SEMBILAN BELAS

45.1K 3.9K 134
                                        

'Lagi malas bijak, diam aja deh'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Lagi malas bijak, diam aja deh'

***

"Iya, cewek itu gue." Delta berkata lirih, nyaris tak terdengar. Semoga saja temannya itu tidak mendengar. Walaupun sedikit tidak rela Delta akhirnya memberitahukan Yara. Ia merasa Yara adalah sahabatnya, dimana tempatnya untuk mencurahkan hati. Mustahil jika ia akan curhat masalah itu pada Aisyah dan Agam.

"Kan... Apa gue bilang, itu lo." Yara memekik sambil menggebrak meja. Bunyi pukulan Yara tidak senyaring suaranya, Tia dan Dita yang sedang membuat minuman sampai menoleh penasaran. Beberapa siswa siswi yang berada di kantin juga menoleh kaget dan penasaran.

"Jangan nyaring-nyaring dong, gue gak mau yang lain dengar. Cuma lo yang tau, gue harap ini gak bocor sama siapapun." Pinta Delta sungguh-sungguh, seseorang yang tidak pernah menjalin hubungan seperti Delta ini pasti akan merasa malu jika teman-teman mengetahuinya. Karena yang namanya mulut dan hati teman tidak bisa kita jaga, dia akan membuat kita sengsara dan malu lewat perkataannya. Bukan perkataan yang pedas, sakit, sadis, tapi ledekan dan godaan yang tidak ada habisnya, dimanapun, kapanpun, bahkan pada saat jam belajar.

"Tenang aja mulut gue udah dilapisi cat. Jadi no drop, no bocor-bocor." Yara mengedipkan sebelah matanya pada Delta.

"Kalau lo ngapa-ngapin lagi sama kak Dama, jangan lupa cerita sama gue." Mata yara terbinar-binar disertai tawa kecilnya.

Delta menjitak kepala temannya yang tidak tau diri itu "Lo kira gue apaan, emang gue mau ngapain lagi sama kak Dama. Orang gue bukan siapa-siapanya. Yang kemarin itu cuma kebetulan dan lagi mendesak. Udah petang dan gak ada kendaraan umum yang lewat, jadi gue nebeng sama dia."

Yara menganguk-anggukkan kepala seraya menahan senyumnya. "Oh, jadi lo mau jadi siapa-siapanya nih.."

Sudah jelas bukan, baru beberapa menit yang lalu Delta memberitahu temannya ini langsung menggodanya. "Apaan sih.. gue cuma memperjelas keadaan aja." Wajah dan kuping Delta memerah.

"Hmm gitu.." Yara berdeham, masih disertai dengan wajah yang membuat Delta ingin menampolnya.

Delta mendengus dan memutar bola matanya malas, ia mengalihkan pandangannya pada sekitar kantin daripada memandang teman yang ada didepannya.

"Danu!" Panggil Delta, ia melihat Danu seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Lehernya bergerak-gerak, matanya menelisik area kantin tidak sabaran, disertai dengan langkah kaki yang tergesa-gesa.

"Eh.. kalian kemana aja sih, gue tuh nyariin kalian berdua daritadi." Nafas Danu masih memburu, terengah-engah menatap Delta dan Yara.

"Kenapa?" Yara bertanya penasaran dan sedikit khawatir. Tampang Danu saat ini bukan sedang bercanda, memang terlihat seperti sedang terdesak.

"Kita disuruh kumpul dilapangan pas istirahat kedua. Kenapa kalian gak kumpul, cepat ayo kesana. Ntar gue diseri kalau kelamaan." Setelah itu Danu langsung berlari meninggalkan area kantin yang terletak di lantai 4, menuruni anak tangga untuk menuju lapangan sekolah yang berada dilantai 1. Delta dan Yara yang tak kalah kaget, tanpa berpikir panjang akan makanan dan minumannya itu mengikuti jejak Danu.

DAMARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang