'Lama!'
***
Menarik nafas dalam-dalam, merenggangkan kedua tangan dan kaki sebagai langkah persiapan. Perlu kesabaran, trik yang tepat, dan doa agar semuanya berjalan dengan lancar.
Damara terlihat serius dengan sesuatu dihadapannya. Sementara Delta turut terbawa suasana oleh Damara, ikut-ikutan memerhatikan mesin capit dan Damara secara begantian dengan seksama. Dahi Damara mengerut, begitu pula dengan dahi Delta.
Menggerakkan capit ke kanan-kiri dan depan-belakang setelah melakukan transaksi dengan menggesekkan kartu. Menentukan posisi yang pas agar capit tersebut luruh dan mencengkram boneka dengan baik saat tombol merah di pencet.
Keberuntungan di dapatkan oleh Damara atas berhasilnya ia mengeluarkan satu buah boneka dari mesin capit pada percobaan pertama.
"Wahhh, dapat!" dengan semangat 45 Delta merongoh kolong mesin capit.
"Lucu" Delta menempelkan boneka pada pipinya saking gemasnya.
Kembali kartu itu Damara gesek untuk memulai permainan. Naas-nya pada permainan kedua boneka yang dicapit terlepas. Pada babak selanjutnya hingga kesepuluh tetap saja Damara belum bisa mengeluarkan boneka dari dalam box.
Beberapa faktornya ialah tidak tepat sasaran saat menjatuhkan capit, boneka terlepas saat hampir mencapai lubang, atau bahkan tanpa sengaja memencet tombol merah sehingga capit luruh begitu saja tanpa di arahkan ke sasaran terlebih dahulu.
"Gak bisa wlee" Delta mengejek Damara dengan menjulurkan lidahnya.
"Diam aja di situ," sinis Damara. Lagi dan lagi, hal yang di lakukannya. Gesek kartu, menggerakkan alat kontrol capit, dan menekan tombol merah.
Delta yang telah kelelahan di waktu permainan keenam Damara, mendudukkan dirinya di lantai, tepatnya di sebelah kolong mesin capit. Tempat keluarnya boneka.
Bum
Suara jatuhan dari kolong mesin capit. Menilik kolong tersebut, dan benar saja sesuai harapannya itu bunyi dari boneka jatuh. Ketika ia telah menyimpan boneka kedua di pangkuannya, bunyi yang sebelumnya terdengar lagi. Pasti Damara sudah mendapatkan trik yang tepat.
Kini boneka yang ada di pangkuan Delta berjumlah sembilan. Tentu saja kesembilan boneka itu dikeluarkan tidak selancar air yang mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah. Di sela-sela permainan pasti zonk, tapi tidak zonk seperti sepuluh permainan pertama yang gagal secara beruntun.
"Udahan deh Kak, capek." Delta menumpukan kepalanya pada box boneka ketika Damara kembali mendapatkan kegagalan.
"Aku yang main kenapa kamu yang capek"
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMARA [END]
Teen FictionAkan ada waktu dimana Senior tunduk pada Junior Damara Hanif Khaeru seorang Purna Paskibraka Nasional dan juga ketua Paskibra SMA Erlangga. Dikenal dengan sosok yang berprestasi namun buruk di kalangannya. Datar, dingin, cuek, kaku, bossy, dan tegas...