Part 30

3.5K 312 44
                                    

Kalau ada typo, tandai ya.

6,07 K

Freya menjatuhkan tubuhnya pada tikar, yang menjadi tempat tidurnya. Ia sudah sangat lelah berlatih hari ini. Padahal, semua yang ia lakukan tadi hanya sebuah dasar bela diri saja. Bahkan saat ia menembak buah itu dengan menggunakan sebuah tombak saja, ia harus menghabiskan waktu yang sangat lama.

Tangannya meraba-raba pada lantai tanah gubuknya. Mencapai sebuah benda seperti cangkang yang menampung air bersih. Freya menutup cangkang itu dengan menggunakan daun bersih, agar tak ada kotoran yang memasuki cangkang tersebut. Dia membangunkan diri, menghabiskan air dalam cangkang tersebut. Freya sudah tak merasakan haus lagi, hanya saja rasa lapar sudah terasa.

Kondisinya yang sangat lelah dan mengantuk, membuat Freya enggan untuk makan. Ia hanya ingin tidur, agar tubuhnya kembali menjadi segar. Matanya tertutup, kesadarannya perlahan mulai hilang. Dia menempuh alam mimpinya.

••••

"FELYA!"

Wanita itu menggelengkan kepalanya. Tangannya membentuk kepalan dan memegang erat tikar nya. Mulutnya seringkali mengeluarkan kalimat-kalimat yang tak jelas. Tidurnya nampak gelisah, bahkan air mata kini mulai berjatuhan, meski matanya tertutup.

Nafasnya mulai memburu. Keringat yang bercucuran pada pelipis dan keningnya, padahal suhu pada saat ini sangat rendah. Perlahan, maniknya terbuka. Menampilkan mata indahnya. Matanya tampak berkaca-kaca, dan tatapannya masih kosong sedari tadi.

"Apa itu?" gumamnya. Dia mengangkat tangannya, melihat telapak tangannya yang memerah. Langsung ia kepalkan tangan, saat mengingat mimpi yang baru saja ia alami. Kepalanya menggeleng kuat mengingat kejadian tersebut.

"Mengapa mimpi ini sangat aneh?" Freya mengambil sebuah karet. Mengikat rambut keritingnya. Rambutnya sangat basah yang disebabkan oleh keringat.

Freya merasa sangat gelisah. Sudah sedari tadi, ia terus mengingat mimpi tersebut. Padahal, menurutnya mimpi itu adalah sebuah hal biasa. Dimana ia kembali menjadi Felya. Berbeda dengan hari kemarin, malam ini Freya bermimpi, tangannya menampar seorang wanita yang merupakan adalah seorang adik dari Lucas.

Tentu saja Lucas marah mengetahui bahwa Freya telah menampar Bella. Bella yang membenci Felya, mengambil kesempatan tersebut untuk memancing emosi Lucas. Bella membicarakan yang tidak-tidak tentang Freya pada Lucas, membuat emosi pria itu semakin bertambah.

Pada akhirnya, Lucas menyakiti Felya. Dia menghina juga menampar Felya, tak memperdulikan wanita itu mengatakan kesaksiannya terlebih dahulu. Tanpa maaf, dia meninggalkan Felya sendiri dikamar. Dengan luka lebam pada sekitaran wajahnya, juga rasa sakit pada hatinya.

Meski yang disakiti adalah fisik Felya, Freya juga ikut merasakannya. Ia sangat kecewa saat melihat Lucas yang ringan tangan padanya. Ia kira, Lucas adalah pria yang berbeda. Pria yang sangat hangat juga rendah hati, ternyata pria itu masih memiliki sisi emosi yang tak terbatas.

Apakah ini alasan mengapa Felya pergi selama-lamanya?

Tentu saja dugaan itu ada benarnya. Freya melihat, meski Felya adalah wanita yang kuat dalam fisiknya. Hanya saja wanita sangat lemah dalam batinnya. Sangat berkebalikan dengan Freya, yang kuat pada batinnya namun lemah dalam fisik.

Kalau seperti ini, Freya juga harus menghindari Lucas. Lucas tak jauh berbeda dengan Noah, mereka adalah pria yang memiliki spesies brengsek. Lebih baik Freya hidup sendiri, setidaknya hidupnya akan aman. Tidak seperti Felya yang akan menangisi Lucas, karena keegoisan pria itu.

IMMORTAL QUEEN #Fantasi 2 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang