Part 55

2.9K 285 34
                                    

Kalau ada typo tandai ya

14 K🎉

🍭

🍭

🍭

"Kau sudah boleh kembali ke kamarmu." Freya langsung melihat Lucas. Dia melihat mata Lucas dan mencari kebohongan didalamnya. Dia tak menemukan, Freya yakin Lucas bersungguh-sungguh mengucapkan kalimat itu.

"Benarkah? Kau tak berbohong padaku kan?" Lucas menggeleng, membuat Freya menghembuskan nafasnya lega. Akhirnya dia bisa keluar dari ruangan ini. Freya sudah sangat bosan berada di ruangan ini. Dengan di dominan kan warna putih dan tak ada satupun hiasan yang membuat mata Freya terhibur.

"Baiklah. Aku akan tidur agar besok aku bisa keluar dari ruangan ini." Freya menutup tubuhnya dengan selimut, juga dengan wajahnya, namun Lucas cepat menghalangi Freya yang akan menutup wajahnya dengan selimut.

"Jangan, nanti nafasku sesak lagi. Lebih baik, selimut itu kau tutupi saja tubuhmu." Freya mengangguk. Dia menutup matanya, berusaha untuk tidur namun Freya tak merasakan kantuk sedikitpun. Dia ingat bahwa tadi, dia tertidur pada saat siang hari hingga sore. Pantas saja, Freya tak mengantuk lagi, mungkin malam ini, dia akan begadang dengan ditemani Lucas. Freya jadi menyesal tidur pada saat siang hari tadi, dia cukup tak betah berada di dekat Lucas sampai saat ini.

"Kalau kau tidak bisa tidur, lebih baik jangan dipaksa tidur," ucap Lucas, dia melihat Freya yang masih belum tidur juga. Dari gelagatnya, dapat Lucas ketahui bahwa saat ini Freya sedang tak mengantuk. Ditambah Lucas tadi memperhatikan Freya dari cctv yang sedari siang hingga sore dia tertidur.

Freya langsung membuka matanya. Dia menghembuskan nafasnya kasar. "Aku ingin tidur. Aku ingin waktu cepat berjalan hingga hari esok. Aku ingin keluar dari ruangan ini."

"Apa lagi keinginanmu?" Lucas ingin tahu lebih banyak keinginan Freya. Dia akan berusaha mengabulkan seluruh keinginan Freya, kecuali sesuatu yang tak ia sukai, salah satunya adalah me-reject dirinya.

Freya berpikir sejenak. Jika ditanya keinginan, pasti tak terbatas, keinginan Freya itu banyak karena dia juga termasuk manusia yang memiliki hawa nafsu. "Kau tahu, bagiku keinginan dan kebutuhanku itu sama. Meski banyak orang yang menentang ide bahwa keinginan dan kebutuhan itu berbeda, tapi aku justru menyamakannya. Aku ingin dan aku butuh hidup yang damai, sudah hanya itu saja."

"Aku tak memikirkan banyak tentang keinginan. Oleh karena itu, dahulu aku ingin pindah ke hutan saja. Setidaknya hidup di sana jauh lebih damai, hidup apa adanya dan tak ada masalah besar lagi yang menghampiriku. Terutama, aku bisa bersosialisasi langsung dengan para binatang di sana." Freya melihat Lucas sejenak, pria itu terdiam mendengar ucapannya. Memang ide Freya begitu aneh Dinata orang awam. Siapa yang ingin tinggal dalam hutan, tak ada kesenangan sekalipun dalam hutan dan justru dihantui oleh para binatang buas dan monster mengerikan. Namun, Freya tak perlu cemas, dia sudah bisa mengatasi masalah utama tersebut.

"Tapi takdir tak membawamu pada keinginan terbesarmu."

"Kau salah. Takdir hidupku, kini bisa aku tentukan sendiri. Aku bisa hidup damai, namun ada dua hal yang belum ku selesaikan saat ini. Kau pasti tahu hal apa yang ingin aku selesaikan."

"Aku tahu dan aku tak ingin kau melakukan sesuatu yang ada dalam pikiranmu. Jika kau melakukannya, aku sendiri akan menggunakan cara kasar agar kau dapat menuruti ucapan ku." Mendengar itu, Freya langsung membalikkan tubuhnya, membuat dirinya memunggungi Lucas saat ini. Dia sangat menyesal mengungkapkan keinginan terbesarnya yang membuat dirinya justru terancam.

IMMORTAL QUEEN #Fantasi 2 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang