Kalau ada typo tandai ya
15,7 K
🍭
🍭
🍭
Tak ada ekspresi diwajahnya. Tak ada kemarahan atau kebahagiaan yang tercetak diwajahnya. Orang-orang yang melewatinya akan mengetahui bahwa dia sedang depresi. Penampilannya yang terbiasa rapih dan segar, kini terdapat kantung hitam yang tercetak jelas di matanya. Wajahnya begitu datar, tatapan matanya menatap lurus ke depan, menatap sebuah tembok.
Disaat beberapa Omega datang dan menaruh minuman untuk sang tamu, dua tetap diam saja. Omega tersebut memberikan sebuah minuman dengan warna merah, sebuah minuman yang memiliki kandungan alkohol yang tinggi. Setelah selesai menyajikan minuman, Omega itu langsung pergi seraya membawa nampan di pelukannya.
Pria itu langsung melirik pada sebuah gelas yang berisi minuman beralkohol tersebut. Tangannya terangkat, mengambil minuman itu. Mencengkeram sekuat mungkin, berusaha memindahkan rasa sakitnya pada gelas tersebut.
Meski sudah sangat kuat mencengkram, gelas kristal itu tak pecah. Dia langsung meminum cairan merah itu. Berharap sebuah emosi yang membeludak dalam dirinya menghilang. Rasa pahit, menyentuh lidahnya, membawa kehangatan di dalam dirinya. Dia memejamkan matanya, dapat dijatuhi bahwa kandungan alkohol dalam minumannya sangat tinggi, hal itu yang membuat dia mulai rileks.
"Axton." Mood pria itu langsung buruk saat dipanggil oleh seseorang yang sangat dia kenali, dari suaranya. Dia langsung menghabiskan minumannya hingga tandas, menaruh gelas kristal ke atas meja.
Dia mengangkat kepalanya, melihat seorang pria yang memakai jas biru tua dengan kemeja putih yang mengerat pada tubuhnya, hingga menunjukkan otot-otot yang sangat tercetak jelas pada kemeja putihnya. Kedua tangan pria itu disimpan ke dalam kantung celana, berjalan santai menuju tamu nya.
Senyum tersungging di wajah tampannya. Dia mengambil tempat duduk di depan Axton yang masih terdiam. "Ada apa kau datang kemari?"
Seorang Omega datang lagi, membawa minuman untuk Noah, menuangkan minuman yang bewarna bening tersebut ke dalam gelas kristal. Noah tersenyum manis pada Omega yang tampak sangat cantik.
Axton yang melihat sikap Noah, rasanya ingin melayangkan satu Bogeman mentah. Dia melupakan sikap Noah yang termasuk pria mata keranjang dan playboy. Dia sangat menyesali merestui hubungannya bersama dengan putri angkatnya, harusnya Axton bisa lebih menjaga Livy.
"Kau bertanya seolah-olah tak terjadi apa-apa selama ini. Kau tahu, keluargaku harus menerima malu. Bukan hanya itu saja, kau bahkan membuat rumor kencan yang menambah keluargaku malu," ucap Axton dengan penuh penekanan disetiap kalimat, siapapun uang mendengarnya akan tahu, bahwa nada suara pria itu penuh dengan kemarahan.
Noah tertawa pelan. Dia begitu menikmati bagaimana wajah marah Axton saat ini. Seperti ada sebuah kebahagiaan besar saja melihatnya. "Memang saat ini kita tak memiliki masalah, benarkan? Kau saja yang terlalu memikirkan sesuatu yang tak penting. Lagian juga, kejadian empat bulan lalu sudah lewat. Ada anak sulung mu yang menggantikan pengantin. Semua sudah selesai, Axton."
Axton langsung membanting gelas kristalnya. Wajah datarnya kini berubah, dia menunjukkan kemarahannya secara terang-terangan dan tak berniat menyembunyikan sedikitpun. Rahangnya mengeras, menimbulkan sebuah tonjolan. "Semua belum selesai Noah. Kau memutuskan hubungan dengan Putriku lalu berhubungan dengan wanita lain."
"Lalu, aku harus apa? Menunggu dia? Dia bahkan belum ditemukan sampai saat ini. Kau tahu sendiri kalau aku bukanlah pria yang sabar. Lebih baik aku berhubungan wanita lain, daripada menunggu dia yang hilang."
KAMU SEDANG MEMBACA
IMMORTAL QUEEN #Fantasi 2 (End)
WerewolfSEQUEL DARI IMMORTAL QING. Lima puluh tahun, selama itu Lucas tinggal sendiri. Tanpa ada seorang Mate. Seluruh rakyatnya selalu saja menanyai, diamanakah Luna kami? Tanpa tahu bahwa calon Luna telah meninggal sebelum pengangakatannya. Selama ini, Lu...