Kelihatannya Livy begitu resah. Sedari tadi, ia terus saja melihat pintu masuk. Berharap, sang kekasih datang secepatnya.

"Mungkin, saja dia lagi di perjalanan, nak. Bersabarlah, dia tak mungkin meninggalkanmu." Livy mengangguk mendengarkan ucapan Belinda. Noah tak mungkin meninggalkannya pada acara ini? Dia pasti datang dan hanya terlambat sebentar saja.

"Benar, Queen."

Darwin-- kakak ketiga Freya sedari tadi melihat Freya. Freya langsung tersadar, tugasnya di sini sudah selesai. Ia sedikit menunduk dan pergi dari hadapan mereka.

"Wow, dia datang."

"Siapa?"

"Dia, Alpha Lucas Greyson. Sang pemimpin."

"Aku dengar, dia masih belum memiliki Mate?"

"Tidak. Rumornya, dia telah memiliki Mate. Hanya saja, Mate nya mati sebelum acara pengangkatan Luna."

IMMORTAL QUEEN #Fantasi 2 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang