Kalau ada typo, tandai ya.932🎉
"Rencana kita akan berjalan lancar. Aku tak ingin semuanya hancur, ingat kita sudah merencanakan ini sejak jauh hari," ucap Noah.
Seluruh keluarga Wallace mengangguk, mereka juga menginginkan rencana ini berjalan lancar. Sudah berpuluh-puluh tahun, setengah dari rencana telah berhasil, tinggal beberapa langkah lagi mereka dapat menguasai dunia. "Kita akan langsung membunuh dia, setelah kau sudah duduk di kursi singgasana."
Noah menyeringai, impian ia sedari kecil akan terkabul dengan bantuan mereka. Noah sudah tak sabar akan menguasai dunia ini. Dengan ia bisa menggenggam dunia Immortal, seluruh orang akan tunduk dibawah kendalinya. Ia yang akan membuat peraturan bukan ia yang harus mengikuti peraturan.
"Tapi, bagaimana jika dia bisa menemukan Matenya sebelum rencana kita selesai? Kau tahu, kekuatan utama dia berasal dari seorang Mate."
Tangan Noah langsung mengepal, entah mengapa ia sangat tak menyukai kata itu. Baginya seorang Mate sangat tak penting, dan sekarang ia harus cepat mencari Mate sang raja dunia yang akan reinkarnasi, ia yang harus menemukannya lebih dulu sebelum dai yang menemukannya. Kita harus gerak cepat.
"Gunakan seluruh kekuatan, aku ingin Mate dia mati jika sudah reinkarnasi, jangan biarkan mayatnya ditemukan oleh dia, kalau tidak dia bisa membangkitkan lagi jiwa Matenya." Ada rasa tak yakin saat Noah mengucapkan itu, ia merasa tak tega namun membunuh seorang Mate yang memang kedatangan telah ditunggu banyak orang.
Noah langsung mengenyahkan rasa itu, ia jadi bingung sendiri mengapa dirinya begitu simpati pada Mate Raja dunia yang kejam itu. Padahal, biasanya saja ia tega membunuh bayi yang baru lahir.
"Hari sudah malam, saya akan pulang." Thomas beranjak, sebelum ia pergi mereka bersalaman dahulu. Noah juga sempat mencium bibir Livy dan membuat sang empu kesenangan.
Noah memasuki mobilnya, tak lama mobil melaku kencang. Ia teringat dengan kejadian beberapa jam lalu, di mana ia bertemu dengan seorang gadis bertubuh mungil. Noah mencium sesuatu aroma yang sangat menyengat, aroma yang membuatnya terpaku pada satu objek saja.
Sebenarnya Noah tahu apa yang terjadi saat itu. Namun hatinta menolak, ia sangat tak menyukai kejadian ini. Rasanya, Noah ingin menbunuh dirinya sendiri. Bukan tanpa alasan, ada sisi lain dari tubuhnya yang terus memberontak ingin mendekap erat tubuh mungil wanita itu.
Noah takkan membiarkan itu, ia tak mungkin mempermalukan dirinya sendiri dengan melakukan hal seperti itu. Bisa saja, ia dianggap jelek oleh kekuarga Wallace.
Mate. Wanita bertubuh mungil dengan gigi kelinci itu adalah seorang Mate darinya. Seorang Mate yang hanya memiliki wajah jelek nan buruk rupa seperti Upik abu. Astaga, Noah takkan membiarkan hal itu, ia tak ingin memiliki Mate berwajah jelek.
Untuk memiliki Mate dengan wajah cantik dan kasta tinggi, saja ia harus berpikir berulang kali. Noah berencana akan untuk me-reject wanita itu. Apalagi setelah mendengar kastnya.
Flasback on.
Noah terus berjalan dengan didampingi Livy disampingnya. Livy terus saja menempel dengan merangkul tubuh Noah. Pria itu tak keberatan, ia sudah menganggap Livy sebagai mainan selajutnya.
Mereka masuk dalam ruang pertemuan. Beberapa Omega datang untuk menyiapkan tengah hangat pada mereka. Setelah itu, mereka mulai berbincang. Dari hal umum ke hal yang khusus.
Pikiran Noah itu teringat pada satu arah, ia sangat tak fokus saat ini. "Bolehkah aku bertanya."
Seluruh keluarga Wallace langsung terdiam. Mereka menatap Noah, tak biasanya pria itu akan berranya harus izin dahulu. Biasanya, ia akan bertanya sesuka hatinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMMORTAL QUEEN #Fantasi 2 (End)
WerewolfSEQUEL DARI IMMORTAL QING. Lima puluh tahun, selama itu Lucas tinggal sendiri. Tanpa ada seorang Mate. Seluruh rakyatnya selalu saja menanyai, diamanakah Luna kami? Tanpa tahu bahwa calon Luna telah meninggal sebelum pengangakatannya. Selama ini, Lu...