Part 8

3.4K 285 37
                                    

Kalau ada typo, tandai ya.

1,03 k🎉🎉

🍭

🍭

🍭

"Wow, aku tak tahu kau memiliki pekerjaan yang memalukan."

Dihadapan Freya saat ini, sudah Livy yang menyeringai dengan tangan yang bersedekap dada. Jujur, Freya tak tahu apa maksud dari ucapan Livy. Apa Livy tahu ia sudah memiliki pekerjaan? Namun, mengapa dianggap memalukan, ia bekerja sebagai pelayan toko, baginya itu tak masalah.

Livy maju beberapa langkah, hingga kini jarak meteka dekat. Freya merasa takut sendiri, bagaimana tidak seringaian milik Livy berarti mimpi buruk untuknya. "Pulang sore dengan diantar pria tua?"

Tanpa aba-aba, Livy langsung menarik tangan Freya dengan kuat dan kasar. Freya sudah meminta dilepaskan, namun Livy tak peduli. Ia seperti nendapatkan mainan baru untuk menghiburnya.

Mereka memasuki gerbang utama, banyak Warrior yang melihat namun tak terlintas sedikitpun dari mereka yang berniat ingin menolong Freya. Tubuh Freya tiba-tiba terdorong ke depan. Ia tak bisa menahan kekuatan Livy yang tak main-main.

Freya mengangkat kepalanya, di hadapannya saat ini telah ada keluarga-nya yang menatap Livy heran. Namun, ada juga guratan kesal karena melihat Freya yang membuat mood mereka buruk.

"Ada apa ini Livy. Mengapa kau membawa wanita ini ke sini?" tanya Belinda.

"Ibu, aku tadi melihatnya pulang diantar oleh seorang pria. Dia sudah pergi dari pagi tadi, aku tak dapat memikirkan apa yang mereka lakukan."

Freya membelalak tak percaya. Ia jelas tahu kemana arah pembicaraan ini. Lagi, ia akan mendapat tuduhan tanpa bukti, Freya gemetar ketakutan. Ia tak ingin lagi berhadapan dengan para algojo berbadan besar itu. "Tidak, ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Aku hanya--"

"Hanya apa? Tidur bersama pria tua itu? Kau bahkan menjual tubuhmu pada pria di luar sana. Ck, memalukan."

Belinda beranjak menuju Freya. Tiba-tiba, ia langsung menapar pipi Freya dengan kuatnya sehingga terdengar suara nyaring akibat tamparan itu. Freya langsung tersungkur jatuh, ia memegang pipinya yang terasa sangat panas dan sakit, ia yakin pasti ada jiplakan tangan bekas Belinda di pipinya.

"Kau berhenti menyusahkan keluarga ini. Jika ada orang luar tahu tentang perilaku kamu, akan kubuat kau mati," teriak Belinda. Ia menarik rambut Freya hingga Freya mendongak, rasa sakit di rambutnya tak mampu membuat siapa saja merasakan empati padanya. Rasanya, rambut Freya akan lepas dari kulit kepalanya. "Aku tak ingin nama Wallace jelek karena mu. Kau tahu, aku bahkan harus menahan malu saat kau tak memiliki aura dan kekuatan apapun. AKU SANGAT MALU."

Bellinda kembali mendorong Freya. Freya menangis, bukan rasa sakit karena fisiknya dilukai. Tapi sakit saat mendengar pengakuan ibunya yang secara blak-blakan.

Axton beranjak. Ia menghampiri istrinya dan mengusap punggung sang istri. "Lebih baik kau tenangkan dirimu sendiri. Aku tak ingin melihat istriku sakit hanya karena menghadapi anak yang tak berguna ini."

Tak berguna.

Freya menahan semua rasa sesaknya yang melandanya. Lagi hanya masalah kekuatan ia dianggap tak berguna. Memangnya Freya mau dilahirkan tanpa kekuatan? Tidak, Freya sangat tidak ingin.

Belinda mengangguk lalu ia mendudukan dirinya di sofa. Ia mengalihkan pandangannya, enggan melihat anak kandungnya yang tersiksa. Tak ada rasa kasihan seperti ibu pada umumnya melihat anaknya seperti ini. Yang ada justru rasa benci dan kesal saja.

IMMORTAL QUEEN #Fantasi 2 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang